Updates from Desember, 2021 Toggle Comment Threads | Pintasan Keyboard

  • erva kurniawan 1:30 am on 31 December 2021 Permalink | Balas  

    Pernikahan Agung 

    One Day One Sirah

    57

    السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

    Pernikahan Agung

    Sahabat fillahku, Khadijah memiliki teman seorang wanita bangsawan bernama Nafisah binti Munyah. Nafisah tahu setelah suami kedua Khadijah meninggal, banyak bangsawan Quraisy yang melamarnya, namun Khadijah menolak semua itu. Nafisah tahu bahwa Khadijah takut semua lamaran itu hanya bertujuan mengincar hartanya. Lebih dari itu, Nafisah juga tahu bahwa yang diinginkan Khadijah adalah seorang laki-laki berakhlak agung. Nafisah juga tahu bahwa ada satu laki-laki yang seperti itu di Mekah: Muhammad.

    Karena itulah, begitu Khadijah membuka diri kepadanya tentang Muhammad, Nafisah tidak terkejut lagi. Khadijah meminta Nafisah mencari jalan untuk mengetahui bagaimana pandangan Muhammad tentang diri Khadijah. Maka, ketika Muhammad dalam perjalanan pulang dari Ka’bah, Nafisah menghentikannya. Nafisah pun bertanya, “Wahai Muhammad, Anda telah menjadi seorang pemuda. Banyak lelaki yang lebih muda daripada Anda telah menikah dan beberapa di antaranya bahkan telah mempunyai anak. Mengapa Anda tidak menikah?”

    “Aku belum mampu menikah, ya Nafisah. Aku tidak mempunyai kekayaan yang cukup untuk menikah.”

    “Apa jawaban Anda jika ada seorang wanita yang cantik, kaya, dan terhormat mau menikah dengan Anda walaupun Anda miskin?”

    Muhammad balik bertanya dengan sedikit terperangah, “Siapakah wanita yang seperti itu?”

    Nafisah tersenyum, “Wanita itu adalah Khadijah putri Khuwailid.”

    Alis Muhammad tambah terangkat, “Khadijah? Bagaimana mungkin Khadijah mau menikah denganku? Bukankah Anda tahu bahwa banyak bangsawan kaya raya dan kepala kepala suku di Arab ini yang telah melamarnya dan ia telah menolak mereka semua?”

    “Jika Anda mau menikahinya, katakan saja dan serahkan semuanya kepadaku. Aku akan mengurus semuanya.”

    Ketika Abu Thalib menyetujuinya, Muhammad pun mengiyakan Nafisah. Maka, pernikahan pun dilangsungkan. Sebagai pengantin, Muhammad datang didampingi paman-pamannya yang ikut berbahagia.

    Bagaimanakah suasana pernikahan yang agung ini?

    Nantikan esok ya….
    Insya Allah

    Kisah ini diambil dari Buku Muhammad Teladanku

     
  • erva kurniawan 1:29 am on 30 December 2021 Permalink | Balas  

    Ketika Allah Sudah Mencintai Hambanya 

    ONE DAY ONE HADITS

    Oleh Ustadz Muslih Rosyid
    Ketika Allah Sudah Mencintai Hambanya

    عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ- رَضِيَ اللهُ عَنْهُ- قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ : » إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ، وَلاَ يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَلَئِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِن اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيْذَنَُّّه « رواه البخاري

    “Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘ Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman: ‘barangsiapa yang memusuhi wali-Ku, maka sungguh! Aku telah mengumumkan perang terhadapnya. Dan tidaklah seorang hamba bertaqarrub (mendekatkan diri dengan beribadah) kepada-Ku dengan sesuatu, yang lebih Aku cintai daripada apa yang telah Ku-wajibkan kepadanya, dan senantiasalah hamba-Ku (konsisten) bertaqarrub kepada-Ku dengan amalan sunnah hingga Aku mencintainya; bila Aku telah mencintainya, maka Aku adalah pendengarannya yang digunakannya untuk mendengar, dan penglihatannya yang digunakannya untuk melihat dan tangannya yang digunakannya untuk memukul dan kakinya yang digunakannya untuk berjalan; jika dia meminta kepada-Ku niscaya Aku akan memberikannya, dan jika dia meminta perlindungan kepada-Ku niscaya Aku akan melindunginya”. (H.R.al-Bukhâriy)

    Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

    1- Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan orang yang menjadi wali Allah Ta’ala (kekasih Allah Ta’ala) yang benar, yaitu orang yang selalu menetapi ketaatan dan ketakwaan kepada Allah Ta’ala dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

    2- Wali Allah adalah orang yang selalu mendekatkan diri kepada-Nya dengan mengamalkan ketaatan, mengerjakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya dan memperbanyak amal-amal sunnah, maka Allah membalasnya dengan penjagaan dan pertolongan-Nya.

    3- Perbedaan antara wali Allah dan wali Setan (musuh Allah Ta’ala) adalah bahwa wali Allah Ta’ala selalu mengerjakan amal shaleh yang mendekatkan diri kepada-Nya, sedangkan wali Setan selalu melakukan perbuatan maksiat dan meninggalkan amal shaleh.

    4- Maka jika ada seorang yang mengaku sebagai wali padahal dia tidak memahami dan mengamalkan amal-amal shaleh yang bersumber dari petunjuk al-Qur-an dan sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, ketahuilah dia itu adalah wali setan dan bukan wali Allah Ta’ala.

    5- Derajat/tingkat kewalian manusia berbeda-beda sesuai dengan tingkat keimanan dan ketakwaan mereka kepada-Nya

    6- Tingkat/derajat kewaliaan ada dua,
    a- Derajat as-Sabiqun al-Muqarrabun (orang-orang yang sangat dekat kepada Allah Ta’ala dan selalu bersegera/berlomba dalam kebaikan). Inilah tingkatan yang teringgi, yaitu orang-orang selalu mendekatkan diri kepada-Nya dengan mengerjakan amal-amal shaleh yang wajib dan menjauhi perbuatan-perbuatan yang haram, serta berupaya keras melakukan amal-amal sunnah yang dianjurkan dalam Islam dan meninggalkan perkara-perkara yang makruh (dibenci).

    b- Derajat al-Muqtashidun Ashabul yamin (Golongan kanan yang bersikap sederhana dalam beramal), yaitu orang-orang yang selalu mendekatkan diri kepada-Nya dengan menunaikan dan menyempurnakan amal-amal shaleh yang wajib serta menjauhi perbuatan-perbuatan yang haram.

    7- Wali Allah Ta’ala akan selalu mendapatkan bimbingan dan penjagaan Allah Ta’ala dalam pendengaran, penglihatan dan seluruh perbuatan anggota badannya agar mereka selalu berada di atas keridhaan-Nya dan jauh dari segala keburukan.

    8- Demikian pula dia memiliki kedudukan istimewa di sisi Allah Ta’ala, yang menjadikannya jika memohon maka Allah Ta’ala akan mengabulkan permohonannya dan jika meminta perlindungan maka Allah Ta’ala akan memberikan perlindungan kepadanya, sehingga dia akan menjadi orang yang selalu dikabulkan doanya karena kemuliaannya di sisi Allah Ta’ala.

    9- Jadi, setiap orang yang menempuh selain jalan yang sudah disyari’atkan oleh Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, maka dia tidak akan mencapai wilâyatullâh (kewalian yang dianugerahkan oleh Allah) dan mahabbah-Nya. · Setiap Muslim sangat menginginkan agar doanya dikabulkan, amalannya diterima, permintaannya diberi serta mendapatkan perlindungan dari-Nya. Hal ini semua adalah tuntutan yang amat berharga dan anugerah yang agung yang tidak akan dapat dicapai kecuali oleh orang yang menempuh jalan menuju wilâyatullâh, yaitu melaksanakan ibadah-ibadah yang diwajibkan-Nya plus ibadah-ibadah sunnah seoptimal mungkin diiringi dengan niat yang tulus (an-Niyyah al-Khâlishah), mengikuti Nabi serta berjalan diatas manhajnya (al-Mutâba’ah). 

    Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur’an :

    1- Setiap orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah adalah wali Allah Ta’ala.

    أَلا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ. الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ. لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ، لا تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ، ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

    “Ketauhilah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa (kepada Allah). Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar” (QS Yuunus: 62-64).

    2- Keutamaan ibadah nawafil (sunnah)

    ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ

    Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri, dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih cepat berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.[Fathir : 32]

    3- Allah mencela orang-orang yang mengaku-ngaku dirinya suci

    أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يُزَكُّونَ أَنْفُسَهُمْ بَلِ اللَّهُ يُزَكِّي مَنْ يَشاءُ وَلا يُظْلَمُونَ فَتِيلاً

    Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih. Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak dianiaya sedikit pun.[An Nisa:49].

     
  • erva kurniawan 1:27 am on 29 December 2021 Permalink | Balas  

    Perasaan Khadijah 

    One Day One Sirah

    56

    السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

    Perasaan Khadijah

    Beberapa bulan setelah kepergiannya, kafilah Mekah pun datang kembali. Di tempat perhentian Marr Al Zahran, sehari perjalanan dari Mekah, para agen biasanya mendahului datang ke Mekah untuk memberi laporan perdagangan. Muhammad pun demikian. Ia lebih dulu tiba di Mekah. Namun, sebelum bertemu Khadijah, ia berthawaf dulu tujuh keliling mengelilingi Ka’bah.

    Dari atas balkonnya yang megah, Khadijah bergegas datang menyambut dan Muhammad pun melaporkan hasil penjualan, barang yang dibeli, serta berbagai pengalaman kecil dalam perjalanan. Saat itu, Khadijah sudah sangat terkesan dengan hasil yang diperoleh Muhammad, tetapi itu belum seberapa. Setelah Muhammad pulang, Maisarah menceritakan sendiri kesan-kesannya terhadap Muhammad.

    “Sungguh, belum pernah aku melihat pemuda yang demikian sempurna memandang masa depan. Keputusan-keputusannya selalu tepat dan perkiraannya tidak pernah salah. Ia juga sangat jujur dan sopan, ” demikian sebagian kisah Maisarah.

    Khadijah betul-betul sangat terkesan dengan agen barunya itu. Waraqah bin Naufal pun datang dan mendengar sendiri kisah Maisarah tentang Muhammad. Ada hal yang aneh pada diri Maisarah. Biasanya, ia sangat menekankan laporannya pada masalah masalah bisnis. Akan tetapi, kini persoalan dagang seolah-olah menjadi hal kecil. Yang dibicarakan Maisarah kali ini melulu tentang Muhammad, Muhammad, dan Muhammad. Padahal, keuntungan yang mereka dapat kali ini benar benar luar biasa. Jika dikatakan bahwa Khadijah memiliki “Sentuhan Emas”, tepatlah apabila Muhammad disebut memiliki “Sentuhan penuh berkah”.

    Ketika Waraqah telah mendengar semua itu, ia tenggelam dalam pemikiran yang sungguh sungguh. Setelah cukup lama berdiam diri, ia berkata kepada Khadijah, “Mendengar darimu dan dari Maisarah mengenai Muhammad dan juga dari apa yang kulihat sendiri, aku berpendapat bahwa ia memiliki semua sifat dan kemampuan sebagai seorang utusan Allah. Mungkin dialah yang ditakdirkan untuk menjadi salah seorang di antara para rasul pada masa yang akan datang.”

