Updates from Mei, 2010 Toggle Comment Threads | Pintasan Keyboard

  • erva kurniawan 1:55 am on 31 May 2010 Permalink | Balas
    Tags: , , , , , ,   

    Siapakah Ibunya 

    Mungkin kita sudah sering membaca atau mendengar cerita semacam ini. Saya kagum dengan anak tersebut, siapakah ibunya, siapakah ayahnya.Dan saya juga kagum dengan pemuda yang memperhatikan nasib anak penjual kue tersebut, siapakah istrinya, siapakah ibu dari pemuda tersebut, siapakah ayahnya..dst..

    Andaikan saja banyak manusia-manusia berhati semacam kisah dibawah ini, mungkin tak sebanyak ini manusia “sengsara/melarat” di “Indonesia khususnya”.

    Tetapi teramat disayangkan sangat sedikit, bahkan tidak sedikit orang tua, ayah atau ibu yang melalaikan anak-anaknya, hanya karena alasan ini dan itu. Sibuk di kantor,karier, jabatan, sibuk dengan perempuan/lelaki lainnya yang bukan dari ibu kandung anak-anaknya sendiri.

    ***

    = Siapakah Ibunya/Orang Tuanya? =

    Selesai berlibur dari kampung, saya harus kembali ke kota. Mengingat jalan tol yang juga padat, saya menyusuri jalan lama.

    Terasa mengantuk, saya singgah sebentar di sebuah restoran. Begitu memesan makanan, seorang anak lelaki berusia lebih kurang 12 tahun muncul di depan.

    “Abang mau beli kue?” Katanya sambil tersenyum.

    Tangannya segera menyelak daun pisang yang menjadi penutup bakul kue jajaannya.

    “Tidak dik….abang sudah pesan makanan,” jawab saya ringkas, dia berlalu.

    Begitu pesanan tiba, saya terus menikmatinya. Lebih kurang 20 menit kemudian saya melihat anak tadi menghampiri pelanggan lain, sepasang suami istri sepertinya. Mereka juga menolak, dia berlalu begitu saja.

    “Abang sudang makan, tak mau beli kue saya?” katanya tenang ketika menghampiri meja saya.

    “Abang baru selesai makan di, masih kenyang nih,” kata saya sambil menepuk-nepuk perut. Dia pergi, tapi cuma disekitar restoran. Sampai di situ dia meletakkan bakulnya yang masih penuh.

    Setiap yang lalu ditanya, “Tak mau beli kue saya bang..pak.kakak atau ibu.”

    Molek budi bahasanya.

    Pemilik restoran itu pun tak melarang dia keluar masuk ke restorannya menemui pelanggan. Sambil memperhatikan, terbersit rasa kagum dan kasihan di hati saya melihat betapa gigihnya dia berusaha.

    Tidak nampak keluh kesah atau tanda-tanda putus asa dalam dirinya, sekalipun orang yang ditemuinya enggan membeli kuenya.

    Setelah membayar harga makanan dan minuman, saya terus pergi ke mobil.

    Anak itu saya lihat berada agak jauh di deretan kedai yang sama. Saya buka pintu, membetulkan duduk dan menutup pintu. Belum sempat saya menghidupkan mesin, anak tadi berdiri di tepi mobil.

    Dia menghadiahkan sebuah senyuman.

    Saya turunkan cermin. Membalas senyumannya.

    “Abang sudah kenyang, tapi mungkin abang perlukan kue saya untuk adik-adik abang, ibu atau ayah abang,” katanya sopan sekali sambil tersenyum. Sekali lagi dia memamerkan kue dalam bakul dengan menyelak daun pisang penutupnya. Saya tatap wajahnya, bersih dan bersahaja.

    Terpantul perasaan kasihan di hati. Lantas saya buka dompet, dan mengulurkan selembar uang Rp 20.000,- padanya.

    “Ambil ini dik! Abang sedekah ….tak usah abang beli kue itu.” Saya berkata ikhlas karena perasaan kasihan meningkat mendadak. Anak itu menerima uang tersebut, lantas mengucapkan terima kasih terus berjalan kembali ke kaki lima deretan kedai. Saya gembira dapat membantunya.

    Setelah mesin mobil saya hidupkan . Saya memundurkan mobil saya. Alangkah terperanjatnya saya ketika melihat anak itu mengulurkan uang Rp 20.000,- pemberian saya itu kepada seorang pengemis yang buta kedua matanya.

    Saya terkejut … saya hentikan mobil, memanggil anak itu.

    “Kenapa bang mau beli kue kah?” tanyanya.

    “Kenapa adik berikan duit abang tadi pada pengemis itu? Duit itu abang berikan adik!” kata saya tanpa menjawab pertanyaannya.

    “Bang saya tak bisa ambil duit itu. Emak marah kalau dia tahu saya mengemis. Kata emak kita mesti bekerja mencari nafkah karena Allah.

    Kalau dia tahu saya bawa duit sebanyak itu pulang, sedangkan jualan masih banyak, mak pasti marah. Kata mak mengemis kerja orang yang tak berupaya, saya masih kuat bang!” katanya begitu lancar. Saya heran sekaligus kagum dengan pegangan hidup anak itu. Tanpa banyak soal, saya terus bertanya berapa harga semua kue dalam bakul itu.

    “Abang mau beli semua kah?” dia bertanya dan saya cuma mengangguk. Lidah saya kelu mau berkata.

    “Rp 25.000,- saja bang…..”

    Selepas dia memasukkan satu persatu kuenya ke dalam plastik, saya ulurkan Rp 25.000,-. Dia mengucapkan terima kasih dan terus pergi.

    Saya perhatikan dia hingga hilang dari pandangan.

    Dalam perjalanan, baru saya terfikir untuk bertanya statusnya. Anak yatim kah? Siapakah wanita berhati mulia yang melahirkan dan mendidiknya? Terus terang saya katakan , saya beli kuenya bukan lagi atas rasa kasihan, tetapi rasa kagum dengan sikapnya yang dapat menjadikan kerjanya suatu penghormatan. Sesungguhnya saya kagum dengan sikap anak itu.

    Dia menyadarkan saya, siapa kita sebenarnya.

    ***

    Abu Hurairah berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu baik, dan tidak menerima sesuatu kecuali yang baik.” Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang beriman, seperti Dia perintahkan kepada para rasul-Nya dengan firman-Nya, yang artinya, “Wahai para Rasul, makanlah kalian dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang kalian kerjakan”.

    Dan firman-Nya, “Wahai orang-orang yang beriman, makanlah kalian dari makanan yang baik-baik, dan bersyukurlah kamu kepada Allah, jika benar-benar hanya kepadaNya kamu menyembah.”

    Kemudian Rasulullah menyebutkan seorang laki-laki yang menempuh perjalanan jauh, rambutnya kusut lagi berdebu. Orang tersebut menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdo’a: “Ya Tuhanku .. Ya Tuhanku ..” Sedangkan makanannya haram, minumannya haram, dan baju yang dipakainya dari hasil yang haram. Maka bagaimana mungkin do’anya akan dikabulkan?” (HR. Muslim, shahih).

    ***

    Dari Sahabat

     
  • erva kurniawan 1:48 am on 30 May 2010 Permalink | Balas
    Tags: Rukun Shalat,   

    Tuntunan Shalat: Rukun-Rukun Shalat 

    Shalat itu mempunyai rukun-rukun yang apabila salah satunya ditinggalkan maka tidak sah shalatnya. Rukun-rukun tersebut adalah :

    1. Berniat, yaitu niat di hati untuk melaksanakan shalat tertentu, hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam, “Sesungguhnya segala amal perbuatan itu tergantung niatnya”. (Muttafaq ‘alaih)

    Dan niat itu dilakukan bersamaan dengan melaksana-kan takbiratul ihram dan mengangkat kedua tangan, tidak mengapa kalau niat itu sedikit lebih dahulu dari keduanya.

    2. Takbiratul Ihram, yaitu takbir yang pertama kali diucapkan oleh orang yang mengerjakan shalat sebagai tanda mulai mengerjakan shalat dengan lafazh (ucapan) “Allaahu Akbar” Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam, “Kunci shalat itu adalah bersuci, pembatas antara perbuatan yang boleh dan tidaknya dilakukan waktu shalat adalah takbir, dan pembebas dari keterikatan shalat adalah salam.” (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi dan lainnya, hadits shahih )

    3. Berdiri bagi yang sanggup. berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Peliharalah segala shalat(mu) dan (peliharalah) shalat wustha (Ashar). Berdirilah karena Allah (dalam shalat-mu) dengan khusyu’.” (Al-Baqarah: 238)

    Dan berdasarkan Sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam kepada Imran bin Hushain, “Shalatlah kamu dengan berdiri, apabila tidak mampu maka dengan duduk, dan jika tidak mampu juga maka shalatlah dengan berbaring ke samping.” (HR. Al-Bukhari)

    4. Membaca surat Al-Fatihah wajib pada setiap rakaat shalat fardhu dan shalat sunnah; Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam, “Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca surat Al-Fatihah.” (HR. Al-Bukhari)

    5. Ruku’ dengan thuma’ninah; bagi orang yang shalat dengan berdiri minimal adalah menunduk kira-kira dua telapak tangannya sampai kelutut dan yang sempurna yaitu betul-betul menunduk sampai datar/lurus antara tulang punggung dengan lehernya (90 derajat) serta meletakan dua telapak tangan kelutut. Ruku’ ini berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujud-lah kamu, sembahlah Rabbmu dan perbuatlah kebajikan supaya kamu mendapat kemenangan.” (Al-Hajj: 77)

    Juga berdasarkan sabda Nabi shallallaahu alaihi wasallam kepada seseorang yang tidak benar shalatnya, “ … kemudian ruku’lah kamu sampai kamu tuma’ninah/ tenang dalam keadaan ruku’.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

    6. I’tidal dengan thuma’ninah ; artinya berdiri lurus seperti pada waktu membaca Fatihah.Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam terhadap seseorang yang salah dalam shalat-nya, ” … kemudian bangkitlah (dari ruku’) sampai kamu tegak lurus berdiri.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

    7. Sujud dua kali dengan thuma’ninah; Hal ini berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah disebutkan di atas tadi. Juga berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam, “Kemudian sujudlah kamu sampai kamu tuma’ninah dalam sujud.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

    8. Duduk di antara dua sujud dengan thuma’ninah. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam, “Allah tidak akan melihat kepada shalat seseorang yang tidak menegakkan tulang punggungnya di antara ruku’ dan sujudnya.” (HR. Ahmad, dengan isnad shahih)

    9. Duduk dengan tumaninah serta Membaca tasyahhud akhir dan shawalat nabi ; Ada-pun tasyahhud akhir itu, maka berdasarkan perkataan Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu yang bunyinya, “Dahulu kami membaca di dalam shalat sebelum diwajibkan membaca tasyahhud adalah ‘Kesejahteraan atas Allah, kesejahteraan atas malaikat Jibril dan Mikail.’ Maka bersabdalah Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam, ‘Janganlah kamu membaca itu, karena sesungguhnya Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mulia itu sendiri adalah Maha Sejahtera, tetapi hendaklah kamu membaca, “Segala penghormatan, shalawat dan kalimat yang baik bagi Allah. Semoga kesejahteraan, rahmat dan berkah Allah dianugerahkan kepadamu wahai Nabi. Semoga kesejahteraan dianugerahkan kepada kita dan hamba-hamba yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasulNya.” (HR. An-Nasai, Ad-Daruquthni dan Al-Baihaqi dengan sanad shahih)

    Dan sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam, “Apabila salah seorang di antara kamu duduk (tasyah-hud), hendaklah dia mengucapkan: ‘Segala penghormatan, shalawat dan kalimat-kalimat yang baik bagi Allah’.” (HR. Abu Daud, An-Nasai dan yang lainnya, hadits ini shahih dan diriwayatkan pula dalam dalam”. (Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim)

    Adapun duduk untuk tasyahhud itu termasuk rukun juga karena tasyahhud akhir itu termasuk rukun

    10. Membaca salam; Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam, “Pembuka shalat itu adalah bersuci, pembatas antara perbuatan yang boleh dan tidaknya dilakukan waktu shalat adalah takbir, dan pembebas dari keterikatan shalat adalah salam.” (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi dan lainnya, hadits shahih )

    11. Tertib (Melakukan rukun-rukun shalat secara ber-urutan) Oleh karena itu janganlah seseorang membaca surat Al-Fatihah sebelum takbiratul ihram dan jangan-lah ia sujud sebelum ruku’. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam, “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku shalat.” (HR. Al-Bukhari)

    Maka apabila seseorang menyalahi urutan rukun shalat sebagaimana yang sudah ditetapkan oleh Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam, seperti mendahulukan yang semestinya diakhirkan atau sebaliknya, maka batallah shalatnya.

    ***

    Sumber: dzikir.org

     
  • erva kurniawan 1:23 am on 29 May 2010 Permalink | Balas
    Tags: Hal Yang Membatalkan Shalat,   

    Tuntunan Shalat: Hal-Hal Yang Membatalkan Shalat 

    Shalat seseorang akan batal jika melakukan salah satu hal dibawah ini :

    1. Makan dan minum dengan sengaja. Hal ini ber-dasarkan sabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam, “Sesungguhnya di dalam shalat itu ada kesibukkan tertentu.” (Muttafaq ‘alaih) (1) Dan ijma’ ulama juga mengatakan demikian.

    2. Berbicara dengan sengaja, bukan untuk kepentingan pelaksanaan shalat. “Dari Zaid bin Arqam radhiallaahu anhu, ia berkata, “Dahulu kami berbicara di waktu shalat, salah seorang dari kami berbicara kepada temannya yang berada di sampingnya sampai turun ayat: ‘Dan hendaklah kamu berdiri karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’, maka kami pun diperintahkan untuk diam dan dilarang berbicara.” (Muttafaq ‘alaih)

    Dan juga sabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam, “Sesungguhnya shalat ini tidak pantas ada di dalamnya percakapan manusia sedikit pun.” (HR. Muslim)

    Adapun pembicaraan yang maksudnya untuk membetulkan pelaksanaan shalat, maka hal itu diperbolehkan seperti membetulkan bacaan (Al-Qur’an) imam, atau imam setelah memberi salam kemudian bertanya apakah shalatnya sudah sempurna, apabila ada yang menjawab belum, maka dia harus menyempurnakannya. Hal ini pernah terjadi terhadap Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam , kemudian Dzul Yadain bertanya kepada Beliau, “Apakah Anda lupa ataukah sengaja meng-qashar shalat, wahai Rasulullah?’ Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam menjawab, ‘Aku tidak lupa dan aku pun tidak bermaksud meng-qashar shalat.’ Dzul Yadain berkata, ‘Kalau begitu Anda telah lupa wahai Rasulullah.’ Beliau bersabda, ‘Apa-kah yang dikatakan Dzul Yadain itu betul?’ Para sahabat menjawab, ‘Benar.’ Maka beliau pun menambah shalatnya dua rakaat lagi, kemudian melakukan sujud sahwi dua kali.” (Muttafaq ‘alaih)

    3. Meninggalkan salah satu rukun shalat atau syarat shalat yang telah disebutkan di muka, apabila hal itu tidak ia ganti/sempurnakan di tengah pelaksanaan shalat atau sesudah selesai shalat beberapa saat. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam terhadap orang yang shalatnya tidak tepat, “Kembalilah kamu melaksanakan shalat, sesungguhnya kamu belum melaksanakan shalat.” (Muttafaq ‘alaih)

    Lantaran orang itu telah meninggalkan tuma’ninah dan i’tidal. Padahal kedua hal itu termasuk rukun.

    4. Banyak melakukan gerakan, karena hal itu bertentangan dengan pelaksanaan ibadah dan membuat hati dan anggota tubuh sibuk dengan urusan selain ibadah. Adapun gerakan yang sekadarnya saja, seperti memberi isyarat untuk menjawab salam, membetulkan pakaian, menggaruk badan dengan tangan, dan yang semisalnya, maka hal itu tidaklah membatalkan shalat.

    5. Tertawa sampai terbahak-bahak. Para ulama sepakat mengenai batalnya shalat yang disebabkan tertawa seperti itu. Adapun tersenyum, maka kebanyakan ulama menganggap bahwa hal itu tidaklah merusak shalat seseorang.

    6. Tidak berurutan dalam pelaksanaan shalat, seperti mengerjakan shalat Isya sebelum mengerjakan shalat Maghrib, maka shalat Isya itu batal sehingga dia shalat Maghrib dulu, karena berurutan dalam melaksanakan shalat-shalat itu adalah wajib, dan begitulah perintah pelaksanaan shalat itu.

    7. Kelupaan yang fatal, seperti menambah shalat menjadi dua kali lipat, umpamanya shalat Isya’ delapan rakaat, karena perbuatan tersebut merupakan indikasi yang jelas, bahwa ia tidak khusyu’ yang mana hal ini merupakan ruhnya shalat.

    ***

    Sumber: dzikir.org

     
  • erva kurniawan 1:13 am on 28 May 2010 Permalink | Balas
    Tags: Flu Saat Hamil Berisiko Lahirkan Anak Schizoprenia   

    Flu Saat Hamil Berisiko Lahirkan Anak Schizoprenia 

    Nurul Ulfah – detikHealth

    Tel Aviv, Ibu hamil harus benar-benar menjaga kesehatannya. Sebuah studi melaporkan bahwa perempuan yang terkena flu saat sedang hamil berisiko melahirkan anak dengan penyakit kejiwaan schizoprenia saat si anak beranjak dewasa. Ketika memasuki usia dewasa muda, si anak bisa mengalami gejala seperti orang gila.

    Dalam studi awalnya, peneliti menggunakan tikus percobaan. Tikus-tikus tersebut diberi senyawa kimia yang menyerupai kerja virus dalam menghasilkan flu atau serangan sistem imun tubuh lainnya. Tikus yang dijadikan objek studi adalah tikus yang sedang mengandung (hamil). Selama mengalami infeksi, otak tikus dimonitor menggunakan alat scan MRI.

    Hasil percobaan menunjukkan bahwa anak tikus yang dilahirkan oleh tikus yang diberi senyawa bervirus tersebut ternyata normal. Tapi ketika memasuki usia dewasa muda, tikus tersebut mulai menunjukkan gejala schizophrenia.

    Hal yang sama juga terlihat pada manusia, dimana gejala awal schizophrenia terjadi pada usia 20-an tahun. Hasil scan menunjukkan terdapat tanda-tanda yang mengarah pada penyakit schizophrenia seperti pembesaran ventrikel dan cairan di otak.

    “Jika saat kehamilan menderita penyakit yang berhubungan dengan virus, maka patut diwaspadai perkembangan otak anak kelak karena risiko szhizoprenia bisa saja terjadi,” kata Professor Ina Weiner dari Departemen Psikologi di Tel Aviv University seperti dilansir Timesonline, Jumat (5/2/2010).

    Namun dalam Journal Biological Psychiatry disebutkan bahwa penggunaan obat-obatan antipsikotik yang tepat sebelum memasuki usia dewasa muda bisa mengurangi risiko tersebut.

    Penderita schizophrenia biasanya mengalami gejala halusinasi seperti mendengar suara yang tidak dapat didengar oleh orang lain atau percaya bahwa orang lain bisa membaca pikiran mereka, mengontrol pikiran mereka, dan bahkan lebih berbahaya daripada itu.

    Gejala-gejala tersebut dapat menjadikan mereka takut dan pendiam. Bicara dan tingkah laku mereka bisa jadi kacau bahwa mereka tidak dapat dimengerti atau menakutkan bagi orang lain.

    Tidak ada yang tahu penyebab pasti schizophrenia karena peneliti belum memahami betul faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya schizophrenia.

    Tetapi pada penelitian biologimedical moderen kemungkinan disebabkan oleh gen, kelainan saat perkembangan otak, dan hal-hal lain yang dapat menyebabkan penyakit tersebut.

    Untuk itu, ibu hamil sebaiknya menghindari paparan yang dapat memicu infeksi virus selama periode kritis perkembangan otak janin.

    (fah/ir)

     
  • erva kurniawan 1:14 am on 27 May 2010 Permalink | Balas
    Tags: Hal Yang Makruh Didalam Shalat,   

    Tuntunan Shalat: Hal-Hal Yang Makruh Didalam Shalat 

    Yang dimaksud makruh yaitu : perbuatan yang apabila dikerjakan tidak membatalkan shalat tetapi jika ditinggalkan akan mendatangkan pahala. Oleh karena itu sebaiknya ditinggalkan.

    1. Menengadahkan pandangan ke atas. Hal ini ber-dasarkan sabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam, “Apa yang membuat orang-orang itu mengangkat peng-lihatan mereka ke langit dalam shalat mereka? Hendak-lah mereka berhenti dari hal itu atau (kalau tidak), nis-caya akan tersambar penglihatan mereka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkannya dengan makna yang sama)

    2. Meletakkan tangan di pinggang. Hal ini berdasar-kan larangan Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam meletakkan tangan di pinggang ketika shalat. (Muttafaq ‘alaih)

    3. Menoleh atau melirik, terkecuali apabila diperlukan. Hal ini berdasarkan perkataan Aisyah radhiallaahu anha. Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam tentang seseorang yang menoleh dalam keadaan shalat, beliau menjawab, “Itu adalah pencurian yang dilakukan syaitan dari shalat seorang hamba.” (HR. Al-Bukhari dan Abu Daud, lafazh ini dari riwayatnya)

    4. Melakukan pekerjaan yang sia-sia, serta segala yang membuat orang lalai dalam shalatnya atau menghilangkan kekhusyu’an shalatnya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam, “Hendaklah kamu tenang dalam melaksanakan shalat.” (HR. Muslim)

    5. Menaikkan rambut yang terurai atau melipatkan lengah baju yang terulur. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam, “Aku diperintahkan untuk sujud di atas tujuh anggota badan dan tidak boleh melipat baju atau menaikkan rambut (yang terulur).” (Muttafaq ‘alaih)

    6. Menyapu kerikil yang ada di tempat sujud (dengan tangan) dan meratakan tanah lebih dari sekali. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam, “Dari Mu’aiqib, ia berkata, ‘Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam menyebutkan tentang menyapu di masjid (ketika shalat), maksudnya menyapu kerikil (dengan telapak tangan). Beliau bersabda, ‘Apabila memang harus berbuat begitu, maka hendaklah sekali saja.” (HR. Muslim)

    “Dari Mu’aiqib pula, bahwa Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam bersabda tentang seseorang yang meratakan tanah pada tempat sujudnya (dengan telapak tangan), beliau bersabda, ‘Kalau kamu melakukannya, maka hendaklah sekali saja.” (Muttafaq ‘alaih)

    7. Mengulurkan pakaian sampai mengenai lantai dan menutup mulut (tanpa alasan). “Dari Abu Hurairah radhiallaahu anhu, ia berkata, ‘Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam melarang mengulurkan pakaian sampai mengenai lantai dalam shalat dan menutup mulut.” (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi dan lainnya, hadits hasan)

    Adapun jika menutup mulut karena hal seperti menguap ataupun yang lainnya maka hal tersebut dibolehkan sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits.