    Kita lanjutkan besok ya kisahnya…Insya Allah

    Kisah ini diambil dari Buku Muhammad Teladanku

     
  • erva kurniawan 6:25 am on 28 December 2021 Permalink | Balas  

    Mukmin Harus Mencari Ilmu Kebaikan 

    ONE DAY ONE HADITS

    Oleh Ustadz Muslih Rosyid
    Mukmin Harus Mencari Ilmu Kebaikan

    عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال :
    ( لَن يَشبَعَ المُؤمِنُ مِن خَيرٍ يَسمَعُهُ حَتَّى يَكُونَ مُنتَهَاهُ الجَنَّةُ ) 

    Dari abu Said al Khudri dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda “ Orang yang beriman itu tidak pernah puas mendengarkan hal-hal yang baik sampai dia mencapai syurga”[Hr. At-Tirmidzi] dan dishahihkan Al-Hakim(4/129)

    Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

    1- Dalam hadits diatas di sebutkan bahwa seorang Mukmin harus mencari ilmu kebaikan, baik kebaikan untuk di dunia maupun di akhirat yang kelak bisa mengantarkannya menuju nikmat Allah yaitu Surga.

    2- Mukmin yang mencari ilmu kebaikan harus berfikir secara Islami.

    3- Agama Islam menganjurkan mempergunakan akal pikiran untuk menganalisa, meneliti semua makhluk dan alam benda ciptaan Allah ini, agar iman dan keyakinan semakin hidup dan semakin tinggi mutunya.

    4- Manusia melihat semua alam ciptaan Allah Ta’ala yang ditangkap oleh penglihatan, dipikir di dalam alam pikirnya, dirasakan pertimbangannya dalam hati, sebagai anugerah Tuhan yang perlu dimanfaatkan sebagai ibadah.

    5- Berfikir itu pelita yang hidup di dalam hati manusia. Ia merupakan jalannya perasaan yang dikirimkan melalui otak manusia untuk dilaksanakan oleh aggota badan dan panca indera. Hamba Allah yang suka berfikir, akan menghidupkan ruhaninya, menyegarkan otaknya, dan menyegarkan pelaksanaan ibadahnya.

    6- Mukmin yang berfikir secara Islami pada umumnya akan mencari ilmu kebaikan. Sehingga dengan ilmu kebaikan itulah karakter atau akhlak seorang mukmin dapat terbentuk.

    Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran:

    • Merekalah orang-orang yang mendapat berita gembira dalam kehidupan dunia dan akhiratnya.

    فَبَشِّرْ عِبَادِ الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ ۚ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمْ أُولُو الْأَلْبَابِ

    Oleh itu gembirakanlah hamba-hambaKu yang berusaha mendengar perkataan-perkataan yang sampai kepadanya lalu mereka memilih dan menurut akan yang sebaik-baiknya (pada segi hukum ugama); mereka itulah orang-orang yang diberi hidayah petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang berakal sempurna.
    [Surat Az-Zumar :17- 18].

     
  • erva kurniawan 6:23 am on 27 December 2021 Permalink | Balas  

    Berdagang ke Syam 

    One Day One Sirah

    55

    السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

    Berdagang ke Syam

    Di perjalanan, Muhammad mendapati bahwa Maisarah adalah teman yang baik. Dengan senang hati, Maisarah menunjukkan dan menceritakan sejarah berbagai tempat menarik yang mereka lewati. Muhammad juga menemui bahwa anggota kafilah yang lain sangat ramah dan akrab terhadapnya. Setelah satu bulan berjalan, tibalah mereka di Syiria.

    Setelah beristirahat beberapa hari, mulailah para pedagang menuju ke pasar. Walaupun ini adalah pengalaman pertama. Muhammad sama sekali tidak bingung dengan tugasnya. Maisarah tercengang melihat kelihaian Muhammad mengambil keputusan, pikirannya yang tajam, serta kejujurannya. Semua barang yang mereka bawa laku terjual dengan jumlah keuntungan yang belum pernah didapatkan Khadijah sebelum itu. Setelah itu, Muhammad membeli barang-barang berkualitas yang pasti akan terjual dengan harga tinggi di Mekah.

    Di Syiria itu, setiap orang yang berjumpa dengan Muhammad pasti sangat terkesan olehnya. Penampilan Muhammad sangat mompesona, ramah dan sangat besar perhatiannya pada setiap orang. Di tengah-tengah kesibukan itu, Maisarah melihat bahwa Muhammad selalu memanfaatkan setiap waktu senggang untuk menyendiri dan berpikir. Ini benar benar tidak lazim bagi Maisarah. Ia tidak menyadari bahwa tuan mudanya ini memang sangat terbiasa meluangkan waktu untuk memikirkan nasib umat manusia.

    Muhammad juga amat heran melihat perpecahan berbagai kelompok Nasrani di Syiria. Setiap masing masing dari mereka memiliki jalan dan pendapat sendiri padahal seharusnya mereka bergabung dalam satu kelompok. Manakah yang paling benar dari semuanya? Pikiran pikiran seperti ini membuat mata Muhammad selalu terbuka pada saat orang orang lain terlelap tidur.

    Akhirnya, waktu untuk pulang pun tiba. Oleh-oleh untuk handai taulan pun dibeli dan semua barang dikemas. Waktu pulang adalah waktu yang paling menggembirakan karena mereka akan berjumpa lagi dengan orang orang tercinta di kampung halaman. Mereka tidak sabar lagi mendengar tawa ria anak-anak mereka saat kembali nanti dan mereka sadar jika waktu itu tiba, tidak akan kuat lagi mereka menahan air mata.

    Nantikan besok kelanjutannya …. InsyaAllah

    📝Catatan Tambahan📝

    *Hari Jumat *

    Hari Jumat pada zaman jahiliyah adalah hari bersuka ria di seluruh jazirah. Semua orang sibuk di pasar. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa pernah khutbah Jumat Rasulullah hampir terganggu karena saat itu datang kafilah membawa barang dagangan. Pada hari Jumat, semangat berdagang mengaliri darah semua orang pada kala itu.

    Kisah ini diambil dari Buku Muhammad Teladanku

     
  • erva kurniawan 6:22 am on 26 December 2021 Permalink | Balas  

    Pentingnya Menuntut Ilmu 

    ONE DAY ONE HADITS

    Oleh Ustadz Muslih Rasyid
    Pentingnya Menuntut Ilmu

    عن أبي هريرة رضي اللَّه عنه أنه قال، قال رسول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
    الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلاَّ ذِكْرَ اللَّهِ وَمَا وَالاَهُ أَوْ عَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ

    Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
    “Dunia dan seluruh isinya dilaknati, kecuali dzikir mengingat Allah, taat pada-Nya (mau mengikuti tuntunan, pen.), orang yang berilmu (seorang alim) atau orang yang belajar ilmu agama.” (HR Ibnu Majah, no. 4112; Tirmidzi, no. 2322. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

    Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

    1- Kalimat di atas seakan-akan maksudnya adalah dunia itu dicela, artinya dunia itu tidak dipuji kecuali bagi yang rajin berdzikir, yang beribadah pada Allah, seorang alim, atau yang mau belajar atau mendalami agama.

    2- Kesimpulannya jika ingin selamat maka jadilah bagian dari empat orang berikut ini:
    -Orang yang rajin berdzikir
    -Orang yang beribadah sesuai tuntunan

    • Orang yang ‘alim (berilmu)
    • Orang yang mau belajar.

    3- Dari Al-Hasan Al-Bashri, dari Abu Ad-Darda’, ia berkata,

    كُنْ عَالِمًا ، أَوْ مُتَعَلِّمًا ، أَوْ مُسْتَمِعًا ، أَوْ مُحِبًّا ، وَلاَ تَكُنْ الخَامِسَةَ فَتَهْلَكُ. قَالَ : فَقُلْتُ لِلْحَسَنِ : مَنِ الخَامِسَةُ ؟ قال : المبْتَدِعُ

    “Jadilah seorang alim atau seorang yang mau belajar, atau seorang yang sekedar mau dengar, atau seorang yang sekedar suka, janganlah jadi yang kelima.”

    4- Humaid berkata pada Al-Hasan Al-Bashri, yang kelima itu apa. Jawab Hasan, “Janganlah jadi ahli bid’ah (yang beramal asal-asalan tanpa panduan ilmu, pen.) (Al-Ibanah Al-Kubra karya Ibnu Batthah)

    Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur’an :

    1- Ada banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan atau hanya sekedar menyinggung tentang keutamaan menuntut ilmu,

    وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ

    Tidak sepatutnya bagi orang-orang mu’min itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.[At taubah :122]

    2- Sesungguhnya barang siapa yang berendah diri terhadap perintah Allah, niscaya Allah akan meninggikan kedudukannya dan mengharumkan namanya. 

    يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

    niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Mujadilah: 11).

     
  • erva kurniawan 6:19 am on 25 December 2021 Permalink | Balas  

    Pembicaraan Abu Thalib 

    One Day One Sirah

    54

    السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

    Pembicaraan Abu Thalib

    Pada musim semi tahun 595 Masehi, para pedagang Mekah kembali mulai menyusun kafilah perdagangan musim panas mereka untuk membawa barang dagangan ke Syiria. Khadijah juga sedang mempersiapkan barang dagangannya, tetapi ia belum menemukan seseorang untuk menjadi pemimpin khafilahnya. Beberapa nama diusulkan orang, namun, tidak satu pun yang berkenan di hatinya.

    Mendengar itu, Abu Thalib mendatangi Khadijah dan menawarkan kepadanya Muhammad, keponakannya yang baru berusia 25 tahun, untuk menjadi agen Khadijah. Abu Thalib tahu bahwa Muhammad belum cukup berpengalaman, tetapi ia sangat yakin bahwa Muhammad lebih dari sekadar mampu. Seperti penduduk Mekah lain, Khadijah pun telah mendengar nama Muhammad. Satu hal yang Khadijah yakin adalah kejujuran Muhammad. Bukankah orang Mekah menjulukinya “Al Amin” atau “Orang yang bisa dipercaya”? Maka, Khadijah segera menyetujui tawaran Abu Thalib. Bahkan ia hendak memberi Muhammad upah dua kali lipat daripada yang diberikan kepada orang lain. Oleh karena itu, Abu Thalib pulang dengan gembira.

    Segera saja Abu Thalib dan Muhammad menemui Khadijah yang kemudian menerangkan tentang seluk beluk perdagangan. Otak Muhammad yang cerdas bekerja dengan tangkas. Ia segera memahami semuanya. Tidak satu penjelasan pun yang ia minta diterangkan ulang.

    Maka, kafilah pun disiapkan dengan suara riuh rendah. Khadijah menyertakan seorang pembantu laki-lakinya yang terpercaya. Maisarah, untuk mendampingi Muhammad di perjalanan.

    Diantar Abu Thalib dan paman-pamannya yang lain, Muhammad datang pada hari yang telah ditentukan. Mereka disambut seorang paman Khadijah yang sedang menanti mereka dengan surat-surat perdagangan.

    Pemimpin kafilah membunyikan bel dan semuanya segera berangkat. Pada musim panas, kafilah Mekah berangkat menjelang senja dan terus berjalan pada malam hari. Mereka beristirahat pada siang hari karena perjalanan siang akan sangat melelahkan semua orang. Maka, berangkatlah Muhammad menempuh jalur yang pernah ditempuh bersama pamannya 13 tahun yang lalu.

    Nah, sahabat fillahku, berhasilkah Muhammad menjalankan tugasnya?

    Nantikan besok ya kelanjutannya…In syaa Allah

    📌Catatan Tambahan📌

    Upah untuk Muhammad

    Tadinya, upah yang diberikan Khadijah bagi seorang agen adalah 2 ekor unta. Namun, Abu Thalib menawarnya menjadi 4 ekor unta. Maka, Khadijah pun menjawab, “Kalau permintaan itu bagi orang yang jauh dan tidak kusukai saja akan kukabulkan, apalagi buat orang yang dekat dan kusukai.”

    Kisah ini diambil dari Buku Muhammad Teladanku

     
  • erva kurniawan 6:16 am on 24 December 2021 Permalink | Balas  

    Kesombongan Dapat Mengantarkan Seseorang ke Dalam Neraka 

    ONE DAY ONE HADITS

    Oleh Ustadz Muslih Rosyid
    Sabtu, 28 Agustus 2021 / 19 Muharram 1443H

    Kesombongan Dapat Mengantarkan Seseorang Ke Dalam Neraka

    عَنْ حَارِثَةَ بْنِ وَهْبٍ الخُزَاعِيِّ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ
    قَالَ: أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ قَالُوا بَلَى قَالَ كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ 

    Dari Haritsah bin Wahb Al Khuzai’i dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
    Maukah kamu aku beritahu tentang penduduk neraka? Mereka menjawab iya, Rasulullah bersabda : Mereka semua adalah orang-orang keras lagi kasar, tamak lagi rakus, dan takabur lagi sombong.“ (HR Bukhari dan Muslim).   

    Pelajaran yang terdapat didalam hadist :

    1- Paling sering dan sedang banyak disorot saat ini adalah tentang orang-orang yang menyombongkan diri dengan hartanya. Tidak hanya kesombongan orang kaya, kondisi ini diperparah dengan sombongnya orang yang sebenarnya miskin.

    2- Adapun Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam menyebut kesombongan merupakan sifat yang dapat mengantarkan seseorang ke dalam neraka. Inilah Sebabnya Rasulullah Alergi Terhadap Orang-orang Miskin yang Sombong.

    3- Orang miskin yang sombong termasuk salah satu dari tiga golongan manusia yang dimurkai allah Subhanahu wa Ta’ala,
    Orang tua yang berzina, Penguasa yang suka berdusta dan fakir miskin yang takabur lagi sombong .” (HR. Muslim)

    4- Imam Nawawi dalam kitabnya Nashaih al-‘Ibad menyebut, kesombongan adalah sifat yang buruk bagi siapa pun dan apa pun kondisinya. Namun, bagi orang miskin yang sombong, hal ini adalah keburukan yang lebih parah. 
    Biar miskin asal sombong’, itulah sepotong lagu dangdut yang pernah populer di Tanah Air. Tapi harap bagi masyarakat yang kurang beruntung dalam hal materi, jangan sampai menuruti pesan syair lagu ini.

    5- Yang dimaksud orang miskin yang sombong itu adalah orang-orang miskin yang dalam perilakunya ditunjukan dengan sikap hanya karena menganggungkan kesombongan. Mereka menolak pemberian orang lain, padahal perlu pertolongan.
    Misalnya, pernah terjadi panitia kurban yang dengan susah payah menyerahkan daging kurban ke rumah warga yang miskin namun sambutan orang yang disantuni itu menolak sambil mengucapkan kata-kata yang sombong.
    “Dikira saya tidak bisa membeli daging to.”
    “Padahal daging kurban yang dibagikan panitia juga di dalamnya ada nilai silaturahim dan kebersamaan,”

    6- Imam Nawawi menyebut perkataan orang bijak, “Empat perkara berikut ini adalah jelek, tapi justru masih ada empat perkara lain yang lebih jelek lagi, yaitu:

    • Dosa yang dilakukan pemuda itu jelek, namun lebih jelek lagi adalah perbuatan dosa yang dilakukan oleh orang tua. 
    • Kesibukan segala macam urusan duniawi bagi orang bodoh itu jelek, namun yang lebih jelek lagi jika yang menyibukkan diri dengan urusan duniawi adalah orang ‘alim. 
    • Malas beribadah bagi orang awam adalah jelek, namun yang lebih jelek lagi bila malas beribadah itu dilakukan oleh kalangan ulama dan penuntut ilmu.
    • Takabur lagi sombong bagi orang kaya adalah jelek, tapi lebih jelek lagi jika yang berlaku sombongnya adalah orang fakir miskin .

    Tema hadist yang berkaitan dengan Al quran :

    1- Sebenarnya Islam melarang sikap sombong seperti yang disebutkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Alquran: 

    وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى ٱلْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ 

    “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS Lukman: 18). 

    2- Sifat sombong juga menjadi salah satu ya g dibenci Allah SWT, seperti dalam firman-Nya: 

    إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ

     “Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS. An Nahl: 23).

     
  • erva kurniawan 6:14 am on 23 December 2021 Permalink | Balas  

    WANITA SUCI 

    One Day One Sirah

    53

    السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

    WANITA SUCI

    Sahabat Fillahku, Khadijah mempunyai seorang paman bernama Waraqah bin Naufal. Waraqah adalah sanak saudara Khadijah yang paling tua. Dia Sangat mengutuk kebiasaan bangsa arab Jahiliah yang menyembah berhala sehingga menyimpang jauh dari yang diajarkan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Waraqah sendiri adalah hamba Allah yang setia dan lurus. Dia tidak pernah meminum minuman keras dan berjudi. Dia murah hati terhadap orang orang miskin yang membutuhkan pertolongannya.

    Khadijah sangat terpengaruh pemikiran Waraqah bin Naufal. Khadijah juga sangat membenci berhala dan patung patung sesembahan. Bersama beberapa keluarganya, Khadijah adalah pengikut setia ajaran Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Jika mendengar ada seorang anak perempuan akan dikubur hidup hidup. Waraqah dan Khadijah akan segera menemui sang Ayah dan mencegah perbuatannya. Jika kemiskinan merupakan alasan rencana pembunuhan itu, Khadijah dan Waraqah akan membeli anak itu dan membesarkannya seperti anak kandung sendiri.

    Sering kali beberapa waktu setelah itu, ayah si anak menyesali perbuatannya dan mengambil putrinya kembali. Waraqah dan Khadijah akan memastikan dulu bahwa anak itu akan diasuh dengan benar dan disayangi, setelah itu barulah dia mengizinkan sang Ayah membawa anak kembali.

    Budi pekerti Khadijah yang agung, santun, lembut dan penuh keteladanan ini membuat semua orang juga menjulukinya sebagai Khadijah At Thahirah atau Khadijah yang suci. Pertama kalinya dalam bangsa Arab seorang wanita dijuluki demikian, padahal orang Arab pada masa jahiliah itu sangat mengagungkan laki laki dan merendahkan wanita.

    Sahabat fillahku, bagaimana kisah pertemuan Khadijah dengan Muhammad?

    Nantikan esok hari ya…InsyaAllah

    Catatan Tambahan

    Selain Khadijah, ada pula beberapa saudagar wanita terkenal. Diantaranya adalah Hindun, istrinya abu Sofyan dan Asma binti Mukharribah, ibu Abu Jahl.
    Para Saudagar wanita ini biasanya juga menjual keperluan wanita, seperti pakaian, parfum, perhiasan emas dan perak, permata dan obat obatan. Barang barang ini tidak memerlukan banyak ruang, ringan dan laku keras dimana mana.

    Kisah ini diambil dari Buku Muhammad Teladanku

     
  • erva kurniawan 1:12 am on 22 December 2021 Permalink | Balas  

    Tiga Golongan yang Diancam Siksa Berat pada Hari Kiamat 

    ONE DAY ONE HADIST

    Tiga Golongan yang Diancam Siksa Berat pada Hari Kiamat

    عن أبي ذار رضي الله عنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
    ثَلاَثَةٌ لاَ يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يُزَكِّيهِمْ وَلاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ شَيْخٌ زَانٍ وَمَلِكٌ كَذَّابٌ وَعَائِلٌ مُسْتَكْبِرٌ

    Dari Abu Zar radhiyallah ‘anhu berkata, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda:
    “Tiga orang yang Allah enggan berbicara dengan mereka pada hari kiamat kelak. (Dia) tidak sudi memandang muka mereka, (Dia) tidak akan membersihkan mereka daripada dosa (dan noda). Dan bagi mereka disiapkan siksa yang sangat pedih. (Mereka ialah ): Orang tua yang berzina, Penguasa yang suka berdusta dan fakir miskin yang takabur.” (HR. Muslim)

    Pelajaran yang terdapat di dalam hadits:

    1- Tiga orang yang Allah enggan berbicara dengan mereka pada hari kiamat kelak. (Dia) tidak sudi memandang muka mereka, (Dia) tidak akan membersihkan mereka daripada dosa (dan noda). Dan bagi mereka disiapkan siksa yang sangat pedih. (Mereka ialah ): Orang tua yang berzina, Penguasa yang suka berdusta dan fakir miskin yang takabur.

    2- Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak berbicara dengan mereka besok dihari kiamat. Artinya tidak berbicara perkataan yang bermanfaat, menggembirakan dan ridha kepada mereka. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak berkata kepada ahli neraka di neraka.

    3- Tidak melihat mereka. Artinya tidak melihat secara khusus dan berpaling dari mereka, tidak melihat mereka dengan penglihatan yang penuh kelembutan dan kasih sayang.

    4- Tidak membersihkan mereka artinya, tidak membersihkan dari dosa dan kotoran serta tidak memuji akan kebaikan mereka.

    5- Bagi mereka siksa yang amat pedih, artinya celaka dan kerugian yang besar di waktu itu.

    6- Hadist diatas memberikan peringatan, ancaman atas begitu besarnya dosa mereka, yaitu: -orang tua yang berzina, penguasa (raja, presiden) yang suka berdusta dan fakir miskin yang sombong.

    Tema hadist yang berkaitan dengan Al Qur’an:

    • Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak berbicara kepada mereka (ahli neraka) besuk dihari kiamat.

    قَالَ اخْسَئُوا فِيهَا وَلا تُكَلِّمُونِ

    Allah berfirman, “Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kalian berbicara dengan Aku. [Al- Mukminun: 108]

     
  • erva kurniawan 5:37 am on 21 December 2021 Permalink | Balas  

    KHADIJAH 

    One Day One Sirah

    52

    السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

    KHADIJAH

    Sahabat Fillahku, Namanya Khadijah binti Khuwalid. Sosok nya cantik dan anggun. Setelah ayah dan ibunya meninggal, saudara-saudara Khadijah saling membagi harta kekayaan peninggalan keduanya. Namun, Khadijah sadar bahwa kekayaan dapat membuat orang hidup menganggur dan berfoya-foya. Dia dikaruniai kecerdasan yang luar biasa dan kekuatan sikap untuk mengatasi godaan harta. Maka dari itu, Khadijah pun memutuskan untuk membangun kekayaannya sendiri berbekal warisan Ayahnya. Tidak lama kemudian, Khadijah telah membuktikan bahwa kalaupun tidak mendapat harta warisan, dia pasti mampu mendapatkan kekayaan itu dari hasil jerih payahnya sendiri.

    Dengan harta yang diperolehnya, Khadijah membantu orang-orang miskin, janda, anak-anak yatim, dan orang orang cacat. Jika ada seorang gadis yang tidak mampu, Khadijah menikahkan dan memberi mas kawinnya. Khadijah lembut dan ramah. Walau menjadi pemimpin tertinggi dalam menjalankan bisnis keluarga sepeninggal Ayahnya, dia juga mau menerima saran-saran orang lain. Khadijah tidak menyukai hubungan antara atasan dan bawahan. Dia menganggap bawahannya sebagai rekan kerja yang pantas dihormati.

    Sahabat Fillah, Khadijah sendiri selalu tinggal dirumah. Karena itu, biasanya dia mempekerjakan seorang agen, jika sebuah kafilah sedang dipersiapkan untuk pergi ke luar negeri. Orang yang dipekerjakan itu bertanggung jawab membawa barang-barang dagangannya untuk dijual ke pasar pasar asing. Khadijah sangat teliti memilih seorang agen. Dia juga sangat lihai merencanakan waktu keberangkatan kafilah dan tempat tujuannya sebab barang akan terjual dengan cepat pada waktu dan tempat yang tepat.