    8. Shalat di hadapan makanan. Ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam, “Tidak sempurna shalat (yang dikerjakan setelah) makanan dihidangkan.” (HR. Muslim)

    9. Shalat sambil menahan buang air kecil atau besar, dan sebagainya yang mengganggu ketenangan hati. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam, “Tidak sempurna shalat (yang dikerjakan setelah) makanan dihidangkan dan shalat seseorang yang menahan buang air kecil dan besar.” (HR. Muslim)

    10. Shalat ketika sudah terlalu mengantuk. Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kamu ada yang mengantuk dalam keadaan shalat, maka hendaklah ia tidur sampai hilang rasa kantuknya. Maka sesungguhnya apabila salah seorang di antara kamu ada yang shalat dalam keadaan mengantuk, dia tidak akan tahu apa yang ia lakukan, barangkali ia bermaksud minta ampun kepada Allah, ternyata dia malah mencerca dirinya sendiri.” (Muttafaq ‘alaih)

    ***

    Sumber: dzikir.org

     
  • erva kurniawan 1:55 am on 26 May 2010 Permalink | Balas
    Tags: hal yang diperbolehkan dalam shalat,   

    Tuntunan Shalat: Hal-hal Yang Diperbolehkan Dalam Shalat 

    Diantara hal-hal yang diperbolehkan dalam shalat yaitu:

    1. Membetulkan bacaan imam. Apabila imam lupa ayat tertentu maka makmum boleh mengingatkan ayat tersebut kepada imam. Hal ini berdasarkan hadits Ibnu Umar, “Bahwa Nabi Shallallaahu alaihi wasallam shalat, kemudian beliau membaca suatu ayat, lalu beliau salah dalam membaca ayat tersebut. Setelah selesai shalat beliau bersabda kepada Ubay, ‘Apakah kamu shalat bersama kami?’, ia menjawab, ‘Ya’, kemudian beliau bersabda, ‘Apakah yang menghalangi-mu untuk membetulkan bacaanku.” (HR. Abu Daud, Al-Hakim dan Ibnu Hibban, shahih)

    2. Bertasbih atau bertepuk tangan (bagi wanita) apa-bila terjadi sesuatu hal, seperti ingin menegur imam yang lupa atau membimbing orang yang buta dan sebagainya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam, “Barangsiapa terjadi padanya sesuatu dalam shalat, maka hendaklah bertasbih, sedangkan bertepuk tangan hanya untuk perempuan saja.” (Muttafaq ‘alaih)

    3. Membunuh ular, kalajengking dan sebagainya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam, “Bunuhlah kedua binatang yang hitam itu sekalipun dalam (keadaan) shalat, yaitu ular dan kalajengking.” (HR. Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi dan lainnya, shahih)

    4. Mendorong orang yang melintas di hadapannya ketika shalat. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam, “Apabila salah seorang di antara kamu shalat meng-hadap ke arah sesuatu yang menjadi pembatas baginya dari manusia, kemudian ada yang mau melintas di hadapannya, maka hendaklah dia mendorongnya dan jika dia memaksa maka perangilah (cegahlah dengan keras). Sesungguhnya (perbuatannya) itu adalah (atas dorongan) syaitan.” (Muttafaq ‘alaih)

    5. Membalas dengan isyarat apabila ada yang me-ngajaknya bicara atau ada yang memberi salam kepadanya. Dasarnya ialah hadits Jabir bin Abdullah, “Dari Jabir bin Abdullah , ia berkata, ‘Telah mengutus-ku Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam sedang beliau pergi ke Bani Musthaliq. Kemudian beliau saya temui sedang shalat di atas onta-nya, maka saya pun berbicara kepadanya. Kemudian beliau memberi isyarat dengan tangannya. Saya ber-bicara lagi kepada beliau, kemudian beliau kembali memberi isyarat sedang saya mendengar beliau membaca sambil memberi isyarat dengan kepalanya. Ketika beliau selesai dari shalatnya beliau bersabda, ‘Apa yang kamu kerjakan dengan perintahku tadi? Sebenarnya tidak ada yang menghalangiku untuk bicara kecuali karena aku dalam keadaan shalat.” (HR. Muslim)

    Dari Ibnu Umar, dari Shuhaib , ia berkata, “Aku telah melewati Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam ketika beliau sedang shalat, maka aku beri salam kepadanya, beliau pun membalasnya dengan isyarat. “Berkata Ibnu Umar: “Aku tidak tahu terkecuali ia (Shuhaib) berkata dengan isyarat jari-jarinya.” (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasai, dan selain mereka, hadits shahih)

    Dari sini dapat kita ketahui, bahwa isyarat itu terkadang dengan tangan atau dengan anggukan kepala atau dengan jari.

    6. Menggendong bayi ketika shalat. Hal ini berdasar-kan hadits Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam, “Dari Abu Qatadah Al-Anshari berkata, ‘Aku melihat Nabi Shallallaahu alaihi wasallam mengimami shalat sedangkan Umamah binti Abi Al-‘Ash, yaitu anak Zainab putri Nabi Shallallaahu alaihi wasallam berada di pundak beliau. Apabila beliau ruku’, beliau meletak-kannya dan apabila beliau bangkit dari sujudnya beliau kembalikan lagi Umamah itu ke pundak beliau.” (HR. Muslim)

    7. Berjalan sedikit karena keperluan. Dalilnya adalah hadits Aisyah radhiallaahhu anha, “Dari Aisyah radhialaahu anha, ia berkata, ‘Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam sedang shalat di dalam rumah, sedangkan pintu tertutup, kemudian aku datang dan minta dibukakan pintu, beliau pun berjalan menuju pintu dan membukakannya untukku, kemudian beliau kembali ke tempat shalatnya. Dan terbayang bagiku bahwa pintu itu menghadap kiblat.” (HR. Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi dan lainnya, hadits hasan)

    8. Melakukan gerakan ringan, seperti membetulkan shaf dengan mendorong seseorang ke depan atau menarik-nya ke belakang, menggeser makmum dari kiri ke kanan, membetulkan pakaian, berdehem ketika perlu, menggaruk badan dengan tangan, atau meletakkan tangan ke mulut ketika menguap. Hal ini berdasarkan hadits berikut, “Dari Ibnu Abbas , ia berkata, ‘Aku pernah menginap di (rumah) bibiku, Maimunah, tiba-tiba Nabi Shallallaahu alaihi wasallam bangun di waktu malam mendirikan shalat, maka aku pun ikut bangun, lalu aku ikut shalat bersama Nabi Shallallaahu alaihi wasallam, aku berdiri di samping kiri beliau, lalu beliau menarik kepalaku dan menempatkanku di sebelah kanannya.” (Muttafaq ‘alaih)

    ***

    Sumber: dzikir.org

     
    • alv 8:17 pm on 19 Maret 2011 Permalink

      ijin copy paste semua artikel yang menyejukkan hati ini.
      saya inggin menyebar luaskannya

  • erva kurniawan 1:33 am on 25 May 2010 Permalink | Balas
    Tags: , , , , , ,   

    Kejatuhan Iblis 

    Sejarah Pertarungan antara Kebaikan dan Keburukan

    Dimulai ketika Allah berkata kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku akan menciptakan di atas bumi seorang wakil-Ku (Khalifah).”

    Kemudian para malaikat bertanya, “Apakah Engkau akan menjadikan sesuatu yang akan berbuat kerusakan dan menumpahkan darah? Padahal kami senantiasa bertasbih memuji Engkau dan mensucikan Engkau.”

    Allah menjawab, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

    Kemudian Allah mengajarkan Adam nama-nama segala sesuatu. Kemudian ditanyakan kepada para malaikat, “Sebutkanlah kepada Ku nama-nama benda ini jika kamu benar!”

    Para malaikat menjawab, “Maha suci Engkau! Tak ada pengetahuan kami, kecuali apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

    Kemudian Allah berkata, “Hai Adam, sebutkanlah kepada mereka nama-nama itu!”. Lalu Adam menerangkan kepada mereka nama-nama benda itu semuanya.

    Kemudian Allah berkata lagi, “Bukankah telah Aku katakan kepada kalian, Aku mengetahui apa yang ghaib di langit dan di bumi, dan Aku mengetahui juga apa yang kalian nyatakan dan apa yang kalian sembunyikan (dalam hati).”

    Kemudian Allah memerintahkan kepada para malaikat, “Sujudlah kalian kepada Adam! Lalu mereka sujud. Kecuali Iblis. Ia enggan dan membesarkan diri. Dan jadilah ia golongan yang Ingkar (Kafir).” (QS Al A’raaf : 12 – 18)

    Allah berkata, “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud kepada Adam ketika Aku memerintahkanmu?”

    Iblis menjawab, “Aku lebih baik dari dia. Engkau ciptakan aku dari api sedangkan Engkau ciptakan dia (Adam) dari tanah.”

    Allah berfirman, “Turunlah kamu darinya , karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya. Maka keluarlah! Sesungguhnya kamu termasuk yang hina.”

    Iblis berkata, “Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan.”

    Berfirman Allah, “Sesungguhnya kamu termasuk yang diberi tangguh.”

    Iblis bersumpah, “Karena Engkau telah menghukumi saya tersesat, saya SUNGGUH-SUNGGUH akan menghalangi mereka dari jalan Engkau yang lurus (shirootokal mustaqiim). Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang, dari kanan dan kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan dari mereka yang bersyukur.”

    Allah berfirman, “Keluarlah kamu darinya sebagai yang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar aku akan mengisi neraka jahanam dengan kalian semuanya.”

    **

    Kisah kejatuhan Iblis ini merupakan salah satu bagian dari Aqidah Islam. Dari kisah itu, sejarah manusia di dunia ini bermula. Dan tak habis-habisnya pertempuran antara yang haq dan yang bathil, antara yang Benar dan yang Salah. Dari perspektif inilah kita harus memandang setiap kejadian yang dialami umat manusia.

    Diawali dengan dialog antara Allah dengan para malaikat ketika Allah memberi pengumuman bahwa Ia akan menjadikan di muka bumi ini wakil-Nya (Khaliifah). Malaikat memprotes tapi berakhir dengan ketundukan pada Allah hanya dengan kalimat, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Dan para malaikat tidak membantah lagi walaupun jika kita perhatikan, seakan-akan argumen para malaikat itu ada benarnya.

    Dilanjutkan dengan demonstrasi keunggulan Adam di hadapan makhluk Allah yang lainnya, setelah Allah mengajari Adam nama-nama benda-benda semuanya. Sehingga Adam pantas untuk menduduki posisi sebagai khaliifah di muka bumi. Hal ini menunjukkan keunggulan makhluk yang bernama Adam ini (manusia) karena Adam mampu “memberi nama”. Mampu mendefinisikan apa yang dia lihat, dia dengar, dia cium, dia rasa dan dia raba dengan suatu “kata yang definitif”. Dalam peristiwa ini pula berarti Allah mengajarkan bahasa kepada Adam. Dengan kemampuan Adam untuk membuat definisi, maka berkembanglah ilmu pengetahuan. Adam dan keturunannya dapat memanfaatkan bumi untuk kepentingannya. Jika kita lihat bangunan-bangunan yang tinggi, yang tingginya ratusan kali tinggi manusia, jika kita melihat pesawat jet, yang kecepatannya jutaan kali kecepatan manusia, maka kita berkata: Maha Suci Engkau ya Allah dan Maha Besar Engkau. Kiranya benar perkataan Mu kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. Dapatkah kita bayangkan hasilnya jika yang menjadi khaliifah di muka bumi ini adalah makhluk halus seperti malaikat atau jin (asal Iblis)? Dan Allah mengatakan kepada mereka semua sekali lagi: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.

    Setelah para malaikat menyerah kepada tantangan Allah dan setelah Adam mendemonstrasikan keunggulannya, maka Allah memerintahkan kepada mereka semua untuk sujud kepada Adam. Para ‘ulama Islam sepakat bahwa sujud di sini dalam arti hormat dan mengakui kemuliaan Adam, bukan menyembah. Karena semua mengerti hanya Allah sajalah yang patut untuk disembah.

    Maka membangkanglah Iblis! Dan apa alasannya? Aku lebih baik dari Adam. Engkau ciptakan aku dari api sedangkan Engkau ciptakan Adam dari tanah. Demikianlah LOGIKA IBLIS. Dia mengira bahwa kemuliaan akan tersangkut pada hal-hal yang bersifat fisik. Api dapat membakar tanah. Padahal Allah telah berucap dua kali : Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. Namun Iblis masih juga membangkang. Dia seakan masih menyangkal pernyataan Allah itu : Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. Dia enggan (untuk patuh kepada perintah Allah dan bersikukuh pada logikanya) dan membesarkan diri (di hadapan Adam dan merasa lebih mulia dari Adam).

    Kita manusia hendaknya berhati-hati dengan penyakit Iblis ini yang berdiri di atas LOGIKA IBLIS. Anaa khoirum minhu! Kholaqtanii min naar wa kholaqtahuu min thiin! TIDAK! Tidak mungkin! Saya lebih baik dari dia! Engkau ciptakan aku dari api sedangkan Engkau ciptakan dia dari tanah (di sini Iblis masih mengakui bahwa Allah yang menciptakan dia). Kitapun dapat terjangkiti penyakit dan logika Iblis. Jika (walau dalam hati) kita mengatakan: Saya lebih mulia dari kamu, karena:

    • saya kaya kamu miskin
    • saya kuat kamu lemah
    • saya tinggi kamu pendek
    • saya cantik kamu jelek
    • saya tampan kamu jelek
    • saya pintar kamu bodoh
    • saya sarjana kamu lulusan SMA
    • saya penguasa kamu rakyat
    • saya keturunan orang bebas kamu keturunan budak
    • saya majikan kamu pembantu
    • dst.

    Akibat dari terjangkitinya penyakit dan logika Iblis ini kepada manusia, manusia akan bersikap APRIORI. Belum apa-apa sudah menolak kebenaran. Dia menolak kebenaran karena melihat siapa yang membawanya. Bagaimana Bibit-Bobot-Bebet nya. Inilah yang di dalam pelajaran akhlaq Islam yang disebut Kibir atau Sombong.

    Dalam suatu hadits diceritakan, ada seorang sahabat nabi yang bertanya, “Wahai Rasul Allah, aku ini suka sekali mengenakan pakaian yang bagus-bagus dan aku tidak suka melihat orang lain lebih bagus pakaiannya daripada aku, walaupun hanya sandalnya. Apakah aku termasuk sombong/kibir?” Jawab nabi Muhammad, “Tidak, itu bukan kesombongan. Tuhan itu indah dan suka pada keindahan. Yang dimaksud dengan SOMBONG (KIBIR) ialah : menolak kebenaran dan (karena) menghinakan manusia. Al Kibru : bathorul haq wa ghomthun naas.” Dan nabi Muhammad memperingatkan, “Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya ada penyakit Sombong (Kibir), walaupun sebesar dzarrah (debu).”

    Ditutup dengan sumpah Iblis : Karena Engkau telah menghukumi saya tersesat, saya SUNGGUH-SUNGGUH akan menghalangi mereka dari jalan Engkau yang lurus (shirootokal mustaqiim). Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang, dari kanan dan kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan dari mereka yang bersyukur. Ya.. Iblis akan berusaha sekuat tenaganya, dalam masa penangguhannya, untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah sejauh-jauhnya. Menjadikan Adam dan keturunannya menjadi tidak bersyukur. Ya.. tidak bersyukur betapa Allah telah menyuruh kepada semua makhluq ciptaan Nya untuk sujud memuliakannya. Betapa dia telah dimuliakan oleh Allah atas segala alam. Tidak bersyukur karena dia melanggar petunjuk-petunjuk Nya yang menyebabkan dia terpedaya oleh syaithan dan menjadi terhina bersama syaithan. Bahkan sungguh-sungguh tidak bersyukur karena dia mengadakan sekutu bagi Allah yang telah memuliakan dirinya sedemikian rupa.

    Maka Iblis bersumpah: Awass kamu Adam! Kamu telah membuat aku celaka! Aku tidak akan berdiam diri selama-lamanya! Awass kau! Aku akan membuat engkau mempersekutukan Allah! Aku akan membuat engkau dan keturunanmu menolak segala perintah-perintah Nya! Aku akan membuat engkau menyombongkan diri di hadapan Nya! Aku akan membuat keturunanmu mengaku: Ana Robbukumul A’laa, Aku Tuhanmu yang Maha Tinggi! Aku akan membuat keturunanmu berbuat segala macam pelanggaran! Aku akan mengajarkan keturunanmu untuk membuat berbagai macam agama dan isme! Pokoknya aku akan membuat anak keturunanmu tersesat dan dimurkai oleh Allah dengan kesesatan yang sejauh-jauhnya dan dengan kemurkaan yang sebesar-besarnya! AWASS KAU ADAM!!!

    Demikianlah.. mulai saat itu dimulailah pertarungan antara Adam dan keturunannya melawan Iblis dan keturunannya. Pertarungan antara yang haq dan yang bathil.

    Namun Allah memberikan kepada Adam suatu janji. Karena Adam tidak meminta penangguhan sebagaimana Iblis meminta penangguhan hingga hari kiamat.

    “Turunlah kamu berdua dari jannah, kemudian jika datang petunjuk Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Adapun orang-orang yang ingkar dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (QS Al Baqoroh : 38 – 39)

    Allah menjanjikan kepada nabi Adam bahwa di antara keturunan-keturunannya banyak yang akan dijadikan nabi. Untuk membawa petunjuk-petunjuk Nya dalam menghadapi tipu daya Syaithan (Iblis dan keturunannya). Untuk memenangkan pertarungan. Untuk mengingatkan akan hari yang bersejarah itu. Untuk mengingatkan permusuhan bapak mereka dengan nenek moyang syeithan, Iblis. Untuk mengingatkan: Innahu lakum ‘aduwwum mubiin (Sesungguhnya syaithan itu musuh besar yang nyata bagimu). Untuk memenangkan agama Nya atas semua agama-agama yang lain, dan cukuplah Allah menjadi saksi. Dan dimulailah sejarah kenabian hingga nabi yang terakhir, yang turun di Arab dari benih nabi Ismail: nabi Muhammad.

    Maka kita berlindung kepada Allah dari godaan syaithan yang dirajam.

    Maha benar Allah dengan segala firman-firman Nya.

    Mohon maaf atas kekhilafannya. Yang benar dari Allah, yang salah dari saya.

    ***

    Dari Sahabat

     
  • erva kurniawan 1:39 am on 24 May 2010 Permalink | Balas
    Tags: Tokoh Besar Muncul dari Anak Hiperaktif   

    Tokoh Besar Muncul dari Anak Hiperaktif 

    Nurul Ulfah – detikHealth

    Dublin, Perilaku hiperaktif atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) sering dikaitkan dengan kenakalan. Namun di balik penyakit tersebut ada potensi kreatif yang luar biasa. Beberapa tokoh ternama di dunia yang sejak kecilnya punya penyakit itu terbukti menjadiorang sukses saat dewasa.

    Penyakit ADHD sering dihubungkan dengan sifat nakal, tidak mau diam, tidak bisa fokus dan lainnya. Menurut para pakar, satu dari 11 anak-anak berisiko menderita ADHD.

    Namun Prof Michael Fitzgerald dari Trinity College, Dublin percaya bahwa seorang anak yang memiliki penyakit ADHD, suatu hari bisa menjadi orang sukses jika diarahkan dengan baik.

    Seperti dikutip dari Telegraph, Jumat (5/2/2010), beberapa tokoh besar dunia yang sewaktu kecilnya memiliki penyakit ADHD seperti Lord Byron, Sir Walter Raleigh dan Kurt Cobain terbukti menjadi orang yang kreatif.

    Lord Byron adalah seorang penyair Inggris yang juga berperan dalam kemerdekaan Yunani. Pada tahun 1823, ia mengumpulkan tentara untuk membantu bangsa Yunani merebut kemerdekaan dari Turki Utsmani. Ketika kembali pada tahun 1892, ia menerbitkan syair Childe Harold yang melukiskan petualangannya.

    Sementara itu Sir Walter Raleigh adalah seorang penulis, penyair, dan penjelajah berkebangsaan Inggris. Ia berperan merintis jalan bagi kolonisasi Britania Raya di Amerika Utara pada akhir abad ke-16. Dan Kurt Donald Cobain adalah seorang penyanyi, penulis lagu dan gitaris dalam band grunge dari Seattle, Nirvana.

    Penyakit ADHD yang mereka derita sejak kecil ternyata menyumbangkan kreativitas yang besar, terutama dalam meningkatkan kemampuan otak kanannya saat beranjak dewasa. Prof Fitzgerald rencananya akan membahas hubungan antara ADHD dan kreativitas dalam Royal College of Psychiatrists’ Faculty of Academic Psychiatry at Keele University.

    ADHD adalah penyakit kelainan otak dimana otak tidak dapat memproduksi bahan kimia tertentu yang berfungsi untuk mengorganisasikan pikiran-pikirannya. Tanpa adanya bahan kimia tersebut maka proses pengorganisasian di otak tidak berjalan sebagaimana mestinya. Dan inilah yang membuat gejala ADHD pada anak-anak.