    Begitu suksesnya Khadijah sebagai seorang saudagar, sampai -sampai jika sebuah kafilah Quraisy berangkat dari Mekah, bisa dipastikan lebih dari separuhnya adalah harta perdagangan milik Khadijah. Dia seperti mempunyai sentuhan emas. Diibaratkan jika dia menyentuh debu, debu ini akan berubah menjadi “emas”. Karena itu penduduk Mekah menjulukinya”Ratu Quraisy” atau “Ratu Mekah”

    Namun, sahabat fillah, kalau cuma kekayaan yang menjadi ukuran, tentu Allah tidak akan menjadikan Khadijah kelak sebagai istri seorang Rasul. Pasti ada sifat lain yang lebih utama yang membuatnya sepadan dengan Muhammad
    In sya Allah kita lanjutkan lagi esok ya..

    📝Catatan Tambahan📝

    Sebuah kafilah dagang pada masa itu ibarat kampung bergerak. Hewan beban berjumlah 1000 sampai 2500 ekor dan diiringi seratus sampai tiga ratus orang. Kafilah perlu organisasi mantap, biaya besar, dan keberanian yang cukup. Jika ada perampok, seluruh anggota kafilah harus berani menyabung nyawa untuk mempertahankan harta.

    Kisah ini diambil dari Buku Muhammad Teladanku

     
  • erva kurniawan 5:36 am on 20 December 2021 Permalink | Balas  

    Do’a Memohon perbaikan Urusan Dunia Agama dan Akhirat 

    ONE DAY ONE HADITS

    Oleh Ustadz Muslih Rasyid
    Do’a Memohon perbaikan Urusan Dunia Agama dan Akhirat

    عن أبي هريرة رضي اللَّه عنه قال،
    كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِى دِينِىَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِى وَأَصْلِحْ لِى دُنْيَاىَ الَّتِى فِيهَا مَعَاشِى وَأَصْلِحْ لِى آخِرَتِى الَّتِى فِيهَا مَعَادِى وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِى فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لِى مِنْ كُلِّ شَرٍّ »

    Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata,
    “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdoa sebagai berikut: “Allahumma ashlih lii diiniilladzii huwa ‘ishmatu amrii, wa ashlih lii dun-yaayallatii fiihaa ma’aasyii, wa ash-lih lii aakhiratiillatii fiihaa ma’aadii, waj’alil hayaata ziyaadatan lii fii kulli khairin, waj’alil mauta raahatan lii min kulli syarrin” [Ya Allah ya Tuhanku, perbaikilah bagiku agamaku sebagai benteng (ishmah) urusanku; perbaikilah bagiku duniaku yang menjadi tempat kehidupanku; perbaikilah bagiku akhiratku yang menjadi tempat kembaliku! Jadikanlah ya Allah kehidupan ini mempunyai nilai tambah bagiku dalam segala kebaikan dan jadikanlah kematianku sebagai kebebasanku dari segala kejahatan!] (HR. Muslim no. 2720).

    Pelajaran yang terdapat di dalam hadist

    1- Islam adalah benteng yang melindungi seseorang agar tidak terjerumus dalam kesalahan dan ketergelinciran serta menjaga dari kesesatan dan sekedar mengikuti hawa nafsu.

    2- Seorang muslim beramal untuk dunianya seaka-akan ia hidup selamanya dan dia beramal untuk akhiratnya seakan-akan ia akan mati besok.

    3- Seharusnya umur panjang seorang muslim dijadikan sebagaimana sarana untuk menambah amalan kebaikan dan ketaatan.

    4- Kematian adalah kebebasan dari segala kejelekan. Maksudnya, boleh jadi seseorang di dunia hidup lama, namun hanya kerusakan yang ia perbuat. Oleh karenanya, kematian itulah yang menyebabkan ia terbebas dari banyak kejelekan.

    5- Karena hidup yang sementara dan kematian yang pasti datang, maka hendaklah setiap hamba memperbaiki ibadahnya dan mengokohkan amalannya, bertawakkal dan selalu meminta tolong pada Allah.

    6- Semoga dengan do’a singkat namun penuh makna yang diajarkan Nabi shallallahu alaihi wasallam ini bisa kita hafalkan dan amalkan. Sehingga sajian do’a ini bermanfaat.

    Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur’an :

    • Doa yang mencakup semua kebaikan di dunia dan memalingkan semua keburukan, karena sesungguhnya kebaikan di dunia itu mencakup semua yang didambakan dalam kehidupan dunia, seperti kesehatan, rumah yang luas, istri yang cantik, rezeki yang berlimpah, ilmu yang bermanfaat, amal saleh, kendaraan yang mudah, dan sebutan yang baik serta lain-lainnya; semuanya itu tercakup di dalam ungkapan mufassirin. Semua hal yang  disebutkan tadi termasuk ke dalam pengertian kebaikan di dunia.
      Adapun mengenai kebaikan di akhirat, yang paling tinggi ialah masuk surga dan hal-hal yang berkaitan dengannya, seperti aman dari rasa takut yang amat besar di padang mahsyar, dapat kemudahan dalam hisab, dan lain sebagainya.

     وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ , أُولَئِكَ لَهُمْ نَصِيبٌ مِمَّا كَسَبُوا وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ

    Maka di antara manusia ada orang yang mendoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia,” dan tiadalah baginya bagian (yang menyenangkan) di akhirat. Dan di antara mereka ada orang yang mendoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan perliharalah kami dari siksa neraka.”Mereka itulah orang-orang yang mendapat bagian dari apa yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.[Al Baqarah: 201-202].

     
  • erva kurniawan 5:32 am on 19 December 2021 Permalink | Balas  

    HILFUL FUDHUL 

    One Day One Sirah

    50

    السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

    HILFUL FUDHUL

    Sahabat Fillahku, selain mengikuti peperangan, Muhammad yang masih remaja juga mengikuti sebuah perjanjian yang amat baik. Perjanjian itu kelak dikenal dengan nama Hilful Fudhul.

    Perjanjian ini bertujuan untuk melindungi hak-hak para pedagang asing yang sering kali terzhalimi. Pencetus perjanjian ini adalah protes seorang pedagang asing dari Yaman. Saat itu, Ash bin Wa’il, seorang saudagar Mekah, tidak mau membayar utang kepada si pedagang. Pedagang itu lalu menggubah syair dan membacakannya di depan umum.

    Syair ini amat menggugah perasaan para pemuka Quraisy. Mereka khawatir apabila dibiarkan terus, para pedagang Asing tidak mau lagi memasuki Mekah. Apalagi Perang Fijar mengakibatkan mulai terjadinya perpecahan di pihak Quraisy. Sepeninggal Abdul Munthalib, orang-orang Quraisy dari keluarga yang lain sudah mulai berani mencoba menantang kekuasaan pemerintahan Quraisy. Maka dari itu, atas usulan Zubair bin Abdul Munthalib, seorang paman Muhammad, orang-orang Quraisy dari keluarga Hasyim, Zuhra, Taim berkumpul. Mereka bersepakat dan berjanji atas nama Tuhan Maha Pembalas bahwa Tuhan akan berada di pihak yang terzalimi sampai orang itu tertolong.

    Pertemuan ini sendiri berlangsung di rumah Abdullah bin jud’an At Taimi yang megah. Perjanjian Hilful Fudhul ini menjamin perlindungan terhadap hak-hak orang lemah. Muhammad ikut menyaksikan perjanjian dan amat menyukainya. Setelah kelak diutus menjadi seorang Rasulullah, Muhammad bersabda: ” Aku tidak suka mengganti perjanjian yang kuhadiri di rumah Ibn Jud’an itu dengan jenis unta yang baik. Kalau sekarang aku diajak, pasti akan kutolak”

    Demikianlah, sahabat fillah, beberapa kejadian penting yang pernah diikuti Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam pada masa remajanya. Namun, selain kejadian-kejadian itu, apa pekerjaan utama Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam ketika remaja ?

    Insya Allah kita lanjutkan lagi esok ya kisahnya

    📝Catatan Tambahan📝

    Besarnya Diyat

    Diyat adalah pembayaran ganti rugi.
    Untuk kematian/wajah cacat total ganti ruginya sebanyak 100 ekor unta. Satu kaki/tangan/mata jadi buta diganti dengan 50 ekor unta.
    Luka sampai menembus otak, 33 ekor unta. Cacat kelopak mata, 25 ekor unta. Satu jari hilang/tulang retak, 15 ekor unta. Luka sampai tulang kelihatan, 10 ekor unta.
    Satu gigi copot, 5 ekor unta. Demikian seterusnya dalam ketetapan yang rinci.

    Kisah ini diambil dari Buku Muhammad Teladanku

     
  • erva kurniawan 5:30 am on 18 December 2021 Permalink | Balas  

    Menikahlah 

    ONE DAY ONE HADITS

    Oleh Ustadz Muslih Rosyid
    Menikahlah

    حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ وَأَبُو كُرَيْبٍ قَالاَ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنِ الأَعْمَشِ عَنْ عُمَارَةَ بْنِ عُمَيْرٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيدَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ ». (اخرجه المسلم)

    Abu Bakr bin Abi Syaibah dan Abu Kuraib meriwayatkan kepadaku mereka berkata Abu Mu’awiyah meriwayatkan dari al-A’masy dari Umarah bin Umair dari Abdurrahman bin Yazid dari Abdullah dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam telah bersabda kepada kita wahai para pemuda, “Barang siapa diantara kalian telah sanggup menikah (ba’ah) maka menikahlah, sesungguhnya menikah dapat mencegah dari melihat sesuatu yang terlarang dan dapat membentengi farji (kemaluan), dan barangsiapa yang belum mampu (ba’ah/menikah) maka berpuasalah karena sesungguhnya puasa itu adalah penawar/penekan nafsu syahwat.” [Hr Muslim]

    Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

    1- Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wassalam memerintahkan bagi orang yang telah kuat syahwatnya akan tetapi belum mampu untuk menikah maka hendaknya ia berpuasa, karena puasa dapat menjadi pemutus syahwat ini, karena puasa menahan kuatnya anggota badan hingga badan bisa terkontrol menenangkan seluruh anggota badan serta seluruh kekuatan (yang jelek) bisa di tahan hingga dapat melakukan ketaatan dan di belenggu dengan kendali puasa.

    2- Hadits ini juga merupakan hadits pemberi solusi bagi para pemuda yang belum mampu baik secara fisik maupun mental untuk menahan diri dengan cara berpuasa, bukan dengan memotong kemaluannya/mengebiri seperti yang dilakukan oleh beberapa penganut agama lain.

    3- Intinya, menikah (seperti yang diucapkan Imam Malik) adalah sebuah perkara mubah yang sangat disenangi oleh Allah Subhanahu Wata’ala, sangat dianjurkan oleh agama Islam. Jadi, bagi para pemuda maupun para pemudi, ayo segeralah menikah!

    Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur’an :

    • Orang puasa diperintahkan menjaga anggota tubuh dari kemaksiatan kepada Allah Ta’ala. Maksud puasa bukan sekedar menahan makan dan minum. Bahkan maksudnya adalah menahan dari kemaksiatan kepada Allah Ta’ala dan merealisasikan ketakwaan kepada Allah Ta’ala.

    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمْ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ   

    “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183).

     
  • erva kurniawan 5:28 am on 17 December 2021 Permalink | Balas  

    PERANG FIJAR 

    One Day One Sirah

    49

    السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

    PERANG FIJAR

    Sahabat Fillahku, sebagai seorang remaja yang tumbuh di lingkungan Jazirah Arab. Muhammad juga mengalami perang. Perang itu disebut Perang Fijar. Saat peperangan dimulai, Umur Muhammad memasuki lima belas tahun.

    Perang itu sendiri disebabkan sebuah pembunuhan. Barradz bin Qois dari Bani Kinanah membunuh Urwa Ar-Rahhal bin Utba dari Bani Hawazin hanya karena Barradz jengkel ketika Urwa dipilih untuk memimpin kafilah dagang Nu’man bin Mundhir yang kaya. Diam diam, Barradz mengikuti kafilah Urwa dari belakang dan membunuh Urwa. Padahal ketika itu adalah bulan suci, bulan yang tidak diperkenankan bagi siapa pun untuk menumpahkan darah.