    Gejala ADHD umumnya yaitu sulit menerima sebuah perintah, sulit memusatkan perhatian terhadap suatu bentuk pekerjaan di rumah atau di sekolah, mudah kehilangan barang yang dimilikinya, terlihat mengucilkan diri seakan sulit untuk bersosialisasi, pelupa, sering resah atau gelisah, suka berlarian atau memanjat secara tidak terduga, menjawab pertanyaan tanpa dipikir terlebih dahulu atau ceplas-ceplos, tidak dapat duduk dengan diam, terlalu banyak bicara dan lainnya.

    (fah/ir)

     
  • erva kurniawan 1:16 am on 23 May 2010 Permalink | Balas
    Tags: kunang, Makhluk Bercahaya   

    Makhluk-makhluk Bercahaya 

    Karya : Harun Yahya

    Thomas Edison adalah seorang ilmuwan terbesar di dunia. Sekitar seratus dua puluh tahun telah berlalu sejak ia menemukan bola lampu. Dalam masa ini, bola lampu telah menjadi bagian penting kehidupan manusia. Kini, jutaan bola lampu mungil bersama-sama menerangi kota-kota besar di seluruh dunia.

    Penerangan menjadi suatu simbul penting bagi peradaban ini. Namun, ada sumber penerangan lain. Kita tentunya pernah menjumpai cahaya kecil yang menerangi kegelapan malam hari. Cahayanya begitu kuat dan terang, namun sumber penerangan ini sangatlah berbeda dengan bola lampu. Bahkan ia sama sekali bukanlah benda, melainkan makhluk hidup. Ia adalah seekor kunang-kunang. Makhluk kecil ini menghasilkan cahaya dalam tubuhnya meski ia tidak memiliki bola lampu. Meskipun tidak menggunakan listrik, ia memiliki teknologi yang jauh lebih hebat. Teknologi ini lebih efektif dari bola lampu yang mampu merubah sepuluh persen saja dari energinya menjadi cahaya, sedangkan sembilan puluh persen sisanya berubah dan hilang menjadi panas.

    Sebaliknya, kunang-kunang mampu menghasilkan hampir seratus persen cahaya dari energi yang ada. Ini dikarenakan disain sempurna pada sistem penghasil cahaya yang dimilikinya. Tubuhnya berisi zat kimia khusus bernama lusiferin, dan enzim yang disebut lusiferase. Untuk menghasilkan cahaya, dua zat kimia ini bercampur, dan percampuran ini menghasilkan energi dalam bentuk cahaya. Molekul kompleks ini telah didisain secara khusus untuk memancarkan cahaya. Penempatan setiap atom yang membentuk molekul tersebut telah ditentukan sesuai dengan tujuan ini. Tidak ada keraguan bahwa disain biokimia ini bukanlah sebuah kebetulan. Ia sengaja diciptakan secara khusus. Sebagaimana Allah telah  memberi semua makhluk hidup ciri mereka masing-masing, Dia juga telah mengajarkan kunang-kunang cara membuat cahaya.

    Tapi, untuk apakah kunang-kunang membuat cahaya melalui teknologi yang sedemikian maju. Untuk menemukan jawaban atas pertanyaan ini, kita harus mengamati lebih dekat sekawanan kunang-kunang. Sekelompok kunang-kunang dalam jumlah besar, hingga ratusan ribu, di malam hari memunculkan pemandangan yang membuat kita seolah sedang berjalan di bawah bintang-bintang.

    Cahaya ini sangatlah penting bagi kunang-kunang sebagai alat komunikasi. Sepanjang sejarah, manusia telah menggunakan berbagai sarana untuk berkomunikasi. Salah satunya adalah sandi morse, yang terdiri atas kombinasi sinyal panjang dan pendek, dan dipakai pada telegram. Kunang-kunang menggunakan sinyal cahaya untuk berkomunikasi, cara yang menyerupai sandi morse.

    Kunang-kunang jantan menyalakan dan memadamkan cahayanya untuk mengirim pesan kepada sang betina. Pesan ini berisi kode tertentu. Dan kunang-kunang betina menggunakan kode yang sama untuk mengirim pesan balasan kepada sang jantan. Sebagai hasil dari pesan timbal-balik ini, sang jantan dan betina mendekat satu sama lain.

    Sejak saat ia dilahirkan, tiap kunang-kunang mengetahui bagaimana berkirim pesan dengan cara ini, dan bagaimana memahami pesan yang dikirim oleh yang lain. Singkatnya, masing-masing dari ribuan kunang-kunang yang kita lihat bersama di kegelapan malam adalah sebuah keajaiban penciptaan. Pencipta sistem yang luar biasa ini adalah Allah, Pencipta semua makhluk hidup.

    Selama beberapa malam di Segitiga Bermuda, pertunjukan cahaya tengah berlangsung. Beberapa saat setelah matahari tenggelam, cahaya yang mempesona muncul di permukaan laut. Cahaya ini berasal dari cacing laut betina yang sedang berada di permukaan. Sang betina mencampurkan dua cairan kimia yang ia hasilkan dalam tubuhnya. Makhluk ini tahu bagaimana menggunakan bahan-bahan kimia untuk memproduksi cahaya dengan cara yang menakjubkan. Hasil akhirnya adalah sebuah pertunjukan cahaya yang mengagumkan. Cacing betina melakukan ini untuk menarik perhatian sang jantan. Makhluk yang sedang mendekat dengan cahaya kecilnya yang terang adalah cacing laut jantan. Sepuluh menit kemudian, permukaan laut telah tertutupi oleh ratusan betina yang memancarkan cahaya terang. Jika bulan keluar dari balik awan dan menerangi permukaan laut, mereka kembali ke kedalaman lautan. Dua puluh menit kemudian pertunjukan ini berakhir.

    Jika kita ingin menyaksikan tempat sesungguhnya, di mana binatang menggunakan cahaya untuk berkomunikasi, maka kita harus pergi ke tempat paling gelap di bumi, yaitu dasar lautan. Kapal selam ini didisain khusus untuk dapat menyelam hingga kedalaman enam ratus meter. Sinar matahari tidak dapat menembus kedalaman di bawah dua ratus meter. Di sinilah tempat paling gelap di bumi. Tekanannya dua puluh kali lebih tinggi dibandingkan di permukaan laut. Anda mungkin berpikir bahwa tak ada yang mampu hidup dalam kondisi ini. Namun sebuah pemandangan menakjubkan muncul ketika terlihat suatu sinyal cahaya dari luar kapal selam. Tiba-tiba muncul cahaya dari kegelapan dasar lautan, dengan kata lain terdapat makhluk-makhluk hidup yang menjawab cahaya dengan cahaya, dan berkomunikasi dengan cara memancarkan cahaya dalam kegelapan ini. Dengan melihat makhluk ini dari dekat, anda akan melihat keagungan ciptaan Allah.

    Di dasar lautan terdapat makhluk mengagumkan yang memancarkan cahaya merah. Ia adalah seekor ubur-ubur. Pertunjukan cahaya dari spesies lain yang berada di bagian lebih atas menyerupai pertunjukan karya seni. Pertunjukan ini dapat dinikmati sepenuhnya setelah lampu kapal selam dimatikan. Pemandangan yang muncul adalah beragam makhluk mempesona yang bersinar dengan cahaya yang dihasilkannya sendiri. Terdapat sejenis makhluk laut yang berenang-renang sambil memancarkan cahaya tanpa seorang pun tahu apa fungsi cahaya ini.

    Di antara makhluk bercahaya di dasar lautan adalah ubur-ubur, yang memiliki tubuh lunak dan lembut. Tak satu pun dari mereka memiliki akal atau kecerdasaan. Tidak juga mereka tahu bagaimana cahaya dalam tubuh mereka terbentuk. Sungguh tidak rasional untuk berpikir bahwa makhluk yang demikian kompleks dengan sistemnya yang rumit muncul secara kebetulan. Tak ada keraguan bahwa makhluk ini sengaja diciptakan dengan disain khusus. Oleh karenanya, pertunjukan cahaya ini, yang datang dari ratusan meter di bawah permukaan laut, sebenarnya mengungkapkan kepada kita akan kekuasaan Allah. Dia menciptakannya secara khusus. Segala sesuatu di darat dan di laut adalah kepunyaan-Nya. Dan Dia memiliki ilmu dan pengetahuan yang tak terbatas. Dalam sebuah ayat dinyatakan:

    “Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-nama Yang Paling Baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan dibumi dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Hasyr, 59:24)

    ***

    Dari Sahabat

     
  • erva kurniawan 1:10 am on 22 May 2010 Permalink | Balas
    Tags: Shalat Jama’ dan Qashar   

    Shalat Jama’ dan Qashar 

    Shalat Qashar

    Mengqashar shalat merupakan sunnah Rasulullah Shalallahu ‘alaiHi wa sallam ketika beliau dalam keadaan safar dan merupakan sedekah dari Allah Ta’ala kepada kaum muslimin. Dia berfirman,

    “Dan apabila kamu berpergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu menqashar shalat(mu), jika kamu takut diserang orang – orang kafir. Sesungguhnya orang – orang kafir itu musuh yang nyata bagimu” (QS An Nisa’ : 101)

    Ya’la bin Umayah, dia menanyakan ayat ini pada Umar bin Khaththab ra. [tentang] firman Allah Ta’ala, “…jika kamu takut diserang orang – orang kafir …”, padahal orang – orang sudah dalam keadaan aman. Umar ra. berkata, “Dulu aku juga bingung dengan masalah ini, lalu aku menanyakannya pada Rasulullah Shalallahu ‘alaiHi wa sallam, lantas beliau Shalallahu ‘alaiHi wa sallam bersabda, ‘Itu adalah shadaqah dari Allah untuk kalian, maka terimalah shadaqah-Nya’” (HR. Muslim no. 686, Abu Dawud no. 1187, An Nasa’i III/116, Ibnu Majah no. 1065 dan At Tirmidzi no. 5025)

    Ibnu Abbas ra. berkata, “Melalui lisan Nabi kalian, Allah mewajibkan shalat empat raka’at dalam keadaan mukim, dua raka’at ketika safar dan satu raka’at ketika dalam keadaan takut” (HR. Muslim no. 687, Abu Dawud no. 1234, dan An Nasa’i III/118)

    Ibnu Umar ra. berkata, “Aku pernah menemani perjalanan Rasulullah, dan beliau tidak pernah shalat lebih dari dua raka’at hingga Allah mewafatkannya” (HR. Al Bukhari no. 1102, Muslim no. 689, Abu Dawud no. 1211 dan An Nasa’i III/123)

    Batasan Jarak Shalat Qashar

    Para ulama memiliki banyak pendapat yang berbeda dalam menentukan batasan jarak diperbolehkannya mengqashar shalat. Sampai – sampai Ibnu Al Mundzir dan yang lainnya menyebutkan lebih dari 20 pendapat dalam masalah ini. Yang rajih adalah, “Pada dasarnya tidak ada batasan jarak yang pasti, kecuali yang disebut safar dalam bahasa Arab, yaitu bahasa yang digunakan Nabi Shalallahu ‘alaiHi wa sallam saat berkomunikasi dengan mereka (orang – orang Arab)” (Al Muhalla V/21)

    Syaikh Muhammad bin Musa Al Nashr (murid Syaikh Albani) mengatakan tentang masalah ini ketika berkunjung ke Indonesia, “Musafir atau tidak, itu kembali kepada ukuran ‘urf (adat kebiasaan yang dikenal masyarakat). Misalnya, bila ‘urf masyarakat disini (disini maksudnya adalah kota Malang, Jawa Timur) menganggap orang yang pergi ke Jakarta adalah sebagai seorang musafir, maka pada saat itu dia boleh mengqashar dan menjama’ shalat”

    Tempat Diperbolehkannya Mengqashar Shalat

    Mayoritas ulama berpendapat bahwa disyari’atkan mengqashar shalat ketika meninggalkan tempat mukim dan keluar dari daerah tempat tinggal. Dan tidaklah disempurnakan shalat menjadi 4 raka’at sampai memasuki rumah pertama (di dalam tempat tinggalnya).

    Anas ra. berkata, “Aku shalat dzuhur empat raka’at bersama Nabi di Madinah. Sedangkan di Dzul Hulaifah dua raka’at” (HR. Al Bukhari no. 1089, Muslim no. 690, Abu Dawud no. 1190, At Tirmidzi no. 544 dan An Nasa’i I/235)

    Sampai Kapankah Diperbolehkannya Mengqashar Shalat?

    Jika seorang musafir tinggal di suatu daerah untuk menunaikan suatu kepentingan, namun tidak berniat mukim, maka dia [dapat] melakukan qashar hingga meninggalkan daerah tersebut.

    Dari Jabir ra., dia berkata, “Nabi Shalallahu ‘alaiHi wa sallam tinggal di Tabuk selama dua puluh hari sambil tetap mengashar shalat” (HR. Abu Dawud no. 1223, dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud no. 1094)

    Jadi, kedudukan seseorang sebagai musafir akan gugur ketika ia berniat untuk bermukim di suatu tempat. Namun ia diperbolehkan untuk mengqashar shalat selama sembilan belas hari setelah berniat untuk bermukim, sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Abbas ra., “Nabi Shalallahu ‘alaiHi wa sallam tinggal selama 19 hari sambil melakukan qashar. Jika kami melakukan safar selama 19 hari, maka kami melakukan qashar. Dan jika lebih dari itu, maka kami menyempurnakan shalat” (HR. Al Bukhari no. 1080, At Tirmidzi no. 547, dan Ibnu Majah no. 1075)

    ***

    Maraji’

    1. Majalah As Sunnah, Edisi 11/Tahun VIII/1425 H/2005 M, halaman 9.
    2. Panduan Fiqh Lengkap Jilid 1, Syaikh Abdul ‘Azhim bin Badawi Al Khalafi, Pustaka Ibnu Katsir, Cetakan Pertama, Jumadil Akhir 1426 H/Juli 2005 M.
     
  • erva kurniawan 1:46 am on 21 May 2010 Permalink | Balas
    Tags: , , , , ,   

    Si Gembala Domba 

    Minggu itu seperti biasa saya ajak anak anak jalan jalan pagi, selepas subuh (alhamdulillah dari bayi anak anak saya sudah terbiasa bangun pagi) kami berangkat. Biasanya kami pergi ketempat lari pagi, tapi pagi itu saya putuskan untuk pergi kesebuah lokasi perumahan baru yang masih banyak tanah kosongnya.

    Ternyata banyak juga para pelari pagi yang datang juga kesana dan memang tempatnya masih alami, masih banyak pepohonan dan ilalang yang tumbuh liar. Anak anak saya biarkan menjelajahi alam, si sulung saya lihat sibuk mengejar kupu kupu, dan si bungsu mulai asik menemukan tumbuhan “aneh” putri malu yang jika disentuh tumbuhan ini akan mengkerut dan dedaunannya akan menutup diri. Subhanalloh, setelah lama tidak melihat putri malu ini, saya jadi asik juga menyentuh nyentuh dan memperhatikan kehebatan tumbuhan ini, lama saya perhatikan sepertinya tumbuhan ini memiliki indra perasa yang bisa merasakan sentuhan atau getaran yang kita buat di sekitar tangkainya, subhanalloh, walhamdulillah, wallohuakbar.

    Tak jauh dari situ, saya lihat segerombolan kambing berjalan ke arah kami dan dibelakangnya mengikuti seorang tua renta membawa tongkat kayu dan sebuah payung yang ternyata seorang gembala. Saya perhatikan mata gembala ini tak henti hentinya memperhatikan kambing kambing yang sibuk memakan rumput dan ilalang di sekitarnya. Sesekali orang tua ini bangun dari duduknya dan menghampiri kambing yang agak terpisah dari kelompoknya dan menggiringnya kembali. Begitu sabarnya orang tua ini dalam melakukan tugasnya menggembala kambing sehingga pada saat hujan turunpun (apalagi hujan pagi pagi dinginyaa…) tapi orang tua ini tetap saja tal bergeming, dia membuka payungnya dan tetap memperhatikan kambing kambing dengan penuh kesabaran.

    Sambil menuntun anak anak, pikiran saya melayang kepada Rosululloh Saw muda yang yatim piatu, sendirian ditengah binatang gembalaanya seperti orang tua itu. Pemuda yang kelak menjadi Rosul penutup ini setiap hari menggambalakan kambing, siang hanya beratapkan langit dan awan juga teriknya sinar mentari, disaat malam tiba beliau Saw beralaskan bumi dan bertapkan langit dengan kemerlap bintang bintang dan rembulan. Inilah yang membawa kesadaran pemuda ini akan sesuatu yang Maha Besar dan Maha Hebat yang berdasarkan pengamatannya yang polos (baca:umiy) tanpa prasangka ataupun distorsi pemikiran, ada kekuatan yang melebihi dahsyatnya matahari yang membakar dan indahnya rembulan yang menerangi malam. Ada kekuatan yang melebihi apapu yang diperhatikannya selama ini. Apakah itu?, pertanyaan seorang lugu dan polos inilah yang menuntun pemuda ini kapada Sang Penguasa Segala Kekuatan di langit dan bumi.

    Dengan menggembala kambing ini juga lah pemuda ini Saw, mengambil pelajaran dalam kesabaran, ketegasan, kasih sayang, leadership, dll untuk mempersiapkan hati dan pikirannya dalam menyambut tugas berat yang akan diembannya menjadi kekasih Alloh, Nabi dan Rosul penutup. Beliau Saw, menyampaikan bahwa: “Nabi-nabi yang diutus Allah itu gembala kambing.” Dan katanya lagi: “Musa diutus, dia gembala kambing, Daud diutus, dia gembala kambing, aku diutus, juga gembala kambing keluargaku di Ajyad.” Maka berbanggalah wahai engkau penggembala kambing, engkau melakukan perkejaan mulia yang juga dilakukan oleh para Nabi Rosul Alloh.

    Saat ini, cobalah kita merenungi si gembala kambing, bisakah kita bersabar dalam menasehati, bisakah menasehati dengan kasih sayang, bisakah kita melihat sekeliling dan berkaca apakah sudah kita menjadi makhluk yang sesuai dengan keinginan Sang Kolik?….

    ***

    Disampaikan Oleh Sahabatku Ari Dino

     
  • erva kurniawan 1:26 am on 20 May 2010 Permalink | Balas
    Tags: Berhaji Cukup Sekali   

    Berhaji Cukup Sekali 

    Setiap tahun ada sekitar 200.000 orang jamaah haji Indonesia. Biaya yang dibutuhkan tak kurang dari 30 juta rupiah perorang. Seandainya 25 persen saja dari jumlah itu kita berdayakan, maka kita akan mendapatkan angka 1 trilyun rupiah pertahun. Angka yang tidak kecil untuk menuntaskan kemiskinan umat.

    Dalam keadaan fisik yang lelah, Abdullah bin Mubarak, tertidur di lantai Masjidil Haram. Dalam tidurnya, ulama zuhud ternama yang hidup di era pemerintahan Bani Abbasiyah ini bermimpi didatangi dua malaikat. Kedua malaikat itu, turun dari langit khusus untuk menemuinya. Dalam mimpinya, ia mendengar dialog kedua malaikat itu. “Berapa jumlah kaum Muslim yang menunaikan haji tahun ini? “tanya salah satu malaikat. “Ada 600 ribu orang,” jawab yang satunya. “Lalu berapa orang yang hajinya diterima Allah?”

    “Tidak seorang pun. Tapi, ada seorang lelaki bernama Muwaffaq dari Damaskus yang hajinya diterima oleh Allah. Bahkan berkat ibadahnya itu menyebabkan haji kaum Muslim diterima Allah,” jawab yang ditanya.

    Begitu terbangun, Abdullah bin Mubarak mencari orang bernama Muwaffaq. Ternyata Muwaffaq adalah seorang lelaki tukang sol sepatu yang telah bertahun-tahun mengumpulkan uang untuk bekal melaksanakan haji. Suatu saat, istrinya minta dibelikan makanan. Tak sulit bagi Muwaffaq menemukan makanan yang diminta istrinya. Ketika hendak pulang, Muwaffaq tertarik dengan kepulan asap yang keluar dari dapur rumah seorang tetangganya. Setelah mengucap salam, Muwaffaq masuk ke rumah itu. Apa yang didapatinya? Seorang perempuan tua dan beberapa anak yatim sedang memasak daging keledai. Menurut perempuan tua itu, yang ia masak adalah bangkai keledai. Ia terpaksa melakukannya karena telah beberapa hari tak ada yang bisa dimakan.

    Mendengar jawaban itu, Muwaffaq segera pulang menemui istrinya. Didapatinya sang istri tak bernafsu lagi dengan makanan hasil pencarian suaminya. Muwaffaq gembira dan lantas menceritakan kejadian yang baru saja dilihatnya. Akhirnya keduanya sepakat bawah tabungan mereka sejumlah 300 dirham yang semula mau digunakan sebagai bekal haji, diserahkan kepada perempuan tua yang menanggung beberapa anak yatim itu. “Aku telah menunaikan ibadah haji di depan rumahku,” ucap Muwaffaq kemudian sambil menengadahkan kedua tangannya ke langit.

    Kisah tersebut menarik untuk direnungi. Dalam Islam, pahala tak bisa dinilai semata dari kuantitas, tapi juga harus memperhatikan kualitasnya. Secara kualitas, mereka yang berangkat ke Tanah Suci, melakukan thawaf, sai, wukuf di Arafah dan rangkaian ibadah haji lainnya, tentu lebih besar dibandingkan dengan orang yang “hanya” memberi makan tetangganya. Padahal, dalam kisah di atas, Muwaffaq baru pertama kali ingin berhaji. Bagaimana dengan mereka yang sudah berulang-ulang?

    Imam al-Ghazali dalam karya magnum opus-nya, Ihya’ Ulumuddin dengan keras dan lantang mengritik para haji, baik yang melakukannya untuk kali pertama, maupun yang ingin mengulanginya. Terhadap mereka yang berangkat haji untuk kali pertama, al-Ghazali melontarkan kritiknya. Menurutnya, di antara mereka banyak yang berangkat tanpa lebih dulu membersihkan jiwa dan hati. Mereka banyak yang mengabaikan aspek-aspek ibadah haji yang berdimensi psikis maupun etis. Ketika tiba di Tanah Suci, mereka tak mampu menjaga kesucian diri untuk tidak menzalimi orang lain ketika thawaf, mengolok-olok, dan berkata keji.