    Karena Quraisy pelindung Barradz, Bani Hawazin mengumumkan perang terhadap Quraisy untuk membalas kematian Urwa. Perang pun pecah pada bulan suci. Selama empat tahun berturut-turut, kedua belah pihak saling menyerang.

    Dalam pertempuran itu, awalnya Muhammad bertugas memunguti anak panah lawan yang berjatuhan dan memberikannya kepada paman-pamannya. Namun, pada tahun-tahun berikutnya, dia juga menembakan panah ke arah lawan untuk melindungi paman-pamannya. Setelah menjadi Rasulullah, Muhammad pernah bercerita tentang Perang Fijar itu. “Aku mengikutinya bersama paman-pamanku, juga ikut melempar panah dalam perang itu sebab aku tidak suka kalau aku tidak ikut melaksanakannya juga.”

    Perang pun berakhir dengan perdamaian ala pedalaman: pihak yang menderita lebih sedikit korban manusianya harus membayar ganti rugi kepada pihak lainnya sejumlah selisih kelebihan korban. Dalam hal ini, pihak Quraisy yang lebih sedikit menderita korban harus membayar kelebihan korban sebanyak dua puluh orang Hawazin.

    Kita lanjutkan besok ya kisahnya… Insya Allah

    📝Catatan Tambahan📝

    Barradz bin Qois

    Barradz bin Qois, penyebab Perang Fijar, adalah seorang pemabuk. Karena merusak citra sukunya, dia diusir dan mendapat naungan suku lain. Namun disini, dia juga mabuk berat dan membuat onar dan diusir lagi. Akhirnya, Harb bin Muawiyah, ayah Abu Sofyan, menampungnya walaupun hampir saja Barradz bin Qois diusir lagi karena terus berbuat onar, karena perlindungan dari Harb dari Quraisy inilah , Bani Hawazin menyerang Quraisy ketika Barradz bin Qois membunuh Urwa bin Utba.

    Kisah ini diambil dari Buku Muhammad Teladanku

     
  • erva kurniawan 5:26 am on 16 December 2021 Permalink | Balas  

    Syafa’atul ‘Uzhma 

    ONE DAY ONE HADITS

    Oleh Ustadz Muslih Rosyid
    Syafa’atul ‘Uzhma

    عن أنس رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم قال:
    « إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ شُفِّعْتُ ، فَقُلْتُ يَا رَبِّ أَدْخِلِ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ خَرْدَلَةٌ . فَيَدْخُلُونَ ، ثُمَّ أَقُولُ أَدْخِلِ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ أَدْنَى شَىْءٍ » . فَقَالَ أَنَسٌ كَأَنِّى أَنْظُرُ إِلَى أَصَابِعِ رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم –

    Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: bahwa ia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam bersabda :
    “Pada hari kiamat, aku diberi syafa’at. Aku berkata, “Wahai Rabbku, masukkanlah dalam surga orang yang masih punya iman sebesar biji sawi.” Mereka memasukinya. Aku pun berkata, “Masukkanlah dalam surga orang yang masih punya iman walau rendah.” Anas berkata, “Seakan-akan aku melihat (isyarat) pada jari-jemari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Bukhari no. 7509)

    Pelajaran yang terdapat dalam hadist:

    1- Riwayat yang ada menunjukkan bahwa Nabi itu hadir kala pemberian syafa’at, karena didukung dengan pernyataan mendengar dan melihat dalam hadits.

    2- Boleh adanya pengajaran dengan pemberian isyarat sebagaimana isyarat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan jari-jemari.

    3- Begitu mengerikan keadaan pada hari kiamat.

    4- Kemarahan Allah pada hari kiamat begitu dahsyat, yang tidak didapati kemarahan-Nya sebelumnya atau sesudahnya seperti itu.

    5- Yang meminta syafa’at kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang-orang beriman.

    6- Sebab selamat dan keluar dari neraka adalah tauhid dan iman.

    7- Keutamaan kalimat tauhid laa ilaaha illalloh. Menjadi sebab tidak kekal didalam neraka.

    Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran:

    1- Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah memberikan syafa’at sampai beliau mendapatkan izin dari Allah.

    مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ

    “Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya.” (QS. Al Baqarah: 255).

    2- Syafa’at ini disebut dengan Syafa’atul ‘Uzhma yang hanya diberikan khusus pada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

    عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا

    “Mudah-mudahan Rabb-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al Isra’: 79).

     
  • erva kurniawan 5:24 am on 15 December 2021 Permalink | Balas  

    Perlindungan Allah 

    One Day One Sirah

    48

    السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

    Perlindungan Allah

    Sahabat fillahku, Alhamdulilah, Abu Thalib segera melaksanakan apa yg disarankan oleh Buhaira karena peringatan itu memang beralasan. Segera setelah Abu Thalib membawa Muhammad pulang, datanglah 3 orang ahli kitab bernama Zurair, Daris, dan Tammam. Ketiganya menyandang senjata di pinggang. Mereka bertanya kepada Buhaira apakah ia juga melihat seorang anak dengan ciri-ciri seperti ini dan itu.

    Buhaira tahu bahwa mereka mencari Muhammad. Rupanya, ketiga orang ini juga telah mendengar tentang Muhammad.

    Buhaira memandang senjata2 yang mereka bawa dengan perasaan ngeri. Buhaira mengerti mereka mencari Muhammad dengan maksud membunuhnya.

    Maka, Buhaira berusaha memberikan perlindungan. Tidak henti-hentinya buhaira menasihati ketiganya akan adanya kekuasaan Allah. Diingatkannya bahwa bagaimanapun usaha mereka, mereka tidak akan mampu mendekati Muhammad untuk membunuhnya. Akhirnya, ketiganya pun melihat kebenaran dalam perkataan Buhaira. Batallah niat mereka untuk mengejar dan membunuh Muhammad dan berlalulah mereka dari hadapan Buhaira.

    Allah menjaga Muhammad dari kejahatan dan kotoran-kotoran jahiliyah. Allah membimbing Muhammad tumbuh menjadi orang yang paling ksatria, paling baik akhlaknya, paling mulia asal usulnya, paling baik pergaulannya, paling agung sikap santunnya, paling murni kejujurannya, paling jauh dari keburukan dan akhlak yang mengotori kaum lelaki sehingga semua orang menjulukinya “Al Amin” karena Allah mengumpulkan pada Muhammad segala hal yang baik.

    Kelak setelah menjadi Rasul, Muhammad bercerita tentang perlindungan Allah kepadanya sejak masa kecil dari segala bentuk kejahiliyahan. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Pada masa kecilku, aku bersama anak-anak kecil Quraisy mengangkut batu untuk satu permainan yang biasa dilakukan anak2. Semua dari kami melepas baju kami di atas pundak (sebagai ganjalan) untuk memikul batu.

    “Aku maju dan mundur bersama mereka. Namun, tiba-tiba seseorang yang belum pernah aku lihat sebelumnya menamparku dengan tamparan yang amat menyakitkan. Ia berkata, ‘Kenakan pakaianmu!’ Kemudian, aku mengambil pakaianku dan memakainya. Setelah itu, aku memikul batu di atas pundakku dengan tetap mengenakan pakaian dan tidak seperti teman temanku.”
    Kita lanjutkan besok kisahnya

    📝Catatan tambahan 📝

    *Membantu Paman *

    Muhammad juga pernah menjadi gembala sewaan, bukan sekedar mencari uang saku, tetapi untuk membantu Abu Thalib yang hidup dalam kemiskinan.

    Kisah ini diambil dari Buku Muhammad Teladanku

     
  • erva kurniawan 5:18 am on 14 December 2021 Permalink | Balas  

    Empat Perkara yang akan Dipertanggung Jawabkan 

    ONE DAY ONE HADIST

    Oleh Ustadz Muslih Rasyid
    Empat Perkara yang akan Dipertanggung Jawabkan

    رَوى ابنُ حِبَّانَ والترمذيُّ في جامِعِه أنَّ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم قالَ: “لا تزولُ قَدَمَا عبدٍ يومَ القيامةِ حتَّى يُسألَ عن أربعٍ عَن عُمُرِه فيما أفناهُ وعن جسدِهِ فيما أبلاهُ وعن عِلمِهِ ماذا عَمِلَ فيهِ وعن مالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وفيما أنفقَهُ “.

    Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan At Tirmizi, Sesungguhnya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
    “Tidak akan bergeser kedua telapak kedua kaki seorang hamba di hari kiamat sehingga ditanya dengan empat perkara, yaitu : Tentang umurnya habis digunakan untuk apa, jasadnya rusak digunakan untuk  apa, lmunya bagaimana mengamalkannya, hartanya dari mana mencari dan kemana membelanjakannya.”

    Pelajaran yang terdapat di dalam hadist :

    1. Nanti di hari hisab seseorang tidak bergerak dari tempat  tinggalnya sampai ditanyakan 4 perkara.

    1) – Tentang umurnya. Sejak baligh digunakan untuk apa sampai mati, bila digunakan untuk  melaksanakan apa yang  diwajibkan oleh Allah dan menjauhi apa yang  diharamkanNya maka sungguh  ia telah selamat, bila tidak maka hancurlah.

    2) – Tentang jasad/ badan. Bila  digunakan untuk taat kepada  Allah sungguh ia telah  mendapatkan kebahagian dan kesuksesan bersama orang – orang yang sukses tetapi bila digunakan untuk maksiat  kepada Allah maka sungguh  termasuk orang yang rugi dan gagal.

    3)- Tentang ilmunya. Apa yang  diamalkan atau ditanya, apakah kamu perbuat belajar ilmu agama yang  Allah telah wajibkan atasmu?
    Ilmu  agama ada dua, Ilmu  agama yang sangat dibutuhkan /dhoruri bila dipelajari dan diamalkan maka akan  bahagia  dan selamat. Bila diremehkan tidak diamalkan setelah  dipelajarinya maka akan rugi, celaka dan hancur. Demikian juga orang yang tidak mempelajarinya termasuk dari orang yang rugi dan hancur. Dalam  sebuah  riwayat  disebutkan :

    ” وَيْلٌ لِمَنْ لَا يَعْلَمُ، وَوَيْلٌ لِمَنْ عَلِمَ ثُمَّ لَا يَعْمَلُ“.

    Celakalah bagi siapa tidak  mengerti, dan Celakalah bagi yang mengerti kemudian tidak  mengamalkan.

    4)- Tentang hartanya. Seseorang  ditanya di hari  kiamat apa yang ada di tangannya dulu di dunia, bila mencari dengan jalan tidak  haram maka tidak dihukum dengan syarat harta itu dibelanjakan sesuai dengan apa yang disyareatkan.

    1. Manusia dalam urusan harta ada tiga, dua celaka dan satu selamat.
      Yang celaka :
    • Seseorang mengumpulkan harta yang haram.
    • Mengumpulkan harta dengan cara yang halal kemudian dibelanjakan pada yang haram Dan juga dibelanjakan ditempat yang halal tapi untuk riya’.

    Tema hadist yang berkaitan dengan Al Qur’an :

    1- Hitung-hitunglah diri kita sebelum kita dimintai pertanggung jawaban, dan perhatikanlah apa yang kita tabung buat diri kita berupa amal-amal saleh untuk bekal hari kita dikembalikan, yaitu hari dihadapkan kita kepada Robul’alamin.

    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

    Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah (dengan mengerjakan suruhanNya dan meninggalkan laranganNya); dan hendaklah tiap-tiap diri melihat dan memerhatikan apa yang ia telah sediakan (dari amal-amalnya) untuk hari esok (hari akhirat). Dan (sekali lagi diingatkan): Bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Amat Meliputi PengetahuanNya akan segala yang kamu kerjakan.
    [Surat Al-Hasyr 18]

     2- Bahwa masalah duniawi itu adalah masalah yang rendah, pasti lenyap, sedikit, dan pasti rusak. Maka perlu diwaspadai supaya  selamat dan beruntung.

    وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا مَتَاعُ الْغُرُورِ

    Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. [Ali Imran: 185]

     
  • erva kurniawan 5:16 am on 13 December 2021 Permalink | Balas  

    Saran Buhaira kepada Abu Thalib 

    One Day One Sirah

    47

    السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

    Saran Buhaira kepada Abu Thalib

    Sahabat Fillahku, Buhaira pun menanyakan banyak sekali hal kepada Muhammad, tentang tidur Muhammad, tentang postur tubuh Muhammad, dan banyak lagi hal lainnya.
    Muhammad menjawab semua itu dan semua jawaban itu sesuai benar dengan perkiraan Buhaira. Kemudian, Buhaira melihat punggung Muhammad dan mendapati tanda kenabian diantara kedua bahu Muhammad. Tanda kenabian itu seperti bekas orang berbekam.
    Setelah itu, Buhaira mendekati Abu Thalib dan bertanya kepada nya, ”Apakah anak muda ini anakmu? ”

    ”Iya, dia anakku.” Jawab Abu Thalib
    Buhaira menggeleng. ” Tidak, dia bukan anakmu. Anak muda ini tidak pantas mempunyai ayah yang masih hidup”
    Abu Thalib agak tercengang, lalu dia pun mengangguk. ” Kau benar. Dia bukan anakku, dia anak saudaraku “
    Buhaira mengangguk-angguk puas lalu bertanya lagi. “Apa yang dikerjakan ayahnya?”

    “Ayahnya telah meninggal dunia ketika dia masih berada dalam kandungan ibunya “

    “Engkau benar” kata Buhaira menghela nafas dalam-dalam. Kemudian, sambil berbisik, dia menyampaikan sebuah saran dengan sangat sungguh -sungguh.

    “Sekarang, dengar saranku baik baik. Bawa anak saudara mu ini ke negeri asalmu sekarang juga! Jaga dia dari orang-orang Yahudi! Demi Allah, jika mereka melihat padanya seperti apa yang aku lihat, mereka pasti akan membunuhnya. sesungguhnya, akan terjadi sesuatu yang besar pada diri anak saudaramu ini. Karena itu, segera bawa pulang dia ke negeri asalmu!”

    Abu Thalib tampak ketakutan dengan peringatan itu. Dia yakin bahwa apa yang dikatakan Buhaira itu benar. Maka dari itu, segera setelah urusan bisnisnya selesai, Abu Thalib segera membawa Muhammad pulang. Sesulit apa pun beban hidupnya, Abu Thalib tidak pernah lagi pergi berdagang ketempat jauh demi melindungi keponakannya itu.
    Kita lanjutkan kisahnya besok ya …. Insya Allah

    Kisah ini diambil dari Buku Muhammad Teladanku

     
  • erva kurniawan 5:15 am on 12 December 2021 Permalink | Balas  

    Puasa Ayyama Biidh 

    ONE  DAY  ONE  HADITS

    Oleh Ustadz Muslih Rasyid
    Puasa Ayyama Biidh

    عن أبي هريرة رضي الله عنه قال:
    أَوْصَانِى خَلِيلِى بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاَةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ

    Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata, “Kekasihku (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati:
    1- berpuasa tiga hari setiap bulannya,
    2- mengerjakan shalat Dhuha,
    3- mengerjakan shalat witir sebelum tidur.”[Hr. Bukhari]

    Pelajaran yang terdapat dalam hadits:

    1- Dianjurkan berpuasa tiga hari setiap bulannya, pada hari apa saja.

    2- Hari yang utama untuk berpuasa adalah pada hari ke-13, 14, dan 15 dari bulan Hijriyah yang dikenal dengan ayyamul biidh. Ada pula yang mengatakan bahwa ayyamul biidh adalah hari ke-12, 13 dan 14. Namun pendapat pertama tadi lebih kuat.

    3- Hari ini disebut dengan ayyamul biidh (biid = putih, ayyamul = hari) karena pada malam ke-13, 14, dan 15 malam itu bersinar putih dikarenakan bulan purnama yang muncul pada saat itu.

    4- Faedah Puasa Tiga Hari Setiap Bulan
    -Menghidupkan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
    -Memberi istirahat pada anggota badan setiap bulannya.

    Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran:

    1- Puasa telah diwajibkan pula pada umat sebelum kita

    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

    Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepada kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa (Q.S al-Baqoroh:183).

    2- Ampunan dan pahala besar bagi orang yang berpuasa

    إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

    Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.
    [Surat Al-Ahzab : 35].

    Semoga kita bisa melaksanakan Ayyamul Bidh di bulan Muharram ini pada hari Ahad, Senin dan Selasa pada 13,14 dan 15 Muharram atau 22, 23 dan 24 Agustus 2021.

     
  • erva kurniawan 5:12 am on 11 December 2021 Permalink | Balas  

    Percakapan Buhaira 

    One Day One Sirah

    46

    السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

    Percakapan Buhaira

    Namun, segera saja Buhaira merasakan ada sesuatu yang kurang dari rombongan Quraisy itu. Maka, ia kembali mengulangi permintaannya, “Hai Orang-orang Quraisy, jangan sampai ada yang tidak makan makananku ini.”

    Salah seorang Quraisy berkata, “Hai Buhaira, tidak ada seorang pun yang layak datang kepadamu tertinggal, kecuali anak muda yang paling kecil di antara kami. Ia berada di tempat perbekalan rombongan.”

    Buhaira menggeleng-geleng kepala, “Kalian jangan seperti itu. Panggil dia untuk makan bersama kalian!.”

    Orang-orang Quraisy merasa malu. Salah seorang dari mereka bahkan berkata, “Demi Lata dan Uzza, adalah aib dari kami kalau putra Abdullah bin Abdul Muthalib tidak ikut makan bersama kami.”

    Setelah Muhammad dipanggil, Buhaira memeluknya dan mendudukkannya bersama rombongan Quraisy yang lain. Sambil menyaksikan tamu-tamunya makan, sebenarnya mata Buhaira tertuju kepada Muhammad dengan seksama. Dari hasil pengamatannya itulah, Buhaira mengambil kesimpulan dalam hati, “Anak ini mempunyai sifat-sifat kenabian.”

    Jamuan selesai. Sambil mengucapkan terimakasih, rombongan Quraisy pun membubarkan diri menuju tempat perkemahan mereka untuk beristirahat.
    Namun, Buhaira tidak membiarkan Muhammad pergi. Diajaknya anak itu untuk duduk dan bicara.

    “Hai anak muda,” panggil Buhaira, “dengan menyebut nama Lata dan Uzza, aku akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepadamu dan engkau harus menjawabnya.”

    Wajah Muhammad tampak berubah dan ia menjawab, “Jangan bertanya tentang apa pun kepadaku sambil menyebut nama Lata dan Uzza. Demi Allah, tidak ada yang sangat aku benci melainkan keduanya.”

    Buhaira tersenyum dan mengulangi permintaannya, “Baiklah, kalau begitu aku akan bertanya kepadamu dengan menyebut nama Allah dan engkau harus menjawab pertanyaanku.”

    Wajah Muhammad berubah cerah dan ia mengangguk, “Tanyakan kepadaku apa saja yang ingin engkau tanyakan. “

    Lalu pertanyaan apa saja yang diajukan Buhaira kepada Muhammad?
    Kita lanjutkan kisahnya besok ya…
    Insya Allah

    ✏Catatan Tambahan✏

    Kota Bushra

    Jalur yang dilewati kafilah Abu Thalib adalah jalan kafilah Barat yang menyusuri Laut Merah, Madyan, Wadi Al Qurra, Hijir, dan Kota Bushra. Kota Bushra atau Bostra telah lama didirikan Romawi sebagai ibu kota wilayah Hauran, untuk menahan serbuan Badui pedalaman. Di sini, Romawi memusatkan pasukan dan mengumpulkan pajak dari kafilah. Bagi kafilah sendiri, Bostra adalah pusat perdagangan paling ramai sebelum tiba di Syria yang terlatak lebih ke Utara.

    Kisah ini diambil dari Buku Muhammad Teladanku

     
  • erva kurniawan 5:11 am on 10 December 2021 Permalink | Balas  

    Balasan Nikmat Orang yang Berpuasa 

    ONE DAY ONE HADITS

    Oleh Ustadz Muslih Rasyid
    Balasan Nikmat Orang yang Berpuasa

    عن أبي هريرة رضي اللَّه عنه قال، قال رسول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
    وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُ بِهِمَا فَرْحَةٌ عِنْدَ إفْطَارِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ}.

    Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Bagi orang yang berpuasa itu dua kebahagiaan, ia berbahagia ketika berbukanya dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Tuhannya.”

    Hadis ini merupakan penggalan hadis yang diriwayatkan oleh imam Al-Bukhari dari sahabat Abu Hurairah. Hanya saja, imam As-Suyuthi menyebutkannya dengan riwayat bilmakna.

    Pelajaran yang terdapat didalam hadist:

    1- Bahwa maksud kebahagiaan orang yang berpuasa saat berbuka adalah dengan hilangnya rasa lapar dan dahaga ketika diperbolehkan baginya berbuka.

    2- Dikatakan pula bahwa kebahagiaannya saat berbuka adalah ia telah menyempurnakan puasanya, menyelesaikan ibadahnya, diringankan (untuk beribadah) dari Tuhannya, dan mendapatkan pertolongan untuk puasa yang akan datang.

    3- Sementara itu, maksud dari kebahagiaan saat bertemu Tuhannya adalah ketika di hari Kiamat kelak, yakni dengan memperoleh balasan (nikmat) dan pahala atau dengan melihat wajah Tuhannya.

    Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur’an :

    1- Nanti di akhirat orang mukmin yang berpuasa melihat Tuhannya dengan jelas dan langsung.

    وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَة

    Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat (Al-Qiyamah: 22-23)

    2- Orang yang berpuasa meninggalkan makan, minum, dan hubungan intim karena Allah, maka Allah akan menganti dengan kenikmatan di surga seperti disebut dalam ayat,

    كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ

    “(kepada mereka dikatakan): “Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.” (QS. Al Haqqah: 24). Mujahid mengatakan bahwa ayat ini turun kepada orang-orang yang berpuasa. Lihat Lathoif Al-Ma’arif, hal. 21.

     
  • erva kurniawan 4:57 am on 9 December 2021 Permalink | Balas  

    Jamuan Buhaira 

    One Day One Sirah

    45

    السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

    Jamuan Buhaira

    Sahabat fillahku, berangkat lah rombongan kafilah Quraisy menuju ke Syam. Ketika tiba di Busra, mereka melewati rumah ibadah seorang pendeta Nasrani bernama Buhaira. Ia adalah pendeta yang pandai. Di rumah ibadahnya, selalu ada pendeta dan umat Nasrani yang mendapatkan ilmu dari Buhaira.

    Biasanya, Buhaira tidak pernah menggubris rombongan Quraisy yang setiap tahun lewat di tempat itu. Namun, kali ini ada yang berubah pada diri Buhaira. Ketika rombongan Quraisy, termasuk Abu Thalib dan Muhammad, singgah di dekat rumah ibadahnya, Buhaira memerintahkan para pembantunya membuat masakan yang banyak.

    Buhaira berbuat begitu karena dari jendela rumah ibadahnya, ia melihat hal yang aneh pada rombongan Quraisy. Ada awan kecil yang bergerak pelan mengikuti ke mana pun kafilah pergi. Ada sesuatu atau seorang di dalam kafilah yang dilindungi awan itu dari terik matahari.