    Kritik yang disampaikan al-Ghazali itu, sebenarnya sangat relevan dan signifikan bagi kondisi bangsa yang kini dihadapkan pada persoalan kemiskinan akibat krisis berkepanjangan. Lalu, mungkinkah hukum haji ulang itu bergeser dari sunnah menjadi makruh, atau bahkan haram?

    Secara umum, ada beberapa alasan pengulangan pelaksanaan ibadah haji. Pertama, mengulangi haji semata-mata untuk memperbanyak amalan sunnah. Kedua, mengulangi karena haji yang pertama terasa belum sah lantaran ada beberapa syarat dan rukun yang mungkin tak sempat atau lupa dijalankan. Ketiga, mengulangi ibadah haji karena gengsi dan ikut-ikutan.

    Dua kategori terakhir itulah yang relevan dengan kritik al-Ghazali pada mereka yang kemaruk melaksanakan ibadah haji. Mayoritas umat Islam Indonesia, bahkan yang hidup di tengah komunitas Muslim mancanegara, sampai detik ini masih memutlakkan wajibnya haji pertama, dan sunnah bagi yang bermaksud mengulanginya. Pandangan ini, disebabkan mayoritas umat Islam tak memiliki pengetahuan cukup memadai tentang thuruq al-istimbath al-ahkam (metode-metode pengambilan hukum), seiring ketidakberdayaan mereka dalam memahami ajaran Islam secara benar, integral, dan komprehensif. Selama ini yang diketahui masyarakat, ibadah haji hukumnya wajib dan sunnah bagi yang mengulanginya. Mereka belum pernah menemukan hukum haji yang berulang kali itu, makruh, atau bahkan haram, misalnya.

    Para ulama menetapkan hukum wajib dan sunnah itu karena mendasarkan pikirannya kepada nash yang dianggapnya qath’i (pasti). Ini sebagaimana platform-Nya, “Allah mewajibkan atas manusia untuk menyengaja bait (pergi ke Baitullah menunaikan ibadah haji) bagi yang mampu mengadakan perjalanan ke sana,” (QS Ali Imran: 97).

    Sedangkan penetapan hukum sunnah didasarkan pada hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, “Barangsiapa ingin menambah atau mengulangi ibadah haji itu hukumnya sunnah. “Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Jabir, Rasulullah saw bersabda, “Tiada balasan apapun bagi haji mabrur kecuali surga. Ditanya kepadanya, apa makna mabrur itu? Dijawab, suka memberi makanan (bantuan sosial) dan selalu lemah lembut dalam berbicara.”

    Tak heran kalau Ibrahim bin Yazid al-Nakha’i, seorang tabiin yang lahir 46 H (666 M) dan hidup pada era pemerintahan Bani Umayyah, pernah mengeluarkan sebuah fatwa, “sedekah itu lebih baik daripada haji sunnah.” Dengan demikian, mengulangi ibadah haji sesudah haji pertama hukumnya makruh.

    Karena itu, pengulangan ibadah haji yang disebut oleh hadits di atas sebagai “sunnah”, bisa saja bergeser menjadi “makruh”, dan atau bahkan “haram” apabila realita bertentangan dengan maslahat (kebaikan) yang ditetapkan secara qath’i (pasti).

    Memelihara anak yatim dan menyantuni fakir miskin, yang disebut berkali-kali sebagai program pengentasan kemiskinan oleh al-Quran, merupakan mashlahat yang qath’i (pasti) dan amat mendesak ketimbang menunaikan haji sunnah yang berulang. Menyerahkan dan mendayagunakan haji sunnah (haji ulang) bagi mereka yang membutuhkan, jelas merupakan maslahat yang berimplikasi positif. Ini amat relevan dan signifikan buat kondisi bangsa Indonesia yang kini secara objektif sedang dihadapkan pada persoalan kemiskinan akibat krisis berkepanjangan.

    Mengingat secara kuantitatif umat Islam Indonesia mayoritas, maka problem kemiskinan merupakan urusan umat Islam itu sendiri. Karena itu, kepada kaum Muslim yang telah meraih gelar “haji” dan berkeinginan untuk melaksanakan lagi kali kedua dan seterusnya, sebaiknya berpikir. Secara kalkulasi pahala, memikirkan ulang keinginan berhaji juga bisa dijelaskan. Kalau saja kita berhaji tiga kali kemudian meninggal, maka tak ada lagi nilai tambah atau pahala bagi ibadah kita. Berbeda bila kita cukup berhaji sekali saja, lalu dana yang dua kali, didayagunakan untuk beasiswa bagi yang miskin, dan orang-orang yang kreatif serta produktif, kita akan tetap memperoleh pahala yang selalu berkesinambungan, meski kita telah terbujur kaku di liang kubur.

    Memang, dalam al-Qur’an ibadah haji yang dipelopori Nabi Ibrahim, wajib hukumnya. “Serukanlah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segala penjuru yang jauh,”(QS al-Hajj: 27). Dalam ayat lain Allah menyatakan, “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Tuhan,” (QS Ali Imran: 97).

    Namun sebagian besar dari kita mungkin cenderung memandang ibadah haji sebagai ritual individu, bukan ritual politik komunal. Sehingga dalam praktiknya seakan-akan suatu keimanan seseorang belum mumpuni kalau belum berhaji. Umat pun berlomba-lomba mengumpulkan uang dan habis hanya untuk biaya haji.

    Menyejahterakan rakyat memang tugas pemerintah. Tapi, mungkinkah menunggu tindakan pemerintah di saat sebagian besar dana APBN didapat dari mengutang dan digerogoti KKN seperti sekarang? Akhirnya, bila dana yang dikeluarkan untuk berhaji ulang, disalurkan guna menolong mereka yang membutuhkan, manfaatnya akan lebih besar. Dana yang tersalurkan akan menetes terus ke bawah, menyebar ke samping dan mengalirkan pahala berlimpah. Ganjarannya bukan 10, tapi lebih dari 700 kali lipat. Allah berfirman, “Perumpamaan (manfaat) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir biji yang menumbuhkan tujuh bulir, dimana pada setiap bulir mengandung seratus biji. Allah melipat gandakan bagi siapa saja yang dikehendakinya. Allah maha luas (karunia) dan maha tahu,” (QS Al-Baqarah: 261).

    ***

    Dari Sahabat

     
  • erva kurniawan 1:23 am on 19 May 2010 Permalink | Balas
    Tags: , , tata cara perkawinan menurut islam, Tata Cara Pernikahan Yang Islam   

    Proses Tata Cara Pernikahan Yang Islami 

    Oleh : Salmah Machfoedz

    Sesungguhnya Islam telah memberikan tuntunan kepada pemeluknya yang akan memasuki jenjang pernikahan, lengkap dengan tata cara atau aturan-aturan Allah Subhanallah. Sehingga mereka yang tergolong ahli ibadah, tidak akan memilih tata cara yang lain. Namun di masyarakat kita, hal ini tidak banyak diketahui orang.

    Pada risalah yang singkat ini, kami akan mengungkap tata cara penikahan sesuai dengan Sunnah Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wa sallam yang hanya dengan cara inilah kita terhindar dari jalan yang sesat (bidah). Sehingga orang-orang yang mengamalkannya akan berjalan di atas landasan yang jelas tentang ajaran agamanya karena meyakini kebenaran yang dilakukannya. Dalam masalah pernikahan sesunggguhnya Islam telah mengatur sedemikian rupa. Dari mulai bagaimana mencari calon pendamping hidup sampai mewujudkan sebuah pesta pernikahan. Walaupun sederhana tetapi penuh barakah dan tetap terlihat mempesona. Islam juga menuntun bagaimana memperlakukan calon pendamping hidup setelah resmi menjadi sang penyejuk hati. Berikut ini kami akan membahas tata cara pernikahan menurut Islam secara singkat.

    Hal-Hal Yang Perlu Dilakukan Sebelum Menikah

    I. Minta Pertimbangan

    Bagi seorang lelaki sebelum ia memutuskan untuk mempersunting seorang wanita untuk menjadi isterinya, hendaklah ia juga minta pertimbangan dari kerabat dekat wanita tersebut yang baik agamanya. Mereka hendaknya orang yang tahu benar tentang hal ihwal wanita yang akan dilamar oleh lelaki tersebut, agar ia dapat memberikan pertimbangan dengan jujur dan adil. Begitu pula bagi wanita yang akan dilamar oleh seorang lelaki, sebaiknya ia minta pertimbangan dari kerabat dekatnya yang baik agamanya.

    II. Shalat Istikharah

    Setelah mendapatkan pertimbangan tentang bagaimana calon isterinya, hendaknya ia melakukan shalat istikharah sampai hatinya diberi kemantapan oleh Allah Taala dalam mengambil keputusan.

    Shalat istikharah adalah shalat untuk meminta kepada Allah Taala agar diberi petunjuk dalam memilih mana yang terbaik untuknya. Shalat istikharah ini tidak hanya dilakukan untuk keperluan mencari jodoh saja, akan tetapi dalam segala urusan jika seseorang mengalami rasa bimbang untuk mengambil suatu keputusan tentang urusan yang penting. Hal ini untuk menjauhkan diri dari kemungkinan terjatuh kepada penderitaan hidup. Insya Allah ia akan mendapatkan kemudahan dalam menetapkan suatu pilihan.

    III. Khithbah (peminangan)

    Setelah seseorang mendapat kemantapan dalam menentukan wanita pilihannya, maka hendaklah segera meminangnya. Laki-laki tersebut harus menghadap orang tua/wali dari wanita pilihannya itu untuk menyampaikan kehendak hatinya, yaitu meminta agar ia direstui untuk menikahi anaknya. Adapun wanita yang boleh dipinang adalah bilamana memenuhi dua syarat sebagai berikut, yaitu:

    1. Pada waktu dipinang tidak ada halangan-halangan syari yang menyebabkan laki-laki dilarang memperisterinya saat itu. Seperti karena suatu hal sehingga wanita tersebut haram dinikahi selamanya (masih mahram) atau sementara (masa iddah/ditinggal suami atau ipar dan lain-lain).
    2. Belum dipinang orang lain secara sah, sebab Islam mengharamkan seseorang meminang pinangan saudaranya.

    Dari Uqbah bin Amir radiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Orang mukmin adalah saudara orang mukmin yang lain. Maka tidak halal bagi seorang mukmin menjual barang yang sudah dibeli saudaranya, dan tidak halal pula meminang wanita yang sudah dipinang saudaranya, sehingga saudaranya itu meninggalkannya.” (HR. Jamaah)

    Apabila seorang wanita memiliki dua syarat di atas maka haram bagi seorang laki-laki untuk meminangnya.

    IV. Melihat Wanita yang Dipinang

    Islam adalah agama yang hanif yang mensyariatkan pelamar untuk melihat wanita yang dilamar dan mensyariatkan wanita yang dilamar untuk melihat laki-laki yang meminangnya, agar masing- masing pihak benar-benar mendapatkan kejelasan tatkala menjatuhkan pilihan pasangan hidupnya.

    Dari Jabir radliyallahu anhu, bersabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, “Apabila salah seorang di antara kalian meminang seorang wanita, maka apabila ia mampu hendaknya ia melihat kepada apa yang mendorongnya untuk menikahinya.” Jabir berkata: “Maka aku meminang seorang budak wanita dan aku bersembunyi untuk bisa melihat apa yang mendorong aku untuk menikahinya. Lalu aku menikahinya.” (HR. Abu Daud dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih Sunan Abu Dawud, 1832).

    Adapun ketentuan hukum yang diletakkan Islam dalam masalah melihat pinangan ini di antaranya adalah:

    1. Dilarang berkhalwat dengan laki-laki peminang tanpa disertai mahram.
    2. Wanita yang dipinang tidak boleh berjabat tangan dengan laki- laki yang meminangnya.

    V. Aqad Nikah

    Dalam aqad nikah ada beberapa syarat dan kewajiban yang harus dipenuhi:

    1. Adanya suka sama suka dari kedua calon mempelai.

    2. Adanya ijab qabul.

      Ijab artinya mengemukakan atau menyatakan suatu perkataan. Qabul artinya menerima. Jadi Ijab qabul itu artinya seseorang menyatakan sesuatu kepada lawan bicaranya, kemudian lawan bicaranya menyatakan menerima. Dalam perkawinan yang dimaksud dengan “ijab qabul” adalah seorang wali atau wakil dari mempelai perempuan mengemukakan kepada calon suami anak perempuannya/ perempuan yang di bawah perwaliannya, untuk menikahkannya dengan lelaki yang mengambil perempuan tersebut sebagai isterinya. Lalu lelaki bersangkutan menyatakan menerima pernikahannya itu.

      Diriwayatkan dalam sebuah hadits bahwa, Sahl bin Said berkata, “Seorang perempuan datang kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam untuk menyerahkan dirinya, dia berkata: “Saya serahkan diriku kepadamu.” Lalu ia berdiri lama sekali (untuk menanti). Kemudian seorang laki-laki berdiri dan berkata: “Wahai Rasulullah kawinkanlah saya dengannya jika engkau tidak berhajat padanya.” Lalu Rasulullah shallallahu alaih wa sallam bersabda, “Aku kawinkan engkau kepadanya dengan mahar yang ada padamu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

      Hadist Sahl di atas menerangkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah mengijabkan seorang perempuan kepada Sahl dengan mahar atau maskawinnya ayat Al-Quran dan Sahl menerimanya.

      3. Adanya Mahar (mas kawin)

        Islam memuliakan wanita dengan mewajibkan laki-laki yang hendak menikahinya menyerahkan mahar (mas kawin). Islam tidak menetapkan batasan nilai tertentu dalam mas kawin ini, tetapi atas kesepakatan kedua belah pihak dan menurut kadar kemampuan. Islam juga lebih menyukai mas kawin yang mudah dan sederhana serta tidak berlebih-lebihan dalam memintanya.

        Dari Uqbah bin Amir, bersabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, “Sebaik-baik mahar adalah yang paling ringan.” (HR. Al-Hakim dan Ibnu Majah, shahih, lihat Shahih Al-Jamius Shaghir 3279 oleh Al-Albani)

        4. Adanya Wali

          Dari Abu Musa radliyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah sah suatu pernikahan tanpa wali.” (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud no. 1836).

          Wali yang mendapat prioritas pertama di antara sekalian wali-wali yang ada adalah ayah dari pengantin wanita. Kalau tidak ada barulah kakeknya (ayahnya ayah), kemudian saudara lelaki seayah seibu atau seayah, kemudian anak saudara lelaki. Sesudah itu barulah kerabat-kerabat terdekat yang lainnya atau hakim.

          5. Adanya Saksi-Saksi

            Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidak sah suatu pernikahan tanpa seorang wali dan dua orang saksi yang adil.” (HR. Al-Baihaqi dari Imran dan dari Aisyah, shahih, lihat Shahih Al-Jamius Shaghir oleh Syaikh Al-Albani no. 7557).

            Menurut sunnah Rasul shallallahu alaihi wa sallam, sebelum aqad nikah diadakan khuthbah lebih dahulu yang dinamakan khuthbatun nikah atau khuthbatul-hajat.

            VI. Walimah

            Walimatul Urus hukumnya wajib. Dasarnya adalah sabda Rasulullah shallallahu alaih wa sallam kepada Abdurrahman bin Auf, “….Adakanlah walimah sekalipun hanya dengan seekor kambing.” (HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Al-Alabni dalam Shahih Sunan Abu Dawud no. 1854)

            Memenuhi undangan walimah hukumnya juga wajib, sesuai riwayat “Jika kalian diundang walimah, sambutlah undangan itu (baik undangan perkawinan atau yang lainnya). Barangsiapa yang tidak menyambut undangan itu berarti ia telah bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Bukhari 9/198, Muslim 4/152, dan Ahmad no. 6337 dan Al-Baihaqi 7/262 dari Ibnu Umar).

            Akan tetapi tidak wajib menghadiri undangan yang didalamnya terdapat maksiat kepada Allah Taala dan Rasul-Nya, kecuali dengan maksud akan merubah atau menggagalkannya. Jika telah terlanjur hadir, tetapi tidak mampu untuk merubah atau menggagalkannya maka wajib meninggalkan tempat itu.

            Dari Ali berkata, “Saya membuat makanan maka aku mengundang Nabi shallallahu `alaihi wa sallam dan beliaupun datang. Beliau masuk dan melihat tirai yang bergambar maka beliau keluar dan bersabda, “Sesungguhnya malaikat tidak masuk suatu rumah yang di dalamnya ada gambar.” (HR. An-Nasai dan Ibnu Majah, shahih, lihat Al-Jamius Shahih mimma Laisa fis Shahihain 4/318 oleh Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadii).

            Adapun Sunnah yang harus diperhatikan ketika mengadakan walimah adalah sebagai berikut:

            1. Dilakukan selama 3 (tiga) hari setelah hari dukhul (masuk- nya) seperti yang dibawakan oleh Anas radliallahu `anhu, katanya, Dari Anas radliallahu `anhu, beliau berkata: “Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam telah menikahi Shafiyah dengan maskawin pembebasannya (sebagai tawanan perang Khaibar) dan mengadakan walimah selama tiga hari.” (HR. Abu Yala, sanad hasan, seperti yang terdapat pada Al-Fath 9/199 dan terdapat di dalam Shahih Bukhari 7/387 dengan makna seperti itu. Lihat Adabuz Zifaf fis Sunnah Al-Muthaharah oleh Al-Albani hal. 65)
            2. Hendaklah mengundang orang-orang shalih, baik miskin atau kaya sesuai dengan wasiat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, “Jangan bersahabat kecuali dengan seorang mukmin dan jangan makan makananmu kecuali seorang yang bertaqwa.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Al-Hakim dari Abi Said Al-Khudri, hasan, lihat Shahih Al-Jamius Shaghir 7341 dan Misykah Al-Mashabih 5018).
            3. Sedapat mungkin memotong seekor kambing atau lebih, sesuai dengan taraf ekonominya. Keterangan ini terdapat dalam hadits Al-Bukhari, An-Nasai, Al-Baihaqi dan lain-lain dari Anas radliallahu `anhu. Bersabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kepada Abdurrahman bin Auf, “Adakanlah walimah meski hanya dengan seekor kambing.” (HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Dawud no. 1854)

            Akan tetapi dari beberapa hadits yang shahih menunjukkan dibolehkan pula mengadakan walimah tanpa daging. Dibolehkan pula memeriahkan perkawinan dengan nyanyi-nyanyian dan menabuh rebana (bukan musik) dengan syarat lagu yang dinyanyikan tidak bertentangan dengan ahklaq seperti yang diriwayatkan dalam hadits berikut ini, Dari Aisyah bahwasanya ia mengarak seorang wanita menemui seorang pria Anshar. Nabi shallallahu `alaihi wa sallam bersabda, “Wahai Aisyah, mengapa kalian tidak menyuguhkan hiburan? Karena kaum Anshar senang pada hiburan.” (HR. Bukhari 9/184-185 dan Al-Hakim 2/184, dan Al-Baihaqi 7/288).

            Tuntunan Islam bagi para tamu undangan yang datang ke pesta perkawinan hendaknya mendoakan kedua mempelai dan keluarganya.

            Dari Abi Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaih wa sallam jika mengucapkan selamat kepada seorang mempelai, beliau mengucapkan doa, “Mudah-mudahan Allah memberimu berkah. Mudah-mudahahan Allah mencurahkan keberkahan kepadamu dan mudah – mudahan Dia mempersatukan kalian berdua dalam kebajikan.” (HR. Said bin Manshur di dalam Sunannya 522, begitu pula Abu Dawud 1/332 dan At-Tirmidzi 2/171 dan yang lainnya, lihat Adabuz Zifaf hal. 89)

            Adapun ucapan seperti “Semoga mempelai dapat murah rezeki dan banyak anak” sebagai ucapan selamat kepada kedua mempelai adalah ucapan yang dilarang oleh Islam, karena hal itu adalah ucapan yang sering dikatakan oleh Kaum jahiliyyah.

            Dari Hasan bahwa Aqil bin Abi Thalib menikah dengan seorang wanita dari Jisyam. Para tamu mengucapkan selamat dengan ucapan jahiliyyah: “Bir rafa wal banin.” Aqil bin Abi Thalib mencegahnya, katanya: “Jangan kalian mengatakan demikian karena Rasulullah melarangnya.” Para tamu bertanya: ” Lalu apa yang harus kami ucapkan ya Aba Zaid?” Aqil menjelaskan, ucapkanlah: “Mudah- mudahan Allah memberi kalian berkah dan melimpahkan atas kalian keberkahan.” Seperti itulah kami diperintahkan. (HR. Ibnu Abi Syaibah 7/52/2, An-Nasai 2/91, Ibnu Majah 1/589 dan yang lainnya, lihat Adabuz Zifaf hal. 90)

            Demikianlah tata cara pernikahan yang disyariatkan oleh Islam. Semoga Allah Taala memberikan kelapangan bagi orang- orang yang ikhlas untuk mengikuti petunjuk yang benar dalam memulai hidup berumah tangga dengan mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu alaih wa sallam.

            Mudah-mudahan mereka digolongkan ke dalam hamba-hamba yang dimaksudkan dalam firman-Nya: “Yaitu orang-orang yang berdoa: Ya Rabb kami, anugerahkan kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami). Dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.” (Al-Furqan: 74).

            ***

            Maraji:

            • Fiqhul Marah Al-Muslimah, Ibrahim Muhammad Al-Jamal.
            • Adabuz Zifaf fis Sunnah Al-Muthahharah, Syaikh Nashiruddin Al-Albani.
             
            • said 12:33 am on 20 Mei 2010 Permalink

              cukup memadai urain nya , alhamdullah.

          1. erva kurniawan 1:58 am on 18 May 2010 Permalink | Balas
            Tags: syarat diterima amalan   

            Amal yang Diterima 

            Oleh : Iin Rosliah

            Cinta dan semangat saja tak cukup dijadikan modal agar amal diterima Allah SWT. Ada dua syarat yang mutlak harus dipenuhi supaya amal tidak sia-sia di hadapan-Nya.