    Buhaira bergegas mendatangi kafilah yang tengah beristirahat di bawah pepohonan rindang dan berkata “Hai orang-orang Quraisy, sungguh aku telah membuat makanan untuk kalian. Aku ingin kalian semua, anak kecil, orang dewasa, budak, dan orang merdeka, ikut hadir”

    Salah seorang Quraisy bertanya, “Demi Allah, hai Buhaira, alangkah istimewanya apa yang engkau perbuat kepada kami hari ini. Padahal, kami sering melewati tempat mu ini. Apa yang sebenarnya terjadi padamu?”

    “Engkau benar,” jawab Buhaira, ” dulu aku memang seperti yang engkau katakan. Namun, kalian, semuanya, adalah tamuku kali ini dan aku ingin menjamu kalian. Aku telah membuat makanan dan kalian semuanya harus ikut makan.”

    Dengan senang hati, rombongan Quraisy pun masuk ke rumah Buhaira untuk memenuhi undangannya. Hanya saja, Muhammad tidak ikut karena ia masih kecil. Ia ditugaskan menjaga perbekalan kafilah.

    Lalu apa yang terjadi selanjutnya? Kita lanjutkan kisahnya besok… Insyaa Allah

    🖊Catatan Tambahan🖊

    Negeri Syam

    Abu Thalib berangkat tahun 582 Masehi ke negeri Syam. Syam saat itu adalah sebuah negeri yang wilayahnya sekarang meliputi Syria, Yordania, dan Palestina. Syam berada di bawah pemerintahan Romawi Timur.

    Kisah ini diambil dari Buku Muhammad Teladanku

     
  • erva kurniawan 4:53 am on 8 December 2021 Permalink | Balas  

    Hendak Ditinggal Paman 

    One Day One Sirah

    44

    السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

    Hendak Ditinggal Paman

    Hati Muhammad kecil merasa pengap dengan kehidupan di Mekah. Setiap hari, dilihatnya anak-anak fakir miskin seusianya bekerja bersama-sama dengan bertelanjang tanpa rasa malu.

    Muhammad juga melihat setiap malam pintu rumah orang-orang kaya tertutup rapat. Di dalam, mereka berpesta pora, menyaksikan para penari, dan bermabuk-mabukan sampai pagi sambil dijaga oleh para budak. Padahal, di tempat lain, ia melihat orang-orang berjuang mencari rezeki antara hidup dan mati.

    Muhammad sering sekali melintas di depan gubuk-gubuk reyot dan rumah-rumah kumuh. Pintu-pintu mereka juga tertutup rapat, tetapi di dalamnya tinggal orang-orang yang hidup menderita. Orang-orang itu jika besok atau lusa terpaksa menggadaikan anak gadis, istri atau ibunya untuk dikumpulkan menjadi budak para saudagar demi melepaskan diri dari lilitan hutang.

    Di depan gubuk-gubuk itu, Muhammad melihat para pemuda berkumpul. Pikiran mereka dipenuhi impian tentang datangnya mukjizat yang akan mampu membebaskan Mekah dari kebiadaban. Para pemuda itu berkumpul mengelilingi seorang laki-laki yang bercerita tentang legenda-legenda indah orang-orang terdahulu yang berjuang melawan raja yang sewenang-wenang.

    Suatu saat, pada usia 12 tahun, Abu Thalib berniat pergi berdagang ke Syam untuk mencari nafkah.
    “Ajaklah aku, Paman!” pinta Muhammad
    “Tetapi, perjalanan padang pasir begitu sulit dan jauh! Aku tidak tega mengajak anak sekecilmu menempuh kesulitan sedemikian berat!”.

    Saat itu, hanya Abu Thalib tempat Muhammad berlindung. Ia merasa amat kesepian jika harus menghadapi kehidupan Mekah seorang diri, tanpa ada paman disampingnya.

    ” Kepada siapakah Paman akan meninggalkan aku seorang diri apabila Paman pergi nanti?” tanya Muhammad begitu menghiba.
    Abu Thalib sangat terharu, “Demi Allah, aku pasti membawanya pergi. Ia tidak boleh berpisah denganku dan aku tidak boleh berpisah dengannya selama-lamanya.”

    Akhirnya, Muhammad pun diizinkan pergi menempuh perjalanan musim panas yang begitu jauh.

    Dan bagaimana kisah perjalanan mereka? Kita lanjutkan kisahnya esok….Insya Allah

    🖌Catatan Tambahan🖌

    Lihb Si Peramal

    Orang-orang Quraisy sering mendatangi Lihb dengan membawa anak-anaknya untuk diramal. Suatu hari, Lihb melihat Muhammad. ” Kemarilah, hai anak muda!” serunya. Namun, Abu Thalib segera menyembunyikan Muhammad dan membawanya pergi hingga Lihb berteriak-teriak, “Celakalah kalian, bawa ke sini anak muda yang aku lihat tadi! Demi Allah, anak ini akan menjadi orang besar pada kemudian hari!”

    Kisah ini diambil dari Buku Muhammad Teladanku

     
  • erva kurniawan 4:47 am on 7 December 2021 Permalink | Balas  

    Diasuh Abu Thalib 

    One Day One Sirah

    43

    السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

    Diasuh Abu Thalib

    Sebelum wafat, Abdul Muthalib menunjuk salah seorang anak nya untuk mengasuh Muhammad. Ia tidak menunjuk Abbas yang kaya, namun agak kikir. Ia juga tidak menunjuk Harist, putranya yang tertua karena Harist adalah orang yang tidak mampu. Abdul Muthalib menunjuk Abu Thalib untuk mengasuh Muhammad karena sekalipun miskin, Abu Thalib memiliki perasaan yang halus dan paling terhormat di kalangan Quraisy.

    Abu Thalib juga amat menyayangi kemenakannya itu. Budi pekerti Muhammad yang luhur, cerdas, suka berbakti, dan baik hati sangat menyenangkan Abu Thalib. Ia bahkan lebih mendahulukan kepentingan Muhammad dibandingkan anak-anaknya sendiri.

    Begitu pun sebaliknya, Muhammad amat mencintai pamannya. Ia tahu pamannya memiliki banyak anak kecil dan hidup dalam kemiskinan. Namun demikian, pamannya tidak pernah berhutang kepada orang lain. Abu Thalib lebih suka bekerja keras memeras keringat untuk mengganjal perut keluarganya. Karena itulah, tanpa ragu, Muhammad ikut bekerja seperti anak-anak Abu Thalib yang lain. Ia ikut membantu pekerjaan keluarga, menggembalakan kambing, dan mencari rumput.

    Abu Thalib merasa bahwa Muhammad kelak akan menjadi orang yang bersih hatinya dan dijauhkan dari dosa. Ia yakin, jika mengajak Muhammad berdoa, Tuhan akan mengabulkan permohonannya. Seperti yang dilakukannya ketika orang-orang Quraisy berseru ” Wahai Abu Thalib, lembah sedang kekeringan dan kemiskinan melanda. Marilah berdoa meminta hujan”.

    Maka, Abu Thalib keluar bersama Muhammad. Ia menempelkan punggung Muhammad ke dinding Ka’bah dan berdoa. Kemudian, mendung pun datang dari segala penjuru, lalu menurunkan hujan yang sangat deras hingga tanah di lembah-lembah dan ladang menjadi gembur.

    Lalu bagaimana kisah Muhammad kecil bersama pamannya?

    Kita lanjutkan besok ya kisahnya….Insya Allah

    🖊Catatan Tambahan🖊

    Ali bin Abu Thalib

    Ali bin Abu Thalib adalah salah seorang anak Abu Thalib yang diasuh oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam setelah beliau menikah dengan Khadijah. Ali bin Abu Thalib kelak menjadi salah seorang sahabat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam yang utama. Ali bin Abu Thalib juga menjadi menantu beliau dengan menikahi Fatimah, putri beliau.

    Kisah ini diambil dari Buku Muhammad Teladanku

     
  • erva kurniawan 4:27 am on 6 December 2021 Permalink | Balas  

    Abdul Muthalib Wafat 

    One Day One Sirah

    42

    السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

    Abdul Muthalib Wafat

    Muhammad dibawa pulang oleh Ummu Aiman. Ia pulang sambil menangis dengan hati pilu karena kini sebatang kara. Muhammad makin merasa kehilangan. Ia menjalani takdir sebagai seorang anak yatim piatu. Terasa olehnya hidup yang makin sunyi dan makin sedih.

    Baru beberapa hari yang lalu, ia mendengar dari ibunya keluhan duka kehilangan ayahanda semasa ia dalam kandungan. Kini, ia melihat sendiri di hadapannya, ibunya pergi untuk tidak kembali lagi, seperti ayahnya dulu. Tubuh Muhammad yang masih kecil itu kini memikul beban hidup yang berat, yaitu sebagai yatim-piatu.

    Ketika tiba di Mekah, Abdul Muthalib menyambut kedatangan cucunya itu dengan rasa iba yang dalam. Kecintaan Abdul Muthalib pun semakin bertambah kepada Muhammad.

    Rasa duka Muhammad mungkin agak ringan apabila kakeknya, Abdul Muthalib, dapat hidup lebih lama lagi. Namun, Allah سبحانه و تعال
    sudah menentukan lain. Pada usia 80 tahun, sang kakek pun meninggal dunia. Saat itu, Muhammad berusia delapan tahun. Ia mengiringi jenazah kakeknya ke kubur sambil menangis.

    Kenangan sedih sebagai anak yatim-piatu membekas begitu dalam pada diri Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam, sehingga di dalam Al Quran pun disebutkan ketika Allah mengingatkan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam akan nikmat yang dianugerahkan kepada beliau di tengah kesedihan itu,

    “Bukankah engkau dalam keadaan yatim-piatu, lalu diadakan-Nya orang yang akan melindungimu? Dan menemukan kau saat kau kehilangan pedoman, lalu ditunjukkan-Nya jalan itu?” ( Q.S. Ad Dhuha, 93: 6-7)

    Kita lanjutkan besok ya kisahnya …. Insya Allah

    🖋Catatan Tambahan✒

    Keluarga Umayyah

    Kematian Abdul Muthalib merupakan pukulan yang berat bagi keluarga Hasyim. Tak ada anak-anak Abdul Muthalib yang memiliki keteguhan hati, kewibawaan, pandangan tajam, terhormat, dan berpengaruh di kalangan Arab seperti dirinya. Keluarga Umayyah lalu tampil ke depan mengambil tampuk pimpinan yang memang sejak dulu mereka inginkan tanpa menghiraukan ancaman yang datang dari keluarga Hasyim.

    Kisah ini diambil dari Buku Muhammad Teladanku

     
  • erva kurniawan 4:25 am on 5 December 2021 Permalink | Balas  

    Larangan Ghuluw dalam Agama 

    ONE DAY ONE HADIST

    Oleh Ustadz Muslih Rasyid
    Larangan Ghuluw dalam Agama

    عن إبن عباس رضي الله عنهما قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
    وَإِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِي الدِّينِ فَإِنَّمَا أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ الْغُلُوُّ فِي الدِّينِ.

    Dari Ibnu Abbas Radhiallahu anhuma berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallama bersabda:
    “Jauhkan diri kalian dari berlebih-lebihan (ghuluw) dalam agama. Sesungguhnya berlebih-lebihan dalam agama telah membinasakan orang-orang sebelum kalian.” (HR an-Nasa’i 5/268, Ibnu Majah no.3029, al-Baihaqi, at-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir, Ibnu Hibban, dan Ibnu Khuzaimah, dan dishahihkan oleh al-Albani, Imam an-Nawawi dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah)

    Pelajaran yang terdapat dalam hadits:

    1- Yang dimaksud “GHULUW” dalam hadits ialah: berlebih-lebihan dalam melaksanakan agama sampai melampaui batas.