            1. Pertama, ikhlas semata-mata mengharap ridha Allah SWT, bukan karena motivasi duniawi atau ingin meraih puji.
            2. Kedua, muwafaqah, artinya amal yang dilakukan sesuai dengan tuntunan Alquran dan sunah Rasulullah SAW.

            Ikhlas dan muwafaqah, ibarat dua sisi mata uang, saling terkait dan tak dapat dipisahkan. Ibnu Katsir saat menafsirkan QS Al Kahfi: 110 menguraikan, ikhlas dan mengikuti petunjuk Rasulullah SAW merupakan dua rukun amal yang akan diterima. Rukun adalah tiang. Sebuah bangunan akan terwujud manakala kedua tiangnya berdiri tegak. Begitu pula amal, akan diterima ketika dua syaratnya terpenuhi.

            Ketika kita beribadah karena ingin mendapat sanjungan sesama, berarti hati kita telah mendua. Dalam kacamata agama, ini dikategorikan sebagai perbuatan syirik yang akan menghalangi diterimanya amal oleh Allah SWT. ”Barang siapa yang mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah mengerjakan amal saleh dan janganlah mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada-Nya.” (QS Al Kahfi;110).

            Ibnul Qayyim mengibaratkan orang yang beramal tanpa keikhlasan seperti seorang musafir yang mengisi penuh kantongnya dengan pasir. Ia membawanya, tapi tidak mendapatkan manfaat apa pun. Walau secara lahiriah tampak besar dan bagus, bila tak dihiasi dengan keikhlasan, amal apa pun menjadi tak bermakna dalam pandangan Allah SWT. Alhasil, bukannya pahala yang diraih, justru azab yang didapat.

            Jangan pula sampai terjadi seperti tiga orang Muslim di hadapan mahkamah Allah SWT kelak. Imam Muslim meriwayatkan, ada seorang mujahid, seorang alim, dan seorang dermawan. Bukan surga yang diperoleh, justru neraka yang didapat ketiganya. Pasalnya, amal yang mereka lakukan hanya untuk mengejar prestise. Yang satu berjuang agar disebut syuhada. Yang kedua menuntut ilmu dan mengajarkannya agar disebut ulama. Dan yang terakhir menginfakkan hartanya agar dinilai sebagai dermawan.

            Setelah ikhlas, syarat berikutnya adalah kesesuaian setiap amal dengan tuntunan dalam Alquran dan sunah. Ini mengandung makna, ibadah apa pun yang diperbuat, hendaknya dilandasi oleh ilmu. Beribadah tanpa dasar ilmu, cenderung menjadikan perasaan sebagai standar. Baik buruk bukan diukur oleh dalil, tapi semata-mata menimbang rasa. Alhasil, mudah tergelincir dalam perbuatan bid’ah, mengada-ada dalam urusan ibadah.

            Rasulullah SAW bersabda, ”Barang siapa mengerjakan satu amalan yang tak ada perintahnya dari kami, maka amalan itu tertolak.” (HR Bukhari dan Muslim).

            ***

            Sumber: Republika

             
          2. erva kurniawan 1:34 am on 17 May 2010 Permalink | Balas
            Tags: , , , , ,   

            Orang Kaya Dan Orang Miskin Bertemu Di Surga 

            Alkisah, di suatu negeri pernah hidup seorang kaya raya, yang rajin beribadah dan beramal. Meski kaya raya, ia tak sombong atau membanggakan kekayaannya. Kekayaannya digunakan untuk membangun rumah ibadat, menyantuni anak yatim, membantu saudara, kerabat dan tetangga-tetangganya yang miskin dan kekurangan, serta berbagai amal sosial lainnya. Di musim paceklik, ia membagikan bahan pangan dari kebunnya yang berhektar-hektar kepada banyak orang yang kesusahan. Salah satu yang sering dibantu adalah seorang tetangganya yang miskin.

            Dikisahkan, sesudah meninggal, berkat banyaknya amal, si orang kaya ini pun masuk surga. Secara tak terduga, di surga yang sama, ia bertemu dengan mantan tetangganya yang miskin dulu. Ia pun menyapa.

            “Apa kabar, sobat! Sungguh tak terduga, bisa bertemu kamu di sini,” ujar si kaya.

            “Mengapa tidak? Bukankah Tuhan memberikan surga pada siapa saja yang dikehendaki-Nya, tanpa memandang kaya dan miskin?” jawab si miskin.

            “Jangan salah paham, sobat. Tentu saja aku paham, Tuhan Maha Pengasih kepada semua umat-Nya tanpa memandang kaya-miskin. Cuma aku ingin tahu, amalan apakah yang telah kau lakukan sehingga mendapat karunia surga ini?”

            “Oh, sederhana saja. Aku mendapat pahala atas amalan membangun rumah ibadat, menyantuni anak yatim, membantu saudara, kerabat dan tetangga yang miskin dan kekurangan, serta berbagai amal sosial lainnya….”

            “Bagaimana itu mungkin?” ujar si kaya, heran. “Bukankah waktu di dunia dulu kamu sangat miskin. Bahkan seingatku, untuk nafkah hidup sehari-hari saja kamu harus berutang kanan-kiri?”

            “Ucapanmu memang benar,” jawab si miskin. “Cuma waktu di dunia dulu, aku sering berdoa: Oh, Tuhan! Seandainya aku diberi kekayaan materi seperti tetanggaku yang kaya itu, aku berniat membangun rumah ibadat, menyantuni anak yatim, membantu saudara, kerabat dan tetangga yang miskin dan banyak amal lainnya. Tapi apapun yang kau berikan untukku, aku akan ikhlas dan sabar menerimanya.”

            “Rupanya, meski selama hidup di dunia aku tak pernah berhasil mewujudkannya, ternyata semua niat baikku yang tulus itu dicatat oleh Tuhan. Dan aku diberi pahala, seolah-olah aku telah melakukannya. Berkat semua niat baik itulah, aku diberi ganjaran surga ini dan bisa bertemu kamu di sini,” lanjut si miskin.

            Maka perbanyaklah niat baik dalam hati Anda. Bahkan jika Anda tidak punya kekuatan atau kekuasaan untuk mewujudkan niat baik itu dalam kehidupan sekarang, tidak ada niat baik yang tersia-sia di mata Tuhan.

            ***

            Sumber: Anonim

             
            • annisa 7:19 am on 18 Mei 2010 Permalink

              Subhanallah.. besar sekali ganjaran Allah untuk niat yang baik dan besar.. memang sebaiknya kita iri dlm hal kebaikan..,
              semoga kita bisa mengambil keuntungan dari keberhasilan orang2 di sekitar kita atw yg kita tahu, spt cara diatas.. aamiiin

            • Jeff Ross 8:10 pm on 19 Mei 2010 Permalink

              Subhanallah.. besar sekali ganjaran Allah untuk niat yang baik dan besar.. memang sebaiknya kita iri dlm hal kebaikan..,semoga kita bisa mengambil keuntungan dari keberhasilan orang2 di sekitar kita atw yg kita tahu, spt cara diatas.. aamiiin
              +1

            • ayu 2:58 pm on 30 Mei 2010 Permalink

              Subhanallah…Allah memang maha adil……….

            • Videos cristianos 12:11 pm on 28 Januari 2011 Permalink

              You do know what you’re doing, so keep at it.
              Thank you!

              David.

          3. erva kurniawan 1:14 am on 16 May 2010 Permalink | Balas
            Tags: mandi besar, mandi wajib, rukun mandi wajib, tata cara mandi besar, tata cara mandi wajib   

            Tata Cara Mandi Wajib 

            Hal – hal yang menyebabkan diwajibkannya mandi:

            1. Keluar air mani, baik saat terjaga ataupun tidur, berdasarkan sabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya air (mandi) itu disebabkan air (keluarnya mani)” (HR. Muslim no. 343 dan Abu Dawud no. 214)
            2. Jima’ (berhubungan badan), walaupun tidak keluar air mani. Dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jika ia telah duduk diantara ke empat cabang istrinya … (kiasan untuk bersetubuh), maka ia wajib mandi meskipun tidak keluar air mani” (HR. Muslim no. 348)
            3. Masuk Islamnya orang kafir. Dari Qais bin ‘Ashim, ia menceritakan bahwa ketika ia masuk Islam, Nabi SAW menyuruhnya mandi dengan air dan bidara (HR. At Tirmidzi no. 602 dan Abu Dawud no. 351, dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam Irwaa’ul Ghaliil no. 128)
            4. Terputusnya haidh dan nifas. Dari Aisyah ra., bahwa Rasulullah SAW berkata kepada Fathimah binti Abi Khubaisy, “Jika datang haidh, maka tinggalkanlah shalat. Dan jika telah lewat, maka mandi dan shalatlah” (HR. Al Bukhari no. 320, Muslim no. 333, Abu Dawud no. 279, At Tirmidzi no. 125 dan An Nasa’i I/186)
            5. Hari Jum’at. Dari Abu Sa’id Al Khudri ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Mandi Jum’at wajib bagi setiap orang yang telah baligh” (HR. Al Bukhari no. 879, Muslim no. 346, Abu Dawud no. 337, An Nasa’i III/93 dan Ibnu Majah no. 1089)

            Adapun tata caranya adalah berdasarkan hadits dari jalan Aisyah ra., ia berkata, “Dahulu, jika Rasulullah SAW hendak mandi janabah (junub), beliau membasuh kedua tangannya. Kemudian menuangkan air dari tangan kanan ke tangan kirinya lalu membasuh kemaluannya. Lantas berwudhu sebagaimana berwudhu untuk shalat. Lalu beliau mengambil air dan memasukan jari – jemarinya ke pangkal rambut. Hingga beliau menganggap telah cukup, beliau tuangkan ke atas kepalanya sebanyak 3 kali tuangan. Setelah itu beliau guyur seluruh badannya. Kemudian beliau basuh kedua kakinya” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

            Pada riwayat lain dikatakan, “…dan dimasukannya jari – jari ke dalam urat rambut hingga bila dirasanya air telah membasahi kulit [kepala], disauknya dua telapak tangan lagi dan disapukannya ke kepalanya sebanyak 3 kali, kemudian dituangkan ke seluruh tubuh” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

            Dari hadits yang mulia di atas maka urutan tata cara mandi wajib adalah:

            1. Membasuh kedua tangan
            2. Membasuh kemaluan
            3. Berwudhu sebagaimana berwudhu untuk shalat [Boleh menangguhkan menangguhkan membasuh kedua kaki sampai selesai mandi (Fikih Sunnah hal. 154)]
            4. Mencuci rambut dengan cara memasukan jari – jemari ke pangkal rambut
            5. Menuangkan air ke atas kepala sebanyak 3x atau mengambil air dengan kedua tangan kemudian menyapukannya ke kepalanya.
            6. Menguyur seluruh badan
            7. Membasuh kaki

            Sedangkan rukun dari mandi wajib ini menurut pandangan fiqh ada 2 yaitu:

            1. Berniat. Karena inilah yang memisahkan antara ibadah dengan kebiasaan dan adat.
            2. Membasuh seluruh anggota tubuh. Karena Allah Ta’ala berfirman, “Dan jika kamu junub hendaklah bersuci”, maksudnya adalah mandi.

            ***

            Maraji’:

            1. Fikih Sunnah Jilid 1, Sayyid Sabiq, PT. Al Ma’arif, Bandung, Cetakan Kedelapan belas, 1997 M.
            2. Panduan Fiqih Lengkap Jilid 1, Abdul Azhim bin Badawi Al Khalafi, Pustaka Ibnu Katsir, Bogor, Cetakan Pertama, Jumadil Akhir 1426 H/Juli 2005 M.
             
            • ardhilest 1:24 am on 16 Mei 2010 Permalink

              nice info gan..

              sudi kiranya mampir di blog ane..

            • Ikhsan 9:27 am on 20 Mei 2010 Permalink

              sip

            • Hamba Allah 9:21 am on 7 Juni 2010 Permalink

              Artikel ini sangat bermanfaat bagi saya dan ummat Islam lainnya…

            • NanDa Chuex Bloik 4:42 pm on 19 Februari 2011 Permalink

              thanks yha ats infonya!!!!

            • ardi 1:00 am on 29 April 2011 Permalink

              niatnya pa sob???

          4. erva kurniawan 1:50 am on 15 May 2010 Permalink | Balas
            Tags: , , , , ,   

            Alloh Batuk Yaa Bi? 

            Hujan

            Kemarin saat hujan turun begitu derasnya, bahkan disertai es batu kecil kecil juga angin dan petir, sambil melihat keluar jendela, saya ngobrol sama anak anak saya, 5 tahun dan 3,5 tahun;

            “Ini siapa yang buat ayooo?” saya menunjuk sebuah mainan perahu yang saya buat dari kertas, “Abi yang bikin” jawab anak saya, “Ini siapa yang buat?” sambil nunjukin kue yang di buat ibunya. “Umi” jawab anak saya lagi “Kalau abi sama umi sama aa sama ade, siapa yang bikin ayooo?” “Allooohhh!!!” jawab anak saya yang diikuti adiknya yang baru berumur tiga tahun.. “Terus kalau hujan, yang nurunin siapa ayoooo?”. “Allooh kan Bi?” jawab anak saya ragu ragu, apalagi jika hujannya berupa hujan lebat disertai angin kencang dan petir seperti ini. “Iyaa Alloh juga, hujan ini nanti masuk ke tanah terus airnya di minum sama tanaman, nanti tanamannya akan tumbuh dan berbuah, nanti buahnya kita makan deh…? “aku suka apel sama jeruk” jawab si sulung, “aku sukanya buah mangga yang manis yang manis yang manis bangeeet” jawab anak kedua saya.

            Dhuarrrr! terdengan bunyi petir yang sangat keras yang membuat anak saya meloncat kepangkuan saya. “Itu Alloh lagi batuk yaaa Bi?. sambil masih memeluk erat, anak saya bertanya. Sambil tersenyun saya pandangi keduanya, Saya melihat bahwa otak kecil anak saya mulai menangkap Kebesaran Alloh, walau masih terbatas, dia sudah mulai mencerna bahwa Alloh itu Besar, batuk nya aja seperti itu.

            Kemudian saya terdiam dan sedikit ragu untuk menjawab, tapi akhirnya saya lanjutkan, “Alloh itu Maha Besar dan Maha Tinggi, tinggi, tinggi banget”. “Sampai kelangit yaa BI?” tanya sibungsu. “Iya lebih tinggi lagi dari langit, Alloh itu ngga seperti abi atau umi atau aa atau ade, jadi… Alloh ngga batuk. Tadi itu namanya petir, Kalau hujan lebat memang suka ada petir. Jadi… siapa coba yang bikin peitr?”. “Alloohhhhh?” jawab anakku serentak.

            Tiba tiba tep!, mati lampu dan akhirnya menghentikan obrolan yang saya rasa sangat berat ini, kebetullan ada tukang gorangan lewat didepan rumah kami pun akhirnya asik menikmati gorengan yang masih hangat.

            ***

            Dari Sahabat

             
          5. erva kurniawan 1:40 am on 14 May 2010 Permalink | Balas  

            Bagaimana Memahami Ayat Allah Di Alam 

            Karya : Harun Yahya

            Dalam Alqur’an dinyatakan bahwa orang yang tidak beriman adalah mereka yang tidak mengenali atau tidak menaruh kepedulian akan ayat atau tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah di alam semesta ciptaan-Nya.

            Sebaliknya, ciri menonjol pada orang yang beriman adalah kemampuan memahami tanda-tanda dan bukti-bukti kekuasaan sang Pencipta tersebut. Ia mengetahui bahwa semua ini diciptakan tidak dengan sia-sia, dan ia mampu memahami kekuasaan dan kesempurnaan ciptaan Allah di segala penjuru manapun. Pemahaman ini pada akhirnya menghantarkannya pada penyerahan diri, ketundukan dan rasa takut kepada-Nya. Ia adalah termasuk golongan yang berakal, yaitu

            “Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali ‘Imraan, 3:190-191)

            Di banyak ayat dalam Alqur’an, pernyataan seperti, “Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?”, “terdapat tanda-tanda (ayat) bagi orang-orang yang berakal,” memberikan penegasan tentang pentingnya memikirkan secara mendalam tentang tanda-tanda kekuasaan Allah. Allah telah menciptakan beragam ciptaan yang tak terhitung jumlahnya untuk direnungkan. Segala sesuatu yang kita saksikan dan rasakan di langit, di bumi dan segala sesuatu di antara keduanya adalah perwujudan dari kesempurnaan penciptaan oleh Allah, dan oleh karenanya menjadi bahan yang patut untuk direnungkan. Satu ayat berikut memberikan contoh akan nikmat Allah ini:

            “Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS. An-Nahl, 16:11)

            Marilah kita berpikir sejenak tentang satu saja dari beberapa ciptaan Allah yang disebutkan dalam ayat di atas, yakni kurma. Sebagaimana diketahui, pohon kurma tumbuh dari sebutir biji di dalam tanah. Berawal dari biji mungil ini, yang berukuran kurang dari satu sentimeter kubik, muncul sebuah pohon besar berukuran panjang 4-5 meter dengan berat ratusan kilogram. Satu-satunya sumber bahan baku yang dapat digunakan oleh biji ini ketika tumbuh dan berkembang membentuk wujud pohon besar ini adalah tanah tempat biji tersebut berada.

            Bagaimanakah sebutir biji mengetahui cara membentuk sebatang pohon? Bagaimana ia dapat berpikir untuk menguraikan dan memanfaatkan zat-zat di dalam tanah yang diperlukan untuk pembentukan kayu? Bagaimana ia dapat memperkirakan bentuk dan struktur yang diperlukan dalam membentuk pohon? Pertanyaan yang terakhir ini sangatlah penting, sebab pohon yang pada akhirnya muncul dari biji tersebut bukanlah sekedar kayu gelondongan. Ia adalah makhluk hidup yang kompleks yang memiliki akar untuk menyerap zat-zat dari dalam tanah. Akar ini memiliki pembuluh yang mengangkut zat-zat ini dan yang memiliki cabang-cabang yang tersusun rapi sempurna. Seorang manusia akan mengalami kesulitan hanya untuk sekedar menggambar sebatang pohon. Sebaliknya sebutir biji yang tampak sederhana ini mampu membuat wujud yang sungguh sangat kompleks hanya dengan menggunakan zat-zat yang ada di dalam tanah.

            Pengkajian ini menyimpulkan bahwa sebutir biji ternyata sangatlah cerdas dan pintar, bahkan lebih jenius daripada kita. Atau untuk lebih tepatnya, terdapat kecerdasan mengagumkan dalam apa yang dilakukan oleh biji. Namun, apakah sumber kecerdasan tersebut? Mungkinkah sebutir biji memiliki kecerdasan dan daya ingat yang luar biasa?

            Tak diragukan lagi, pertanyaan ini memiliki satu jawaban: biji tersebut telah diciptakan oleh Dzat yang memiliki kemampuan membuat sebatang pohon. Dengan kata lain biji tersebut telah diprogram sejak awal keberadaannya. Semua biji-bijian di muka bumi ini ada dalam pengetahuan Allah dan tumbuh berkembang karena Ilmu-Nya yang tak terbatas. Dalam sebuah ayat disebutkan:

            “Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkah tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz).” (QS. Al-An’aam, 6:59).

            Dialah Allah yang menciptakan biji-bijian dan menumbuhkannya sebagai tumbuh-tumbuhan baru. Dalam ayat lain Allah menyatakan:

            “Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?” (QS. Al-An’aam, 6:95)

            Biji hanyalah satu dari banyak tanda-tanda kekuasaan Allah yang diciptakan-Nya di alam semesta. Ketika manusia mulai berpikir tidak hanya menggunakan akal, akan tetapi juga dengan hati mereka, dan kemudian bertanya pada diri mereka sendiri pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana”, maka mereka akan sampai pada pemahaman bahwa seluruh alam semesta ini adalah bukti keberadaan dan kekuasaan Allah SWT.

            ***

            Dari Sahabat

             
          6. erva kurniawan 1:24 am on 13 May 2010 Permalink | Balas  

            Berang-berang, Insinyur Pembuat Bendungan 

            Karya : Harun Yahya

            Arsitektur adalah bidang di mana konsep seni dan estetika yang ditanamkan Allah dalam diri manusia dapat terlihat. Tapi tahukah Anda, ternyata masih terdapat banyak arsitek di alam ini yang sama terampilnya dengan manusia? Salah satu dari sekian banyak contoh yang ada adalah berang-berang.

            Menebang Pohon dengan Gigi dan Cakar

            Kisah tentang berang-berang dimulai dengan seekor pejantan dan betina yang pergi untuk membuat sarang baru untuk mereka sendiri. Pasangan berang-berang ini akan membangun rumahnya di atas sungai. Tapi, untuk mengerjakannya, pertama kali mereka harus membendung laju arus sungai. Untuk menahan laju aliran ini mereka menggunakan cara yang sama seperti yang telah dilakukan manusia selama ratusan tahun. Dengan kata lain, mereka membuat bendungan.

            Untuk memulai membangun bendungan, pertama-tama mereka harus mendapatkan bahan baku. Bahan baku ini terdiri atas balok kayu dan cabang-cabang pohon. Berang-berang mulai bekerja dengan pergi menuju areal hutan di sekitar sungai. Pertama-tama mereka memakan sedikit dedaunan dari pohon yang mereka temukan. Tapi tugas utama mereka adalah menebang dan mendorong pohon ini hingga roboh. Mereka melakukannya dengan cara menggerogoti batang utama pohon tersebut. Yang menarik di sini adalah mereka menggerogoti kayu sedemikian rupa sehingga ketika pekerjaan menebang berakhir, batang pohon senantiasa roboh ke arah sungai.

            Menebang dan merobohkan pohon masih merupakan bagian pekerjaan yang paling sederhana. Selanjutnya, berang-berang memotong pohon tersebut pada cabang-cabangnya. Mereka memulai membangun bendungan dengan meletakkan cabang-cabang tersebut di depan gelondongan kayu terbesar yang telah mereka robohkan sebelumnya. Perlu diketahui bahwa, setiap saat, peralatan yang mereka gunakan hanyalah cakar dan mulutnya saja.