    2- Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memperingatkan ummatnya dari sikap ghuluw dan mengatakan dengan jelas bahwa itu adalah sebab kehancuran dan kebinasaan, karena menyelesihi syari’at dan menjadi penyebab kebinasaan ummat-ummat terdahulu.

    3- Bahkan ghuluw menyebabkan manusia bisa menjadi kafir dan meninggalkan agama mereka.

    4- Di antara bentuk ghuluw, yaitu sikap ghuluw terhadap orang-orang shalih dengan mengagungkan mereka, membangun kubur-kubur mereka, membuat patung-patung yang menyerupai mereka, bahkan sampai akhirnya mereka disembah.

    Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran:

    • Penyakit pertama yang paling besar yang terjadi pada kaum Nûh Alaihissallam , sebagaimana Allâh Azza wa Jalla telah mengabarkan tentang mereka.

    قَالَ نُوحٌ رَبِّ إِنَّهُمْ عَصَوْنِي وَاتَّبَعُوا مَنْ لَمْ يَزِدْهُ مَالُهُ وَوَلَدُهُ إِلَّا خَسَارًا ، وَمَكَرُوا مَكْرًا كُبَّارًا .وَقَالُوا لَا تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا . وَقَدْ أَضَلُّوا كَثِيرًا ۖ وَلَا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلَّا ضَلَالًا

    Nuh berkata, ‘Ya Rabbku, sesungguhnya mereka durhaka kepadaku, dan mereka mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya hanya menambah kerugian baginya, dan mereka melakukan tipu daya yang sangat besar.” Dan mereka berkata, “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwa’, Yaguts, Ya‘uq dan Nasr. Dan sungguh, mereka telah menyesatkan orang banyak; dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kesesatan.” [Nûh/71:21-222- 23-24].

     
  • erva kurniawan 4:20 am on 4 December 2021 Permalink | Balas  

    Aminah Wafat 

    One Day One Sirah

    41

    السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

    Aminah Wafat

    Dalam perjalanan itu, Aminah membawa Ummu Aiman, budak perempuan peninggalan Abdullah. Sesampainya di Yatsrib, mereka disambut oleh saudara-saudara Aminah. Kepada Muhammad diperlihatkan rumah tempat ayahnya meninggal dulu serta tempat ia dikuburkan. Itu adalah saat pertama Muhammad benar-benar merasa dirinya sebagai anak yatim. Apalagi ia mendengar ibunya bercerita panjang lebar tentang sang ayah tercinta yang setelah beberapa waktu tinggal bersama-sama, kemudian meninggal dunia di tengah-tengah pamannya dari pihak ibu.

    Sesudah hijrah, pernah juga Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam menceritakan kepada sahabat-sahabatnya tentang kisah perjalanan masa kecil beliau ke Yatsrib yang saat itu telah berubah nama menjadi Madinah. Beliau amat terkenang dengan perjalanan bersama ibunya itu, kisah perjalanan penuh cinta pada Madinah, kisah penuh duka pada orang yang ditinggalkan keluarganya.

    Sesudah cukup sebulan tinggal di Madinah, mereka pun bersiap pulang. Mereka berjalan dengan menggunakan dua ekor unta yang mereka bawa dari Mekah. Akan tetapi, di tengah perjalanan, di sebuah tempat bernama Abwa, Bunda Aminah menderita sakit hingga kemudian meninggal di tempat itu.

    “Ibu! Ibu!” panggil Muhammad kepada ibunya yang kini membujur kaku.

    Dalam pelukan Ummu Aiman, dengan air mata meleleh, Muhammad menyaksikan tubuh ibunya dikuburkan di tempat itu.

    Begitulah, pada usia enam tahun Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam telah menjadi anak yatim piatu. Siapakah yang kemudian mengasuh beliau?

    Kita lanjutkan kisah beliau besok…Insya Allah

    🖊Catatan Tambahan🖊

    Abwa

    Abwa adalah sebuah dusun yang terletak di antara Madinah dengan Juhfa. Jaraknya 23 mil (37 km) dari Madinah.

    Kisah ini diambil dari Buku Muhammad Teladanku

     
  • erva kurniawan 4:18 am on 3 December 2021 Permalink | Balas  

    Hakekat Kesombongan 

    ONE DAY ONE HADIST

    Oleh Ustadz Muslih Rasyid
    Hakekat Kesombongan

    عن عبدالله بن مسعود رضي الله عنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم
    لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

    Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
    “Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR. Muslim no. 91)

    Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

    1- An Nawawi rahimahullah berkata, “Hadist ini berisi larangan dari sifat sombong yaitu menyombongkan diri kepada manusia, merendahkan mereka, serta menolak kebenaran” (Syarah Shahih Muslim Imam Nawawi, II/163, cet. Daar Ibnu Haitsam)

    2- Kesombongan ada dua macam, yaitu sombong terhadap al haq dan sombong terhadap makhluk. Hal ini diterangkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hadist di atas dalam sabda beliau, “sombong adalah menolak kebenaran dan suka meremehkan orang lain”. Menolak kebenaran adalah dengan menolak dan berpaling darinya serta tidak mau menerimanya. Sedangkan meremehkan manusia yakni merendahkan dan meremehkan orang lain, memandang orang lain tidak ada apa-apanya dan melihat dirinya lebih dibandingkan orang lain. (Syarh Riyadus Shaalihin, II/301, Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin, cet Daar Ibnu Haitsam)

    Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran:

    1- Sebagian salaf menjelaskan bahwa dosa pertama kali yang muncul kepada Allah adalah kesombongan.

    وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لأَدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الكَافِرِينَ

    “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kalian kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur (sombong) dan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir“ (QS. Al Baqarah:34)

    2- Sikap seorang muslim terhadap setiap kebenaran adalah menerimanya secara penuh.

    وَمَاكَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلاَمُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللهُ وَرَسُولَهُ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةَ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً مُّبِينًا

    “Dan tidaklah patut bagi mukmin laki-laki dan mukmin perempuan, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.” (QS. Al-Ahzab: 36)

    3- Sikap seorang muslim tidak boleh meremehkan yang lain.

    وَلاَ تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلاَ تَمْشِ فِي اللأَرْضِ مَرَحاً إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَجُوْرٍ

    “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman:18)

     
  • erva kurniawan 4:15 am on 2 December 2021 Permalink | Balas  

    Di Bawah Asuhan Kakek 

    One Day One Sirah

    40

    السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

    Di Bawah Asuhan Kakek

    Sahabat fillahku, sejak itu, Abdul Muthalib bertindak sebagai pengasuh cucunya itu. Ia memelihara Muhammad dengan sungguh-sungguh dan mencurahkan segala kasih sayangnya.

    Abdul Muthalib adalah pemimpin seluruh Quraisy dan seluruh Mekah. Untuk dia, diletakkan hamparan khusus tempatnya duduk di bawah naungan Ka’bah. Anak2 beliau, paman-paman Muhammad, tidak berani duduk di tempat itu. Mereka duduk di sekeliling hamparan itu sebagai penghormatan kepada ayah mereka.

    Suatu saat, Muhammad kecil yang montok itu duduk di atas hamparan tersebut. Serentak paman-paman beliau langsung memegang dan menahan Muhammad agar tidak duduk di atas hamparan. Namun, Abdul Muthalib datang dan melihat kejadian tersebut.

    “Biarkan anakku itu,” katanya, “Demi Allah, sesungguhnya dia akan memiliki kedudukan yang agung.”

    Kemudian, Abdul Muthalib duduk di atas hamparan tersebut sambil memangku Muhammad. Dielus-elusnya punggung Muhammad penuh sayang. Abdul Muthalib bergembira dengan apa yang dilakukan cucunya itu.

    Lebih-lebih lagi, kecintaan kakek kepada cucunya itu timbul ketika Aminah kemudian berniat membawa Muhammad ke Yatsrib untuk diperkenalkan kepada saudara-saudara ibunya dari keluarga Najjar. Perjalanan ini juga bertujuan menengok makam Abdullah, ayah Muhammad. Sudah lama Aminah memendam keinginan untuk menengok makam suaminya tercinta itu. Kini, ia akan berangkat ditemani putranya seorang.

    Sahabat fillahku, bagaimana kisah perjalanan mereka ke Yatsrib yang jauh itu?

    Catatan Tambahan

    Halimah As Sa’diyyah

    Halimah dijuluki As Sa’diyyah karena ia berasal dari keluarga Bani Sa’ad. Kasih sayang Muhammad terhadap ibu susunya itu tak pernah putus. Pernah suatu kali, setelah pernikahan Muhammad dengan Khadijah, Halimah As Sa’diyyah datang berkunjung. Saat itu, musim paceklik sehingga kehidupan di dusun menjadi susah. Muhammad menerima beliau dengan baik sekali. Saat Halimah pulang, ia dibekali dengan harta Khadijah berupa unta yang dimuati air dan 40 ekor kambing. Setiap kali Halimah datang, Rasulullah selalu membentangkan pakaiannya yang paling berharga untuk alas duduk Bunda Halimah.

    Kita lanjutkan besok ya kisahnya …. In syaa Allah

    Kisah ini diambil dari Buku Muhammad Teladanku

     
  • erva kurniawan 4:12 am on 1 December 2021 Permalink | Balas  

    Sebab-Sebab dijuluki Masyarakat Jahiliyah karena: Perampok Kejam dan Tidak Sopan 

    One Day One Sirah

    14

    السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

    Sebab-Sebab dijuluki Masyarakat Jahiliyah karena:

    Perampok Kejam dan Tidak Sopan

    Mencuri dan merampok saat itu adalah hal yang biasa. Hanya sebagian kecil saja orang yang tidak pernah melakukannya. Perampok pun bukan cuma mengincar harta dan benda, tetapi juga orang yang dirampok. Perampok biasa menjadikan orang orang yang telah dirampok nya menjadi tawanan dan budak belian.

    Saat itu perilaku bangsa Arab amat kejam, sampai melewati batas perikemanusiaan. Anak anak perempuannya sendiri mereka bunuh. Ada yang dikubur hidup hidup ke dalam tanah, ada pula yang ditaruh dalam tong dan diluncurkan dari tempat yang tinggi. Mereka malu jika mempunyai anak perempuan.

    Mereka juga suka menyiksa binatang. Jika seseorang mati, keluarganya mengikat unta diatas kuburan dan tidak memberikan makan serta minum sampai si unta mati. Mereka beranggapan unta itu kelak akan menjadi tunggangan si mati.

    Musuh yang tertangkap diperlakukan sangat kejam. Mereka biasa mengikat musuh pada seekor kuda dan membiarkan kuda tersebut berlari sehingga orang yang diikat itu mati terseret-seret. Telinga atau hidung musuh yang kalah dijadikan kalung, serta tengkorak nya dijadikan tempat minum arak.

    Orang jahiliyah juga tidak mengenal sopan santun, Mereka biasa berkeliling Ka’bah tanpa memakai pakaian.

    Begitulah kebiasaan Orang Orang Arab saat itu.
    Mereka adalah bangsa yang maju perdagangannya, pandai membuat perkakas, membuat obat, ahli astronomi, serta mahir bersyair. Namun mereka juga mempunyai kebiasaan buruk.

    Kita lanjutkan besok ya…
    In syaa Allah

    📝Catatan tambahan 📝

    *Memakan Bangkai Binatang *

    Dalam urusan makan dan minum pun tidak ada yang dilarang. Segala macam binatang boleh dimakan. Binatang yang sudah mati pun disayat dagingnya, dibakar, dan dimakan. Mereka juga suka meminum darah, binatang, dan makanan darah yang dibekukan.

    Kisah ini diambil dari Buku Muhammad Teladanku

     
c
Compose new post
j
Next post/Next comment
k
Previous post/Previous comment
r
Balas
e
Edit
o
Show/Hide comments
t
Pergi ke atas
l
Go to login
h
Show/Hide help
shift + esc
Batal