            Mereka melakukan pekerjaan menebang pohon dan membangun bendungan dengan penuh kesabaran. Dua ekor berang-berang menebang rata-rata empat ratus pohon per tahun. Mereka memotong-motong pepohonan yang berada agak jauh dari bendungan pada cabang-cabangnya, dan kemudian menyeret potongan-potongan tersebut ke bendungan.

            Berang-berang selalu menggunakan gigi depan untuk menggerogoti batang atau cabang pohon. Karena mereka menggunakannya setiap waktu, maka gigi depan ini menjadi tumpul atau rusak. Tetapi rahang berang-berang dibuat dengan memperhitungkan semua hal ini sebelumnya. Gigi depannya yang tajam selalu tumbuh memanjang, layaknya kuku manusia. Demikianlah, Allah Yang Maha Besar, yang menciptakan berang-berang, juga menciptakan gigi mereka sesuai dengan pekerjaan yang harus mereka lakukan.

            Tubuh berang-berang didisain sedemikian rupa sehingga memudahkan mereka untuk berenang dan menyelam dalam air. Kakinya berselaput sehingga mudah mengayuh air. Ekor belakangnya berbentuk seperti dayung raksasa, sehingga mereka dapat berenang dengan nyaman dalam air.

            Dan Bendungan Pun Terbentuk…

            Berang-berang terus saja membangun bendungan mereka dengan penuh semangat. Mereka begitu ahli dalam menyusun batang pohon dan cabang-cabang kecil, dan memperluas bendungan sedikit demi sedikit setiap hari.

            Lambat-laun, bendungan menjadi semakin besar sehingga permukaan air yang terbendung di bagian depan pun semakin meninggi. Akhirnya, setelah beberapa bulan bekerja, danau yang besar pun terbentuk. Tapi karena danau bertambah besar, berang-berang harus memperkokoh bendungan tersebut dan memperbaiki kerusakannya. Mereka melakukan tugas berat ini dengan penuh kesabaran. Pemandangan yang muncul sebagai hasil kerja keras selama beberapa bulan ini sungguh menakjubkan. Sebuah bendungan yang sesungguhnya, yang menyerupai buatan manusia, telah terbentuk.

            Pada pengamatan lebih dekat, berang-berang membuat bendungan mereka dalam bentuk cekung. Bentuk seperti ini tidak dipilih secara kebetulan. Karena bentuk bendungan yang terbaik menahan tekanan air adalah bendungan yang berbentuk cekung. Faktanya, bendungan pembangkit listrik tenaga air modern yang ada sekarang juga dibangun dalam bentuk cekung.

            Singkat kata, berang-berang memiliki pengetahuan tentang konstruksi, yang pada manusia dicapai setelah beberapa waktu, sejak hari pertama dari kehidupan mereka. Lalu, siapakah yang memberikan mereka pengetahuan tersebut? Tidak diragukan lagi, suatu makhluk hidup tidak mungkin memperoleh kemampuan membangun bendungan secara kebetulan. Ia tidak dapat menemukan bentuk bendungan yang akan memiliki daya tahan terkuat dalam menahan tekanan air secara kebetulan, dan ia pun tidak mampu menurunkan kemampuan ini kepada generasi berikutnya. Adalah Allah Yang Maha Besar, yang memberi berang-berang kemampuan yang mereka miliki, yang menciptakan semua makhluk hidup, dan yang memberi ilham atas apa yang mereka lakukan.

            Rumah Bertingkat di Atas Air

            Tujuan berang-berang membangun bendungan yang besar ini adalah untuk mendapatkan danau dengan air yang tenang di mana mereka dapat membuat sarang. Mereka juga membuat sarang ketika mereka sedang membangun bendungan. Sarang tersebut terletak di salah satu sisi danau, di suatu tempat yang dekat dengan tepian. Sarang ini, yang terlihat seperti gundukan kayu jika dilihat dari atas, ternyata didisain dengan sangat rapi.

            Satu-satunya jalan masuk ke dalam sarang adalah dari bawah permukaan air. Untuk mencapainya, haruslah melalui terowongan tersembunyi. Terowongan ini bermuara pada suatu bilik tersembunyi di atas permukaan air. Keluarga berang-berang hidup di bilik yang kering dan aman ini. Sejumlah berang-berang membangun sarangnya dua lantai. Lantai pertama adalah sebagai jalan masuk dan ruang tamu, dan laintai berikutnya sebagai ruang makan dan ruang tidur.

            Sarang berang-berang memiliki dua jalan masuk bawah air dan satu lubang angin yang terletak di bagian paling atas. Dalam sarangnya yang luar biasa ini, berang-berang tidak hanya terlindung dari bahaya luar, tapi juga memiliki naungan yang nyaman.

            Ilham dari Allah

            Danau kecil yang dibentuk berang-berang kadang dapat mencapai kedalaman tiga sampai empat meter. Mereka sebenarnya tidak memerlukan air sedalam ini untuk membangun sarang mereka. Kalau begitu, mengapa mereka membuat danau sedemikian dalam?

            Jawaban atas pertanyaan ini tampak nyata pada musim dingin. Pada musim dingin, permukaan air membeku dan membentuk lapisan es yang lumayan tebal. Jika danau tidak cukup dalam, danau akan membeku hingga ke dasar, dan segala yang ada akan memjadi bongkahan es, dan ini akan melumpuhkan kemampuan berang-berang untuk bergerak.

            Berang-berang, seolah tahu akan hal ini dan berusaha membuat danau kecil tersebut sedalam mungkin. Dengan demikian, di musim dingin, lapisan air yang tebal tersisa di bawah es. Ini cukup bagi berang-berang untuk dapat bergerak di dalam air dan mendapatkan makan.

            Jika seseorang berpikir tentang hal ini, akan jelas bahwa apa yang dilakukan oleh berang-berang sangatlah luar biasa. Makhluk kecil ini berhasil mengerjakan sesuatu yang kebanyakan orang tidak mampu melakukannya tanpa pendidikan dan pelatihan khusus. Jadi, siapakah yang menjadikan mereka mampu melakukan hal ini?

            Adalah mustahil mengatakan bahwa berang-berang adalah makhluk yang memiliki kecerdasan istimewa. Jadi, bagaimana binatang kecil ini merencanakan sarangnya dengan terowongan masuk istimewa ke dalam air, dan dilengkapi lubang angin? Bagaimana mereka tahu cara membuat bendungan dengan disain yang sama seperti pusat-pusat pembangkit listrik tenaga air paling modern di dunia?

            Pekerjaan-pekerjaan ini jauh di luar jangkauan kecerdasan dan pengetahuan yang dimiliki binatang kecil yang menawan ini. Jelas bahwa ada kekuasaan luar biasa yang memungkinkan mereka melakukan pekerjaan dengan sangat baik.

            Allah Yang Maha Besar, yang menciptakan semua makhluk hidup dan mengilhami perilaku berang-berang, juga mengilhami berang-berang untuk membuat bendungan dan sarang mereka yang sempurna. Allah menyatakan Kekuasaan-Nya atas semua makhluk hidup dalam sebuah ayat Alquran:

            Dan kepunyaan-Nyalah siapa saja yang ada dilangit dan di bumi. Semuanya hanya kepada-Nya tunduk. (QS. Ar-Ruum, 30:26)

            ***

            Dari Sahabat

             
          7. erva kurniawan 1:56 am on 12 May 2010 Permalink | Balas
            Tags: harun yahya, Keajaiban Dalam Rahim Ibu   

            Keajaiban Dalam Rahim Ibu 

            Karya : Harun Yahya

            Awalnya Hanya Bersel Satu

            Makhluk hidup bersel satu yang tak terhitung jumlahnya mendiami bumi kita. Semua makhluk bersel satu ini berkembang biak dengan membelah diri, dan membentuk salinan yang sama seperti diri mereka sendiri ketika pembelahan ini terjadi.

            Embrio yang berkembang dalam rahim ibu juga memulai hidupnya sebagai makhluk bersel satu, dan sel ini memperbanyak diri dengan cara membelah diri, dengan kata lain membuat salinan dirinya sendiri. Dalam kondisi ini, tanpa adanya perencanaan khusus, sel-sel yang akan membentuk bayi yang belum lahir ini akan memiliki bentuk yang sama. Dan apabila ini terjadi, maka yang akhirnya muncul bukanlah wujud manusia, melainkan gumpalan daging tak berbentuk. Tapi ini tidaklah terjadi karena sel-sel tersebut membelah dan memperbanyak diri bukan tanpa pengawasan.

            Sel yang Sama Membentuk Organ yang Berbeda

            Sperma dan sel telur bertemu, dan kemudian bersatu membentuk sel tunggal yang disebut zigot. Satu sel tunggal ini merupakan cikal-bakal manusia. Sel tunggal ini kemudian membelah dan memperbanyak diri. Beberapa minggu setelah penyatuan sperma dan telur ini, sel-sel yang terbentuk mulai tumbuh berbeda satu sama lain dengan mengikuti perintah rahasia yang diberikan kepada mereka. Sungguh sebuah keajaiban besar: sel-sel tanpa kecerdasan ini mulai membentuk organ dalam, rangka, dan otak.

            Sel-sel otak mulai terbentuk pada dua celah kecil di salah satu ujung embrio. Sel-sel otak akan berkembang biak dengan cepat di sini. Sebagai hasilnya, bayi akan memiliki sekitar sepuluh milyar sel otak. Ketika pembentukan sel-sel otak tengah berlangsung, seratus ribu sel baru ditambahkan pada kumpulan sel ini setiap menitnya.

            Masing-masing sel baru yang terbentuk berperilaku seolah-olah tahu di mana ia harus menempatkan diri, dan dengan sel mana saja ia harus membuat sambungan. Setiap sel menemukan tempatnya masing-masing. Dari jumlah kemungkinan sambungan yang tak terbatas, ia mampu menyambungkan diri dengan sel yang tepat. Terdapat seratus trilyun sambungan dalam otak manusia. Agar sel-sel otak dapat membuat trilyunan sambungan ini dengan tepat, mereka harus menunjukkan kecerdasan yang jauh melebihi tingkat kecerdasan manusia. Padahal sel tidak memiliki kecerdasan sama sekali.

            Bahkan tidak hanya sel otak, setiap sel yang membelah dan memperbanyak diri pada embrio pergi dari tempat pertama kali ia terbentuk, dan langsung menuju ke titik yang harus ia tempati. Setiap sel menemukan tempat yang telah ditetapkan untuknya, dan dengan sel manapun mereka harus membentuk sambungan, mereka akan mengerjakannya.

            Lalu, siapakah yang menjadikan sel-sel yang tak memiliki akal pikiran tersebut mengikuti rencana cerdas ini? Profesor Cevat Babuna, mantan dekan Fakultas Kedokteran, Ginekologi dan Kebidanan, Universitas Istanbul, Turki, berkomentar:

            Bagaimana semua sel yang sama persis ini bergerak menuju tempat yang sama sekali berbeda, seolah-olah mereka secara mendadak menerima perintah dari suatu tempat, dan berusaha agar benar-benar terbentuk organ-organ yang sungguh berbeda? Hal ini jelas menunjukkan bahwa sel yang identik ini, yang tidak mengetahui apa yang akan mereka kerjakan, yang memiliki genetika dan DNA yang sama, tiba-tiba menerima perintah dari suatu tempat, sebagian dari mereka membentuk otak, sebagian membentuk hati, dan sebagian yang lain membentuk organ yang lain lagi.

            Proses pembentukan dalam rahim ibu berlangsung terus tanpa henti. Sejumlah sel yang mengalami perubahan, tiba-tiba saja mulai mengembang dan mengkerut. Setelah itu, ratusan ribu sel ini berdatangan dan kemudian saling bergabung membentuk jantung. Organ ini akan terus-menerus berdenyut seumur hidup.

            Hal yang serupa terjadi pada pembentukan pembuluh darah. Sel-sel pembuluh darah bergabung satu sama lain dan membentuk sambungan di antara mereka. Bagaimana sel-sel ini mengetahui bahwa mereka harus membentuk pembuluh darah, dan bagaimana mereka melakukannya? Ini adalah satu di antara beragam pertanyaan yang belum terpecahkan oleh ilmu pengetahuan.

            Sel-sel pembuluh ini akhirnya berhasil membuat sistem tabung yang sempurna, tanpa retakan atau lubang padanya. Permukaan bagian dalam pembuluh darah ini mulus bagaikan dibuat oleh tangan yang ahli. Sistem pembuluh darah yang sempurna tersebut akan mengalirkan darah ke seluruh bagian tubuh bayi. Jaringan pembuluh darah memiliki panjang lebih dari empat puluh ribu kilometer. Ini hampir menyamai panjang keliling bumi.

            Perkembangan dalam perut ibu berlangsung tanpa henti. Pada minggu kelima tangan dan kaki embrio mulai terlihat. Benjolan ini sebentar lagi akan menjadi lengan. Beberapa sel kemudian mulai membentuk tangan. Tetapi sebentar lagi, sebagian dari sel-sel pembentuk tangan embrio tersebut akan melakukan sesuatu yang mengejutkan. Ribuan sel ini melakukan bunuh diri massal.

            Mengapa sel-sel ini membunuh diri mereka sendiri? Kematian ini memiliki tujuan yang amat penting. Bangkai-bangkai sel yang mati di sepanjang garis tertentu ini diperlukan untuk pembentukan jari-jemari tangan. Sel-sel lain memakan sel-sel mati tersebut, akibatnya celah-celah kosong terbentuk di daerah ini. Celah-celah kosong tersebut adalah celah di antara jari-jari kita.

            Akan tetapi, mengapa ribuan sel mengorbankan dirinya seperti ini? Bagaimana dapat terjadi, sebuah sel membunuh dirinya sendiri agar bayi dapat memiliki jari-jari pada saatnya nanti? Bagaimana sel tersebut tahu bahwa kematiannya adalah untuk tujuan tertentu? Semua ini sekali lagi menunjukkan bahwa semua sel penyusun manusia ini diberi petunjuk oleh Allah.

            Pada tahap ini, sejumlah sel mulai membentuk kaki. Sel-sel tersebut tidak mengetahui bahwa embrio akan harus berjalan di dunia luar. Tapi mereka tetap saja membuat kaki dan telapaknya untuk embrio.

            Ketika embrio berumur empat minggu, dua lubang terbentuk pada bagian wajahnya, masing-masing terletak pada tiap sisi kepala embrio. Mata akan terbentuk di kedua lubang ini pada minggu keenam. Sel-sel tersebut bekerja dalam sebuah perencanaan yang sulit dipercaya selama beberapa bulan, dan satu demi satu membentuk bagian-bagian berbeda yang menyusun mata. Sebagian sel membentuk kornea, sebagian pupil, dan sebagian yang lain membentuk lensa. Masing-masing sel berhenti ketika mencapai batas akhir dari daerah yang harus dibentuknya. Pada akhirnya, mata, yang mengandung empat puluh komponen yang berbeda, terbentuk dengan sempurna tanpa cacat. Dengan cara demikian, mata yang diakui sebagai kamera paling sempurna di dunia, muncul menjadi ada dari sebuah ketiadaan di dalam perut ibu. Perlu dipahami bahwa manusia yang bakal lahir ini akan membuka matanya ke dunia yang berwarna-warni, dan mata yang sesuai untuk tugas ini telah dibuat.

            Suara di dunia luar yang akan didengar oleh bayi yang belum lahir juga telah diperhitungkan dalam pembentukan seorang manusia dalam rahim. Telinga yang akan mendengarkan segala suara tersebut juga dibentuk dalam perut ibu. Sel-sel tersebut membentuk alat penerima suara terbaik di dunia.

            Semua uraian ini mengingatkan kita bahwa penglihatan dan pendengaran adalah nikmat besar yang Allah berikan kepada kita. Allah menerangkan hal ini dalam Alquran sebagaimana berikut:

            Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (QS. An-Nahl, 16:78)

            Penciptaan Kedua

            Berbagai peristiwa yang telah dikisahkan dalam tulisan ini dialami oleh semua orang di dunia. Setiap manusia dipancarkan ke rahim sebagai sebuah sel sperma yang kemudian bersatu dengan sel telur, dan kemudian memulai kehidupan sebagai sel tunggal. Semua ini terjadi karena adanya kondisi yang secara khusus diciptakan di tempat tersebut. Bahkan sebelum manusia mulai mengetahui keberadaan dirinya sendiri, Allah telah memberi bentuk pada tubuh mereka, dan menciptakan manusia normal dari sebuah sel tunggal.

            Adalah kewajiban bagi setiap orang di dunia untuk merenungkan kenyataan ini. Dan kewajiban Anda adalah untuk memikirkan bagaimana anda lahir ke dunia ini, dan kemudian bersyukur kepada Allah.

            Jangan lupa bahwa Tuhan kita, yang telah menciptakan tubuh kita sekali, akan mencipta kita lagi setelah kematian kita, dan akan mempertanyakan segala nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita. Hal ini amatlah mudah bagi-Nya.

            Mereka yang melupakan penciptaan diri mereka sendiri dan mengingkari kehidupan akhirat, benar-benar telah tertipu. Allah berfirman tentang orang-orang ini dalam Alquran:

            Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata. Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh?” Katakanlah: “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya pada kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.” (QS. Yaasiin, 36:77-79)

            ***

            Hak cipta selamanya oleh Allah © Subhanahu wa Ta’ala

             
          8. erva kurniawan 1:47 am on 11 May 2010 Permalink | Balas
            Tags: dosa meninggalkan sholat, Siksa Meninggalkan Sholat   

            Siksa Meninggalkan Sholat 

            “Apakah yang menyebabkan kamu masuk neraka Saqar ini?” Mereka menjawab: ” kami tidak termasuk golongan orang-orang yang mengerjakan Sholat” (S. Al-Muddatsir 42, 43 ).

            Siksaan ketika hidup di dunia

            1. Allah kurangkan keberkatan umurnya
            2. Rezekinya dipersempitkan oleh Allah
            3. Tidak ada tempat baginya disisi Agama ISlam
            4. Do’anya tertolak
            5. Hilang cahaya sholeh dari wajahnya
            6. Amal kebaikan yang dilakukan langsung tidak diberi pahala

            Siksaan ketika sakaratul maut

            1. Ia akan menghadapi sakaratul maut dalam keadaan hina
            2. Matinya dala keadaan menderita kelaparan
            3. Matinya dalam keadaan yang sangat haus, walaupun diberi minum sebanyak tujuh lautan

            Siksaan ketika berada di dalam kubur

            1. Allah akan menyempitkan kuburannya dengan sesempit-sempitnya
            2. Kuburnya akan digelapkan
            3. Allah akan menyiksanya dengan pedih sampai hari Qiamat

            Siksaan ketika berada di akhirat

            1. Dia akan dibelenggu dan diseret kepadang mahsyar oleh malaikat.
            2. Allah tidak akan memandangnya dengan pandangan belas kasihan.
            3. Allah tidak akan mengampuni dosanya dan akan disiksa dengan keras didalam neraka.

            Nibah bagi orang yang meninggalkan shalat

            1. SUBUH, : Ia akan disiksa selama 60 tahun didalam neraka
            2. DZUHUR, : Dosanya seperti membunuh 1000 jiwa orang Islam
            3. ASHAR, : Dosanya seperti meruntuhkan Ka’bah
            4. MAGHRIB, : Dosanya seperti ia berzina denga Ibunya (Jika pria)atau berzina dengan Bapaknay (bagi Wanita)
            5. ISYA’, : Allah tidak akan ridha’ ia hidup dibumi Allah, dan ia akan didesak mencari bumi lain.

            ***

            (Kitab Raudhatussalihin)

             
            • aje 11:04 pm on 18 Mei 2010 Permalink

              ijin copy , insya allah

            • Andri Yanto 3:02 am on 11 September 2011 Permalink

              MUDAH2AN BERMANFAAT BAGI KITA SEMUA,, AMIIN,,,!!

          9. erva kurniawan 1:31 am on 10 May 2010 Permalink | Balas
            Tags: lebih baik toilet jongkok, toilet duduk, toilet jongkok   

            Mana Lebih Sehat, Toilet Duduk atau Toilet Jongkok? 

            Vera Farah Bararah – detikHealth

            Jakarta, Saat ini sudah jarang sekali ditemukan toilet jongkok. Hampir sebagian besar kantor, mall dan rumah sudah menggunakan toilet duduk. Mana yang lebih sehat toilet duduk atau toilet jongkok?

            Budaya barat sebagian besar menggunakan toilet duduk, tetapi di beberapa negara Asia dan Eropa Timur masih sangat lazim dijumpai toilet jongkok. Meskipun kini banyak negara-negara itu yang sudah mengadopsi toilet duduk.

            Bagi orang barat, toilet duduk identik dengan sanitasi pembuangan kotoran yang tepat dan menurunkan penyakit yang terkait dengan diare dibandingkan dengan toilet jongkok. Toilet duduk juga kerap diidentikkan dengan mudahnya penyebaran virus atau bakteri yang bisa menginfeksi organ reproduksi.

            Seperti dikutip dari Healthspace, Selasa (26/1/2010) selalu ada pro dan kontra dari setiap metode yang digunakan yaitu:

            Toilet duduk

            Toilet ini sangat baik digunakan pada orang yang telah mengalami penurunan fleksibilitas dan kekuatan otot, kelebihan berat badan serta orang yang keseimbangannya buruk. Toilet duduk juga mencegah kontak langsung dengan bau dan kutu saat tersambung ke limbah saniter yang tepat.

            Kerugian dari toilet ini adalah memicu beberapa masalah medis seperti wasir, panggul prolapse (turun panggul) pada perempuan, radang usus buntu, inkontinensia, masalah prostat dan disfungsi seksual.

            Selain itu toilet duduk diduga bisa menjadi tempat penyebaran bakteri atau virus yang dapat menginfeksi manusia seperti dermatitis atau iritasi kulit.

            Toilet jongkok

            Salah satu peneliti pernah mengungkapkan bahwa toilet duduk sangat bagus untuk mencegah wasir, mengurangi tekanan yang diperlukan saat buang air besar serta mengobati sembelit. Gagasan yang menyebutkan bahwa toilet duduk lebih bermartabat dibanding toilet jongkok adalah salah.

            Orang yang menggunakan toilet jongkok lebih baik dalam hal mengembangkan otot kaki dan punggung. Toilet jongkok juga memberikan keuntungan mencegah kontak langsung antara permukaan toilet dengan tubuh, hal ini bisa mencegah penularan berbagai penyakit atau infeksi.

            Kerugian dari toilet ini adalah tidak bisa digunakan oleh semua kalangan, terutama orangtua, orang cacat atau obesitas karena akan menimbulkan rasa tak nyaman. Selain itu toilet jongkok diduga bisa memicu timbulnya artritis dan meningkatkan tekanan pada lutut. Tapi hal ini bisa dicegah dengan meletakkan sepenuhnya kedua telapak kaki di lantai dan postur tubuh yang tepat.

            Hal terpenting yang harus diperhatikan adalah sistem sanitasi serta pengelolaan limbah yang baik untuk menghindari kontaminasi tanah dan air. Karena sanitasi yang buruk bisa menjadi salah satu penyebab utama penyakit dan kematian bayi di beberapa negara berkembang.

            (ver/ir)

             
          10. erva kurniawan 1:36 am on 9 May 2010 Permalink | Balas
            Tags: istiqomah   

            Makna Istikomah 

            Oleh : Muhammad Bajuri

            Allah SWT berfirman, ”Istikomahlah kamu sebagaimana engkau telah diperintahkan.” (QS Hud [11]:112). Sasaran ayat ini bukan hanya Rasulullah SAW, tetapi seluruh hamba-Nya. Sebab, istikamah adalah kunci pembuka kemuliaan. Bahkan sebagian ulama menempatkan istikomah pada tingkatan puncak dari tangga pendakian seorang hamba menuju kesempurnaan makrifat, kebeningan hati, dan kemurnian akidah.

            Sufyan bin Abdillah Ats Tsaqafi berkata, ”Wahai Rasulullah SAW, katakanlah suatu perkataan kepadaku tentang Islam, sehingga aku tidak perlu lagi bertanya kepada siapapun selain engkau.” Beliau bersabda, ”Katakan aku beriman kepada Allah SWT, lalu istikomahlah.” (HR Ahmad).

            Konsep istikomah tidak sesederhana seperti yang sering dipahami selama ini. Istikomah seringkali diidentikkan dengan kontinyuitas sebuah amal. Al Qurthubi menyatakan bahwa ayat istikomah (QS Hud:112) telah membuat rambut Nabi Muhammad SAW beruban.

            Diceritakan bahwa Abi Ali Asy-Syanawi mengaku pernah melihat Rasulullah SAW dalam mimpi. Dia kemudian bertanya, ”Wahai Rasulullah SAW, ada sebuah riwayat darimu bahwa engkau pernah berkata, Surat Hud telah membuat kepala beruban.” Beliau menjawab, ”Benar.” Asy Syanawi bertanya kembali, ”Ayat apakah yang membuat rambutmu beruban, apakah ayat yang menceritakan tentang kisah-kisah para Nabi atau kehancuran umat terdahulu?” Beliau bersabda, ”Tidak, tetapi disebabkan ayat yang berbunyi, ‘istikomahlah kamu sebagaimana engkau telah diperintahkan’.” (Muhammad bin Allan Ash Shadiqi, Dalil Al Falihin, I/282).

            Secara bahasa, kata istikomah merupakan bentuk mashdar (infinitif) dari kata istaqama, yastaqimu yang artinya lurus, teguh, dan konsisten. Namun, pengertian secara bahasa ini belumlah cukup untuk mewujudkan istikomah sebagaimana yang diperintahkan Allah SWT. Oleh karena itu, ulama tasawuf mendefinisikan bahwa istikomah adalah bersikap konsisten terhadap pengakuan iman dan Islam, serta dengan tulus mengabdikan diri kepada Allah SWT untuk mengharapkan ridha-Nya di dunia dan akhirat.

            Dari sekian banyak definisi yang dikemukakan para ulama, dapat dipahami bahwa dalam beristikamah ada dua hal pokok yang harus dipenuhinya. Pertama, beriman kepada Allah SWT. Kedua, mengikuti risalah yang dibawa oleh Rasulullah SAW, baik secara lahir maupun batin. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa orang yang istikomah adalah orang yang bisa mengaktualisasikan nilai keimanan, keislaman, dan keihsanan dalam dirinya secara total.

            Meski untuk bisa mencapai tingkatan istikomah itu terasa amat sulit, namun kita harus tetap berusaha dan ber-munajah semampu kita. Sebab, seperti dikatakan Ibnu Katsir dalam menjelaskan ayat istikomah (QS Hud:112) ini, bahwa istikomah merupakan media yang paling baik untuk mendapatkan pertolongan Allah SWT dalam menghadapi berbagai kesulitan duniawi. Wallahu a’lam.

            ***

            Republika.co.id

             
          11. erva kurniawan 1:49 am on 8 May 2010 Permalink | Balas
            Tags: , , , , ,   

            Seorang Bayi Hanya Hidup 6 Jam, Tetapi Menyelamatkan 2 Nyawa 

            Sepasang suami istri hidup bahagia. Sejak 10 tahun yang lalu, sang istri terlibat aktif dalam kegiatan untuk menentang ABORSI, karena menurut pandangannya, aborsi berarti membunuh seorang bayi. Setelah bertahun-tahun berumah-tangga, akhirnya sang istri hamil, sehingga pasangan tersebut sangat bahagia. Mereka menyebarkan kabar baik ini kepada famili, teman dan sahabat, dan lingkungan sekitarnya. Semua orang ikut bersukacita dengan mereka.

            Tetapi setelah beberapa bulan, sesuatu yang buruk terjadi. Dokter menemukan bayi kembar dalam perutnya, seorang bayi lelaki dan perempuan. Tetapi bayi perempuan mengalami kelainan, dan ia mungkin tidak bisa hidup sampai masa kelahiran tiba. Dan kondisinya juga dapat mempengaruhi kondisi bayi lelaki. Jadi dokter menyarankan untuk dilakukan aborsi, demi untuk sang ibu dan bayi lelakinya. Fakta ini membuat keadaan menjadi terbalik. Baik sang suami maupun sang istri mengalami depressi. Pasangan ini bersikeras untuk tidak menggugurkan bayi perempuannya (membunuh bayi tersebut), tetapi juga kuatir terhadap kesehatan bayi lelakinya. “Saya bisa merasakan keberadaannya, dia sedang tidur nyenyak”, kata sang ibu di sela tangisannya. Lingkungan sekitarnya memberikan dukungan moral kepada pasangan tersebut, dengan mengatakan bahwa ini adalah kehendak Tuhan.

            Ketika sang istri semakin mendekatkan diri dengan Tuhan, tiba-tiba dia tersadar bahwa Tuhan pasti memiliki rencanaNya dibalik semua ini. Hal ini membuatnya lebih tabah. Pasangan ini berusaha keras untuk menerima fakta ini. Mereka mencari informasi di internet, pergi ke perpustakaan, bertemu dengan banyak dokter, untuk mempelajari lebih banyak tentang masalah bayi mereka. Satu hal yang mereka temukan adalah bahwa mereka tidak sendirian. Banyak pasangan lainnya yang juga mengalami situasi yang sama, dimana bayi mereka tidak dapat hidup lama. Mereka juga menemukan bahwa beberapa bayi akan mampu bertahan hidup, bila mereka mampu memperoleh donor organ dari bayi lainnya. Sebuah peluang yang sangat langka. Siapa yang mau mendonorkan organ bayinya ke orang lain?

            Jauh sebelum bayi mereka lahir, pasangan ini menamakan bayinya, Jeffrey dan Anne. Mereka terus bersujud kepada Tuhan. Pada mulanya, mereka memohon keajaiban supaya bayinya sembuh. Kemudian mereka tahu, bahwa mereka seharusnya memohon agar diberikan kekuatan untuk menghadapi apapun yang terjadi, karena mereka yakin Tuhan punya rencanaNya sendiri. Keajaiban terjadi, dokter mengatakan bahwa Anne cukup sehat untuk dilahirkan, tetapi ia tidak akan bertahan hidup lebih dari 2 jam. Sang istri kemudian berdiskusi dengan suaminya, bahwa jika sesuatu yang buruk terjadi pada Anne, mereka akan mendonorkan organnya. Ada dua bayi yang sedang berjuang hidup dan sekarat, yang sedang menunggu donor organ bayi.

            Sekali lagi, pasangan ini berlinangan air mata. Mereka menangis dalam posisi sebagai orang tua, dimana mereka bahkan tidak mampu menyelamatkan Anne. Pasangan ini bertekad untuk tabah menghadapi kenyataan yg akan terjadi. Hari kelahiran tiba. Sang istri berhasil melahirkan kedua bayinya dengan selamat. Pada momen yang sangat berharga tersebut, sang suami menggendong Anne dengan sangat hati-hati, Anne menatap ayahnya, dan tersenyum dengan manis. Senyuman Anne yang imut tak akan pernah terlupakan dalam hidupnya. Tidak ada kata-kata di dunia ini yang mampu menggambarkan perasaan pasangan tersebut pada saat itu. Mereka sangat bangga bahwa mereka sudah melakukanpilihan yang tepat (dengan tidak mengaborsi Anne), mereka sangat bahagia melihat Anne yang begitu mungil tersenyum pada mereka, mereka sangat sedih karena kebahagiaan ini akan berakhir dalam beberapa jam saja. Sungguh tidak ada kata-kata yang dapat mewakili perasaan pasangan tersebut. Mungkin hanya dengan air mata yang terus jatuh mengalir, air mata yang berasal dari jiwa mereka yang terluka?? Baik sang kakek, nenek, maupun kerabat famili memiliki kesempatan untuk melihat Anne.

            Keajaiban terjadi lagi, Anne tetap bertahan hidup setelah lewat 2 jam. Memberikan kesempatan yang lebih banyak bagi keluarga tersebut untuk saling berbagi kebahagiaan. Tetapi Anne tidak mampu bertahan setelah enam jam???.. Para dokter bekerja cepat untuk melakukan prosedur pendonoran organ. Setelah beberapa minggu, dokter menghubungi pasangan tersebut bahwa donor tersebut berhasil. Dua bayi berhasil diselamatkan dari kematian.

            Pasangan tersebut sekarang sadar akan kehendak Tuhan. Walaupun Anne hanya hidup selama 6 jam, tetapi dia berhasil menyelamatkan dua nyawa. Bagi pasangan tersebut, Anne adalah pahlawan mereka, dan sang Anne yang mungil akan hidup dalam hati mereka selamanya?..

            ***

            Ada 3 point penting yang dapat kita renungkan dari kisah ini:

            1. Sesungguhnya, tidaklah penting berapa lama kita hidup, satu hari ataupun bahkan seratus tahun. Hal yang benar-benar penting adalah apa yang kita telah kita lakukan selama hidup kita, yang bermanfaat bagi orang lain.
            2. Sesungguhnya, tidaklah penting berapa lama perusahaan kita telah berdiri, satu tahun ataupun bahkan dua ratus tahun. Hal yang benar-benar penting adalah apa yang dilakukan perusahaan kita selama ini, memberikan manfaat bagi orang lain.
            3. Ibu Anne mengatakan “Hal terpenting bagi orang tua bukanlah mengenai bagaimana karier anaknya di masa mendatang, dimana mereka tinggal, maupun berapa banyak uang yang mampu mereka hasilkan. Tetapi hal terpenting bagi kita sebagai orang tua adalah untuk memastikan bahwa anak-anak kita melakukan hal-hal terpuji selama hidupnya, sehingga ketika kematian menjemput mereka, mereka akan menuju surga”.
             
            • tonosaur 10:16 am on 9 Mei 2010 Permalink

              subhanalloh..

            • annisa 9:41 am on 10 Mei 2010 Permalink

              subhanallah.. kisah nyata yg sarat makna..
              semoga di sisa umur kita masih bisa bermanfaat bagi orang lain.. amiinn.. 100 x

            • bery 8:56 pm on 20 Mei 2010 Permalink

              subhanallah semoga hidup kita menjadi bermanfaat bg semua,
              amin…amin

            • Sri Mulyati 7:24 pm on 19 September 2010 Permalink

              subhanallah…

          12. erva kurniawan 1:06 am on 7 May 2010 Permalink | Balas
            Tags: , , , , ,   

            Kisah Perjuangan Hidup Soichiro Honda 

            Amati kendaraan yang melintasi jalan raya. Pasti, mata Anda selalu terbentur pada kendaraan bermerek Honda, baik berupa mobil maupun motor. Merek kendaran ini memang selalu menyesaki padatnya lalu lintas. Karena itu barangkali memang layak disebut sebagai raja jalanan.

            Namun, pernahkah Anda tahu, sang pendiri kerajaan bisnis Honda — Soichiro Honda — selalu diliputi kegagalan saat menjalani kehidupannya sejak kecil hingga berbuah lahirnya imperium bisnis mendunia itu. Dia bahkan tidak pernah bisa menyandang gelar insinyur. Ia bukan siswa yang memiliki otak cemerlang. Di kelas, duduknya tidak pernah di depan, selalu menjauh dari pandangan guru.

            Saat merintis bisnisnya, Soichiro Honda selalu diliputi kegagalan. Ia sempat jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah. Namun, ia terus bermimpi dan bermimpi. Dan, impian itu akhirnya terjelma dengan bekal ketekunan dan kerja keras. ”Nilaiku jelek di sekolah. Tapi saya tidak bersedih, karena dunia saya di sekitar mesin, motor dan sepeda,” tutur Soichiro, yang meninggal pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS Juntendo, Tokyo, akibat mengidap lever.

            Kecintaannya kepada mesin, jelas diwarisi dari ayahnya yang membuka bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang Tengah. Di kawasan inilah dia lahir. Kala sering bermain di bengkel, ayahnya selalu memberi catut (kakak tua) untuk mencabut paku. Ia juga sering bermain di tempat penggilingan padi melihat mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya. Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906 ini dapat berdiam diri berjam-jam. Tak seperti kawan sebayanya kala itu yang lebih banyak menghabiskan waktu bermain penuh suka cita. Dia memang menunjukan keunikan sejak awal. Seperti misalnya kegiatan nekad yang dipilihnya pada usia 8 tahun, dengan bersepeda sejauh 10 mil. Itu dilakukan hanya karena ingin menyaksikan pesawat terbang. Bersepeda memang menjadi salah satu hobinya kala kanak-kanak. Dan buahnya, ketika 12 tahun, Soichiro Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki. Sampai saat itu, di benaknya belum muncul impian menjadi usahawan otomotif. Karena dia sadar berasal dari keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah, tidak tampan, sehingga membuatnya selalu rendah diri.

            Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke kota, untuk bekerja di Hart Shokai Company. Bossnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya. Honda teliti dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan, setiap oli yang bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam tahun bekerja di situ, menambah wawasannya tentang permesinan. Akhirnya, pada usia 21 tahun, Saka Kibara mengusulkan membuka suatu kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran ini tidak ditampiknya.

            Di Hamamatsu prestasi kerjanya kian membaik. Ia selalu menerima reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki mobil pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya tak jarang hingga larut malam, dan terkadang sampai subuh. Yang menarik, walau terus kerja lembur otak jeniusnya tetap kreatif.

            Kejeniusannya membuahkan fenomena. Pada zaman itu, jari-jari mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik untuk kepentingan meredam goncangan. Menyadari ini, Soichiro punya gagasan untuk menggantikan ruji-ruji itu dengan logam. Hasilnya luar biasa. Ruji-ruji logamnya laku keras, dan diekspor ke seluruh dunia.

            Pada usia 30 tahun, Honda menandatangani patennya yang pertama. Setelah menciptakan ruji. Lalu Honda pun ingin melepaskan diri dari bosnya, membuat usaha bengkel sendiri. Mulai saat itu dia berpikir, spesialis apa yang dipilih ? Otaknya tertuju kepada pembuatan ring piston, yang dihasilkan oleh bengkelnya sendiri pada 1938. Lalu, ditawarkannya karya itu ke sejumlah pabrikan otomotif. Sayang, karyanya itu ditolak oleh Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring Piston buatannya tidak lentur, dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi teman-temannya terhadap kegagalan itu dan menyesalkan dirinya keluar dari bengkel milik Saka Kibara. Akibat kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan kemudian, kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya. Tapi, soal ring pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah pengetahuannya tentang mesin.

            Siang hari, setelah pulang kuliah, dia langsung ke bengkel mempraktekkan pengetahuan yang baru diperoleh. Tetapi, setelah dua tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang mengikuti kuliah. ”Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan, melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan pengaruhnya,” ujar Honda, yang diusia mudanya gandrung balap mobil. Kepada rektornya, ia jelaskan kuliahnya bukan mencari ijazah. Melainkan pengetahuan. Penjelasan ini justru dianggap penghinaan. Tapi dikeluarkan dari perguruan tinggi bukan akhir segalanya. Berkat kerja kerasnya, desain ring pinston-nya diterima pihak Toyota yang langsung memberikan kontrak. Ini membawa Honda berniat mendirikan pabrik. Impiannya untuk mendirikan pabrik mesinpun serasa kian dekat di pelupuk mata.

            Tetapi malangnya, niatan itu kandas. Jepang, karena siap perang, tidak memberikan dana kepada masyarakat. Bukan Honda kalau menghadapi kegagalan lalu menyerah pasrah. Dia lalu nekad mengumpulkan modal dari sekelompok orang untuk mendirikan pabrik. Namun lagi-lagi musibah datang. Setelah perang meletus, pabriknya terbakar, bahkan hingga dua kali kejadian itu menimpanya.

            Honda tidak pernah patah semangat. Dia bergegas mengumpulkan karyawannya. Mereka diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh kapal Amerika Serikat, untuk digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik. Penderitaan sepertinya belum akan selesai. Tanpa diduga, gempa bumi meletus menghancurkan pabriknya, sehingga diputuskan menjual pabrik ring pinstonnya ke Toyota. Setelah itu, Honda mencoba beberapa usaha lain. Sayang semuanya gagal.

            Akhirnya, tahun 1947, setelah perang, Jepang kekurangan bensin. Di sini kondisi ekonomi Jepang porak poranda. Sampai-sampai Honda tidak dapat menjual mobilnya akibat krisis moneter itu. Padahal dia ingin menjual mobil itu untuk membeli makanan bagi keluarganya.

            Dalam keadaan terdesak, ia lalu kembali bermain-main dengan sepeda pancalnya. Karena memang nafasnya selalu berbau rekayasa mesin, dia pun memasang motor kecil pada sepeda itu. Siapa sangka, sepeda motor– cikal bakal lahirnya mobil Honda — itu diminati oleh para tetangga. Jadilah dia memproduksi sepeda bermotor itu. Para tetangga dan kerabatnya berbondong-bondong memesan, sehingga Honda kehabisan stok. Lalu Honda kembali mendirikan pabrik motor. Sejak itu, kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya. Motor Honda berikut mobilnya, menjadi raja jalanan dunia, termasuk Indonesia.

            Semasa hidup Honda selalu menyatakan, jangan dulu melihat keberhasilanya dalam menggeluti industri otomotif. Tapi lihatlah kegagalan-kegagalan yang dialaminya. ”ORANG MELIHAT KESUKSESAN SAYA HANYA SATU PERSEN. TAPI, MEREKA TIDAK MELIHAT 99 PERSEN KEGAGALAN SAYA,” tuturnya. Ia memberikan petuah, ”KETIKA ANDA MENGALAMI KEGAGALAN, MAKA SEGERALAH MULAI KEMBALI BERMIMPI. DAN MIMPIKANLAH MIMPI BARU.” Jelas kisah Honda ini merupakan contoh, bahwa sukses itu bisa diraih seseorang dengan modal seadanya, tidak pintar di sekolah, dan hanya berasal dari keluarga miskin

            ***

            “Adalah lebih baik berani mencoba mencari tantangan walaupun dirudung kegagalan, daripada duduk bengong seperti orang tidak bersemangat, yang tidak bergembira dan menderita karena hidup dalam dunia samar yang tidak mengenal menang atau kalah “.

            Theodore Roosevelt

             
            • annisa 8:59 am on 11 Mei 2010 Permalink

              subhanallah.. kisah yang inspiratif dan membuat kita
              selalu punya mimpi.. walaupun mimpi disiang hari..
              yakinlah bahwa kita BISA…

          13. erva kurniawan 1:58 am on 6 May 2010 Permalink | Balas  

            Dan Akan Keluar dari Neraka 

            Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik kepada-Nya dan Dia akan mengampuni yang selain itu bagi siapa yang Ia kehendaki …” (QS An Nisaa’ 116, lihat juga QS An Nisaa’ 48)

            Dari Anas ra., Rasulullah SAW bersabda, “Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan laa ilaaha illallah, padahal di hatinya hanya memiliki keimanan seberat sya’irah (biji gandum). Dan akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan laa ilaaha illallah padahal di hatinya hanya memiliki keimanan seberat burrah (sejenis biji gandum). Dan akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan laa ilaaha illallah padahal di hatinya hanya memiliki keimanan seberat dzarrah (debu, atom)” (HR. Bukhari no. 44 dan Muslim 1/125)

            Maka dari itu ahlus sunnah wal jama’ah meyakini bahwa seorang mukmin, yang mana dia tidak menyekutukan Allah Ta’ala dengan sesuatu apapun, maka dia tidak akan pernah kekal di dalam api neraka dan akan dimasukan ke dalam surga karena ampunan dan rahmat-Nya walaupun keimanan yang dimilikinya hanya seberat sebuah debu. Dan inilah aqidah shahih para salafush shalih (orang – orang shalih terdahulu).

            Semoga bermanfaat

            ***

            Dari Sahabat

             
            • Hendra 7:08 pm on 6 Mei 2010 Permalink

              Subhanallah, allah memang maha pemaaf lg penyayang

          14. erva kurniawan 1:07 am on 5 May 2010 Permalink | Balas  

            Amal dan Kebaikan Seorang Kafir (Non Muslim) 

            Sesungguhnya apabila seseorang meninggal di luar Islam, tidak akan mungkin masuk Surga berdasarkan firman Allah, “Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya jannah, dan tempatnya ialah naar, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolongpun.” (Al-Maa-idah : 72)

            Sementara semua amal kebajikan yang dilakukannya padahal ia masih kafir, tidak akan berguna di akhirat sedikitpun, dan tempat kembalinya adalah Neraka. Dasarnya adalah firman Allah, “Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang rugi..” (Ali Imraan : 85)

            Demikian juga firman Allah, ” Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan…” (Al-Furqaan : 23)

            Juga firman Allah, ” Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan mendustakan akan menemui akhirat, sia-sialah perbuatan mereka. Mereka tidak diberi balasan selain dari apa yang telah mereka kerjakan..” (Al-A’raaf : 147)

            Aisyah -Radhiallahu ‘anha– pernah bertanya kepada Rasulullah SAW: “Wahai Rasulullah! Ibnu Juz’an dahulu di Masa Jahiliyyah selalu menjaga hubungan silaturrahmi dan memberi makan fakir miskin. Apakah itu berguna baginya di akhirat?” Beliau menjawab: “Tidak akan berguna baginya. Karena ia tidak pernah mengucapkan: “Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku di Hari Pembalasan nanti.” (HR. Imam Muslim dalam Shahih-nya 214)

            Adapun apabila orang kafir itu belum mendengar tentang Islam dan belum sampai dakwah kepadanya, maka Wallahu A’lam, Allah akan mengujinya di Hari Kiamat nanti.

            ***

            Dari Sahabat

             
            • annisa 10:10 am on 10 Mei 2010 Permalink

              memang hal ini sangat penting untuk kita ketahui..
              dan pernah dibahas di liqo’an/pengajian kami, jawabannya sama
              yaitu akan sia-sia amal kebaikkan mereka disisi Allah,

              yg menjadi tantangan bagi kita adalah dapatkah kita mendakwahi mereka secara halus dan baik2…. wloupun saya sendiri blum mencoba scara maksimal..krn masih kurangnya keilmuan ttg Islam, walahu’alam bi showab.
              ya.. Allah kuatkanlah kami..

          15. erva kurniawan 7:07 pm on 4 May 2010 Permalink | Balas  

            Akibat Lalai Minum Obat TBC 

            Nurul Ulfah – detikHealth

            Jakarta, Seorang gadis pernah mendatangi dokter karena keluhan batuknya yang tak kunjung sembuh. Awalnya si gadis didiagnosa TB (Tuberculosis), namun karena malas minum obat, penyakitnya itu berubah menjadi MDR-TB (Multiple Grug Resisten-Tuberculosis). Ia pun harus membayar mahal karena kelalaiannya.

            MDR-TB terjadi karena kuman bakteri Mycobacterium tuberculosa sudah tidak mempan lagi dengan obat-obatan TB biasa.

            “Biasanya karena 2 bulan minum obat TB sudah merasa sembuh, lalu tidak diteruskan. Ketika TB-nya kambuh lagi, obatnya sudah tidak mempan, akhirnya jadilah MDR,” kata Dr Achmad Hudoyo, ketua bidang medis Perhimpunan Pemberantasan TBC Indonesia dalam acara seminar ‘The Year of the Lung 2010’ di gedung asma RS Persahabatan, Jakarta, Kamis (21/1/2010).

            Dr Achmad pun akhirnya merujuk si gadis ke Rumah Sakit Persahabatan karena hanya disanalah satu-satunya rumah sakit di Jakarta yang menyediakan obat serta penanganan bagi pasien MDR.

            Selain RS Persahabatan, ruang khusus MDR pun terdapat di RS Dr Sutomo, Surabaya. Pasien yang sudah mengalami resistensi obat TB atau MDR sudah tidak bisa lagi main-main dalam berobat. Tidak tanggung-tanggung, selama 2 tahun pasien harus rutin disuntik 6 bulan sekali.

            Namun sebelum gadis itu menjalani pengobatan rutin, ia menangis pada sang dokter. Ia mengaku tidak sanggup jika harus melakukan pengobatan rutin dan bolak balik ke RS Persahabatan karena domisilinya yang cukup jauh, yakni di daerah Ciputat.

            Belum lagi dengan biaya pengobatannya yang sangat mahal. Asal tahu saja, obat MDR-TB untuk 5 hari saja berkisar Rp 520.000 dan itu belum termasuk biaya suntiknya. Itu artinya, dalam satu hari ia harus mengeluarkan kurang lebih Rp 100.000 hanya untuk satu obat.

            “Selain karena rumahnya yang sangat jauh dari tempat perawatan MDR di RS Persahabatan, ia juga menangis karena tidak sanggup membayar biaya obatnya yang sangat mahal. Gajinya sebagai SPG tidak mampu untuk membiayai semua biaya pengobatannya,” tutur Dr Achmad.

            Menurut data WHO, 50 persen kasus TB-MDR ada di China dan India, sementara 7 persen ada di Rusia. Kota Baku, ibukota Azerbaijan merupakan kota tertinggi kasus MDR, yakni 22,4 %. Sementara di Indonesia, menurut WHO terdapat sekitar 2 persen pasien MDR TB.

            Penyebab resistensi ini sebenarnya akibat kesalahan berbagai pihak. Pertama dokter, karena memberikan dosis kurang tepat dan tidak dapat menyakinkan pasien agar teratur dalam menjalani pengobatan. “Padahal kalau saja rajin minum obat TB sebelumnya, tidak akan ada MDR. Biayanya juga akan lebih murah,” kata Dr Achmad.

            Kedua, pasien yang tidak disiplin dalam pengobatan. Ketiga, obat anti TB yang tidak berkualitas serta fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak mumpuni. “Intinya, kesalahan dokter dan pasien,” ungkapnya.

            Fenomena MDR menjadi kendala dan batu sandung dalam penanganan TB. “Pengobatan pasien MDR TB menjadi lebih sulit, lebih mahal, lebih banyak efek samping dengan tingkat kesembuhan yang relatif rendah. Jika dalam 2 tahun belum sembuh, kemungkinan berubah lagi menjadi XDR (Extremely Drug Resistent). Kalau sudah begitu, fatal akibatnya,” kata Dr Achmad.

            (fah/ir)

             
          16. erva kurniawan 1:43 am on 3 May 2010 Permalink | Balas
            Tags: , , , , ,   

            Nakalnya Anak-Anak 

            Suatu hari seisi rumah dikejutkan oleh suara teriakan nyaring dari mulut seorang anak yang paling kecil di rumah itu.

            Anak: “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa….”teriaknya yang tanpa dosa sudah membuat onar seisi rumah.

            Mama: “Ade, kenapa kamu teriak-teriak?!” tegur Mama yang sudah berlari ke luar dari kamar ingin melihat ada apa dengan buah hatinya.

            Anak: “Ade teriak pake mulut Ade sendiri, Ade enggak pinjam mulut Mama?!” bantahnya sambil memonyongkan mulut kecilnya.

            Mama: “ooohh, gitu, ya sudah, kamu teriak lagi yang keras, tapi awas?!Mama nda mau suara kerasmu itu masuk ketelinga Mama?! gangguin telinga Mama aja?!” mulai Mama berargumen dengan anaknya yang selalu cari perhatian.

            Anak: “ Mama punya tangan?!tutup aja telinga Mama sama tangan Mama sendiri, kalau enggak mau denger teriakan Ade?!” mulai anak mencari gara-gara.

            Mama: “Enak aja, kamu buat kerjaan Mama lagi ya, kamu nda lihat, tangan Mama lagi dipake nulis sama Mama, atau kamu yang tutupin telinga Mama sama tangan kamu, karena kamu yang pingin teriak kan, tapi awas, kalau sampai teriakan kamu masih masuk ke telinga Mama?!” jawab Mama mulai masuk ke logika anaknya dan langsung buat anak terdiam.

            **

            Hampir tiap hari sang Mama selalu mendengar cerita-cerita dari sekolah anaknya.

            Anak: “Ma, kayanya pak Ramli guruku itu banci dech ma,” cerita anaknya yang tertua.

            Mama: “Emang, kamu tahu dari mana kalau pak Ramli itu banci, ?” Tanya Mama sambil merhatiin wajah anaknya dengan menyelidik.

            Anak: “Hmm, itu mah, kalau lagi ngomong, tangannya pasti begini-begitu dech, ?” ceritanya lagi sambil menirukan gaya banci yang biasa dilihat di TV.

            Mama: “Ooohh, emang kalau banci, tangannya begini-begini ya, ?” jawab Mama sambil mengikuti gaya anak sebelumnya.

            Anak: “Hehehe, enggak juga sich, ma, ?tapi aneh aja lihat gayanya kaya Tessy,” jawab anak sambil tersenyum merhatiin Mamanya yang sudah melotot.

            Mama: “Lagi pula, kalau pak ramli banci, apa dia rugiin kamu?” Tanya Mama yang mulai berargumen sama anaknya yang besar.

            Anak: “Nda sich ma,” jawab anak yang mulai tertunduk sambil menahan senyum.

            Mama: “Masih mending pak ramli, walau disangka banci, dia masih bisa jadi guru?lha kamu apa?” Tanya Mama lagi dan membuat anak terdiam.

            **

            Tiba-tiba Mama dikejutkan oleh anaknya yang lari masuk kamar memanggil Mamanya

            Anak: “Mama, beliin Ade mainan di tukang mainan itu dong, ?!” rengek anaknya yang kecil

            Mama: “Hari ini Mama nda punya uang lebih untuk beliin mainan baru, nanti aja kalau Mama sudah punya uang lebih ya.” Jawab Mama sambil perhatikan anaknya yang suka protes.

            Anak: “Pokoknya Ade enggak mau tahu, Ade mau mainan itu sekarang!!” rengek anak lagi yang mulai dengan senjata tangisannya.

            Mama: “Ya, udah beli aja sana, ?” jawab Mama santai.

            Anak: “Mana uangnya, cepet ma, nanti abangnya keburu pergi?!” pinta anak yang sudah mulai menarik baju Mamanya.

            Mama: “Lho, emang yang mau beli mainan itu sekarang siapa, ?” Tanya Mama santai

            Anak: “Ya, Ade lah, ”

            Mama: “Ya, udah pake uang Ade dong, kan yang mau mainan Ade dan bukan Mama, ?”

            Anak: “Ade kan enggak punya uang, pake uang Mama dong, ?!” jawab anak polos.

            Mama: “Hehe, sama dong, Mama juga nda punya uang sekarang, kalau mau pake uang Mama, tunggu sampe Mama punya uang lagi ya, ?” jawab Mama sambil senyum.

            Anak: “Mama jelek.!!” Protes anak yang memancing Mama untuk menggodanya.

            Mama: “Jelekkan Ade dong, kan Ade keluar dari perut Mama campur sama kotoran” goda Mama yang melihat anaknya kesal

            Anak: “Jelek Mama dari Nenek, Mama juga keluar dari perut nenek campur sama kotoran?!” Teriak anak yang mulai kesal dan hanya membuat Mamanya tersenyum sendiri

            Mama: “Yeee, Mama kan nda katain Nenek jelek” jawab Mama sambil tertawa melihat anaknya yang mulai bingung

            **

            Seperti biasa pulang sekolah, pasti ada aja cerita yang disampaikan oleh anaknya yang tertua.

            Anak: “Ma, aku kesal banget sama Sherly tadi, ?” cerita anak yang terlihat sekali wajah kesalnya.

            Mama: “Hmm, memang si Sherly buat apa sama kamu?” Tanya Mama datar.

            Anak: “Tadi si Sherly lempar uang untuk pengemis ke comberan, mentang-mentang dia pengemis, emang boleh apa lempar uang begitu, mending enggak usah dikasih aja kalau dilempar begitu.” Kesal anak yang terlihat hampir menangis.

            Mama: “Lalu, kamu bilang apa sama Sherly, ?” Tanya Mama yang mulai merhatiin wajah anaknya yang mulai ingin menangis

            Anak: “Aku bilang, Sherly kenapa kamu lempar uang itu ke comberan, terus jawab Sherly, biarin aja, toch, dia cuma pengemis, ?” cerita anak yang akhirnya menangis.

            Mama: “Terus, ” Tanya Mama yang serius merhatiin anaknya cerita

            Anak: “Akhirnya uang jajanku aku kasih ke Sherly untuk gantiin uang yang dikasih ke pengemis itu, kasihan pengemis itu ma, dia turun ke comberan ambil uang itu, aku bilang ke Sherly, ini uangnya aku gantiin, baru kasih segitu aja pake dilempar?!” cerita anak sambil terisak karena tangis.

            Mama: “Hmm, harusnya kamu larang pengemis itu untuk ambil uang yang dicomberan, dan uang kamu itu yang kamu kasihkan ke pengemis dan biarkan si Sherly yang ambil uang itu ke comberan, ?” usul Mama sambil menghapus air mata anaknya.

            Anak: “Aku lupa Ma.” isak anak yang menyesali dirinya dan wajahnya sudah dipenuhi oleh air matanya.

            ***

            Oleh: Hana

             
            • Thomas 1:48 am on 3 Mei 2010 Permalink

              Mencermati polah tingkah anak2 memang menarik, apalagi pada saat anak mulai sekolah di TK atau pada saat mulai masuk SD. Anak2 biasanya mulai “memberontak”…mulai pintar “membantah”, itulah anak2. Yang penting orang tuanya tetap sabar dan mau masuk ke dalam pola pikir si anak, maka fase ini akan bisa dlewati dengan baik

              salam

              Katakan cinta dengan lagu

            • tary 8:57 am on 3 Mei 2010 Permalink

              Jadi pengen cepet2 jadi Ibu……

            • annisa 9:54 am on 10 Mei 2010 Permalink

              ya.. emang kita sbg ortu harus sabar ngadepin anak2 skrang, krna berbedanya keadaan, tontonan dan budaya pd waktu kita kecil dulu..
              cuma klau kita ortunya bisa sabar.. apakah orang skeliling kita juga bisa sabar..?? ini yang penting..

          17. erva kurniawan 1:35 am on 2 May 2010 Permalink | Balas
            Tags: , , , , ,   

            Cerita Sang Anak, Amanah Salah 

            Seorang anak yang memperhatikan ibundanya sholat, dan menangis dalam sholatnya, hanya terdiam memandangi ibundanya, hingga selesai.

            “Kamu sudah sholat atau belum sayang, ?” tanya sang mama.

            “Aku baru mau sholat, tadi mau bareng sama mama, tapi aku sakit perut, ” hehe jawabnya sambil tersenyum

            “Iya sudah, sekarang kamu sholat ya, :)” tegur mama

            Dan ternyata, sang mama tidak bisa menyembunyikan kesedihannya, sambil membersihkan wajahnya dihadapan cermin dan sesekali air matanya turun kembali, sambil memperhatikan sang anak yang sedang sholat. Hingga anak selesai sholat, dan memperhatikan wajah ibundanya yang tidak bisa menyembunyikan kesedihannya, sambil melipat mukenah yang habis dipakainya sang anak mulai memancing mamanya dengan candanya.

            “Ma, tahu enggak?! Kalau amanah itu ada juga yang jadi buat orang salah dan membahayakan orang lain” ceritanya sambil tersenyum2

            “Masak sich, amanah yang seperti apa tuch, ?” tanya mama sambil terus mengusap air matanya yang masih turun

            “Aku punya cerita ma, tentang amanah itu ?”

            “Coba ceritain dong sama mama, ” tanggap mama yang mecoba tertawa2 pada buah hatinya

            “Waktu itu ada orang yang ingin bunuh diri di rel kereta api, lalu masinis itu melihat orang yang sedang duduk di rel itu.!! Kemudian masinis langsung menelphon petugas jaga, dan memberitahukan bahwa ada orang yang mau bunuh diri.”cerita anak dengan mimik lucunya

            “Lalu, ” tanggap mama

            “Hallo, pak petugas, !ada orang yang mau bunuh diri nich, kata masinis”

            “Lho, emang yang mau bunuh diri ada berapa orang?tanya petugas jaga”

            “Yang mau bunuh diri ada satu orang, kata masinis panik”

            “Lalu, berapa penumpang yang sedang kamu bawa, tanya petugas”

            “Penumpang yang ada dikereta saya ada 1000 orang pak.!! Kata masinis panik”

            “Oh, ya sudah, tabrak aja yang 1 dan selamatkan yang 1000!! Kata petugas” cerita sang anak dengan serius sambil memperagakan gaya seorang masinis dan petugas penjaga kereta

            “Lalu, amanah yang salahnya dimana dong, ?” tanya mama mulai bingung

            “Lha, itu ma, ternyata orang itu enggak jadi bunuh diri, lalu bangun dari rel dan berniat untuk pergi menjauh dari kereta yang mau lewat, ya, karena si masinis sudah terima amanat untuk menabrak yang satu dan menyelamatkan yang 1000, akhrinya, kereta ini dibelokkan oleh masinis ke luar rel dan mengejar orang yang enggak jadi bunuh diri itu.?! Ya, akhirnya, kereta yang keluar rel itu terbalik dan penumpang yang 1000 itu jadi celaka, eeh, malah yang enggak jadi bunuh diri itu selamat dech,” hahaha akhirnya ibu dan anak sudah tertawa2 memegang perutnya

            “Itulah, ma, kalau amanat diterima, dan yang menerima amanat itu bodoh!!” hahaha sang mama hanya tertawa2 sambil menggeleng2kan kepalanya, dan terlihat senyum bahagia dari wajah sang anak, yang sudah berhasil membuat mamanya tertawa2.

            Robbi habbli minassholihin, ya, Allah, jadikanlah buah hatiku anak2 yang sholeh,  yang dapat menjadi penerang dalam rumah, penyejuk mata dan hatiku, pemanis hidup dan kehidupan, pemancing tawa dan menghapus kesedihan

            ***

            Oleh: Hana

             
            • Ahmad Isa 6:40 pm on 13 Mei 2010 Permalink

              subhanalloh . . .
              begitu cerdasnya anak itu . . .

            • faiz 12:14 pm on 13 Agustus 2011 Permalink

              makasih pak izi pak ngopy..

          18. erva kurniawan 7:03 pm on 1 May 2010 Permalink | Balas  

            Terlalu Banyak Duduk Bisa Mematikan 

            Vera Farah Bararah – detikHealth

            Los Angeles, Dalam sehari berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk duduk? Bisa jadi setengah hari hanya dilewati dengan duduk saja. Ahli kesehatan telah memberikan peringatan aktivitas duduk yang terlalu lama bisa mematikan.

            Ilmuwan semakin memberikan peringatan agar jangan duduk terlalu lama karena bisa berakibat buruk bagi kesehatan, bahkan jika orang tersebut berolahraag secara teratur. Tak peduli orang tersebut duduk di mana saja, bisa di kantor, sekolah, mobil atau depan komputer, karena yang dilihat adalah jumlah jam secara keseluruhan.

            Penelitian ini memang masih pendahuluan, tapi beberapa studi sebelumnya menunjukkan bahwa orang-orang yang menghabiskan sebagian besar waktunya dengan duduk, cenderung akan gemuk sehingga berisiko mengalami serangan jantung hingga kematian.

            Sebuah editorial yang diterbitkan pekan ini dalam British Journal of Sports Medicine, peneliti Elin Ekblom-Bak dari Swedish School of Sport dan Health Sciences menyarankan agar pihak yang berwenang memikirkan kembali bagaimana mendefinisikan kegiatan fisik dan menyoroti bahaya terlalu lama duduk.

            “Setelah duduk selama 4 jam, biasanya tubuh mulai mengirimkan sinyal yang berbahaya. Bahkan bagi orang yang rajin berolahraga sekalipun,” ujar Ekblom-Bak, seperti dikutip dari News.Yahoo, Kamis (21/1/2010).

            Tim Armstrong, seorang ahli aktivitas fisik dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan orang yang berolahraga setiap hari tapi menghabiskan banyak waktu untuk duduk, mungkin masih sedikit diuntungkan. Tapi jika olahraga dilakukan tidak hanya satu waktu saja dan tersebar sepanjang hari, itu akan lebih bagus hasilnya.

            Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan tahun lalu melibatkan 17.000 warga Kanada yang berusia sekitar 12 tahun. Para peneliti menemukan orang yang duduk dalam jangka waktu panjang memiliki risiko kematian yang lebih tinggi, terlepas dari apakah orang tersebut berolahraga atau tidak.

            “Kami belum punya bukti yang cukup untuk mengungkapkan berapa banyak waktu untuk duduk yang bisa berbahaya bagi tubuh. Tapi semakin seseorang berusaha untuk melakukan aktivitas lain yang berpindah-pindah akan semakin baik,” ujar Peter Katzmarzyk dari Pennington Biomedical Research Center di Baton Rouge, Los Angeles.

            Para ahli mengungkapkan masih dibutuhkan banyak penelitian agar bisa mengetahui seberapa lama duduk bisa berbahaya, serta kemungkinan untuk mengimbangi efek-efek yang ada.

            “Tapi masyarakat harus tetap berolahraga untuk mengurangi risiko yang ada. Selain itu usahakan agar tidak mengirim email untuk rekan si kantor, cobalah berjalan untuk berbicara dengannya sambil berdiri,” ujar Ekblom-Bak.

             
            • cobaberbagi 7:13 pm on 1 Mei 2010 Permalink

              Wah harus waspada ni ngeblog berlama-lama
              Info yang bermanfaat pak

            • annisa 9:04 am on 11 Mei 2010 Permalink

              yup bener berarti chatting/telp antar tmen kantor jg ga’ sllu bagus donk.. coz mengurangi pertemuan.. kecuali penting bget dan ahrus cepat kalo tidak bagus juga tatap muka langsung / silaturahmi.. sptnya lebih menyenangkan..

          c
          Compose new post
          j
          Next post/Next comment
          k
          Previous post/Previous comment
          r
          Balas
          e
          Edit
          o
          Show/Hide comments
          t
          Pergi ke atas
          l
          Go to login
          h
          Show/Hide help
          shift + esc
          Batal