Updates from April, 2011 Toggle Comment Threads | Pintasan Keyboard

  • erva kurniawan 1:53 am on 30 April 2011 Permalink | Balas  

    2 Juta Orang Terbunuh Akibat Memasak dengan Kayu Bakar 

    Di negara-negara berkembang dunia termasuk Indonesia, masih banyak masyarakat yang memasak dengan kayu bakar di dalam rumah. Tanpa disadari asap dari pembakaran tersebut telah menjadi bencana dan membunuh sekitar 2 juta orang per tahun.

    Asap pembakaran dari memasak dengan kayu bakar tersebut telah membuat banyak anggota keluarga terpaksa menghirup gas beracun karbondioksida.

    Data Clinton Global Initiative mencatat, asap dari memasak dengan kayu bakar di dalam rumah telah menyebabkan kematian pada 1,9 juta orang yang kebanyakan dialami perempuan dan anak-anak. Orang-orang ini tewas karena setiap hari selama bertahun-tahun menghirup asap dari kompor kayu di dalam rumah.

    Asap dari hasil memasak dengan tungku kayu itu telah membuat gas beracun membumbung di dalam rumah. Gas ini telah menyebabkan penyakit pneumonia pada anak-anak, kanker paru-paru, bronkitis dan penyakit kardiovaskuler.

    Sedangkan efek lain dari memasak dengan kayu bakar adalah ikut memberikan kontribusi terhadap perubahan iklim melalui emisi karbon dioksida dan metana yang dikeluarkan. Kedua gas ini merupakan faktor utama penyebab gas rumah kaca.

    Untuk mencegah terjadinya bencana keracunan asap akibat memasak dengan kayu bakar, kini sejumlah aliansi global untuk penggunaan kompor yang lebih bersih (Global Alliance for Clean Cookstoves) berusaha menyediakan dana untuk pengadaan kompor bersih.

    Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengumumkan rencananya untuk melawan bencana asap beracun dari memasak dengan kayu bakar yang diyakini telah membunuh dua juta orang tiap tahun itu.

    “Cara memasak yang terlihat sederhana itu secara perlahan telah membunuh jutaan orang dan mencemari lingkungan,” kata Hillary dalam konferensi pers Clinton Global Initiative didirikan oleh suaminya, mantan presiden AS Bill Clinton seperti dilansir Reuters, Rabu (22/9/2010).

    “Dengan menyediakan kompor yang sehat jutaan nyawa bisa diselamatkan. Ini seperti pertolongan kelambu atau vaksin untuk mencegah penyakit,” ujar Hillary.

    Pemerintah AS dan aliansi global seperti United Nations Foundation, WHO, Morgan Stanley dan Shell akan berupaya mengumpulkan dana US$ 250 juta dalam 10 tahun ke depan.

    Diharapkan sekitar 500 juta rumah tangga di seluruh dunia bisa menggunakan kompor yang lebih baik untuk memasak dan tidak berbahaya.

    Rumah tangga tersebut nantinya bisa memasak lebih baik dengan teknologi sederhana dan harga terjangkau. Dengan kompor yang lebih efisien maka pembakaran bisa lebih baik dan mengurangi produksi asap.

    ***

    Irna Gustia – detikHealth

    health.detik.com/read/2010/09/22/121056/1445570/763/2-juta-orang-terbunuh-akibat-memasak-dengan-kayu-bakar?l993306763

     
  • erva kurniawan 1:43 am on 29 April 2011 Permalink | Balas  

    Wanita Ahli Surga dan Ciri Cirinya 

    Wanita Ahli Surga dan Ciri Cirinya

    Setiap insan tentunya mendambakan kenikmatan yang paling tinggi dan abadi. Kenikmatan itu adalah Surga. Di dalamnya terdapat bejana-bejana dari emas dan perak, istana yang megah dengan dihiasi beragam permata, dan berbagai macam kenikmatan lainnya yang tidak pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga, dan terbetik di hati.

    Dalam Al Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menggambarkan kenikmatan-kenikmat an Surga. Diantaranya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

    “(Apakah) perumpamaan (penghuni) Surga yang dijanjikan kepada orang-orang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamr (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya, dan sungai-sungai dari madu yang disaring dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya? ” (QS. Muhammad : 15)

    “Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk Surga). Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah). Berada dalam Surga kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda dengan membawa gelas, cerek, dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (QS. Al Waqiah : 10-21)

    Di samping mendapatkan kenikmatan-kenikmat an tersebut, orang-orang yang beriman kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala kelak akan mendapatkan pendamping (istri) dari bidadari-bidadari Surga nan rupawan yang banyak dikisahkan dalam ayat-ayat Al Qur’an yang mulia, diantaranya :

    “Dan (di dalam Surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik.” (QS. Al Waqiah : 22-23)

    “Dan di dalam Surga-Surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan, menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni Surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.” (QS. Ar Rahman : 56)

    “Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.” (QS. Ar Rahman : 58)

    “Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (QS. Al Waqiah : 35-37)

    Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menggambarkan keutamaan-keutamaan wanita penduduk Surga dalam sabda beliau: “ … seandainya salah seorang wanita penduduk Surga menengok penduduk bumi niscaya dia akan menyinari antara keduanya (penduduk Surga dan penduduk bumi) dan akan memenuhinya bau wangi-wangian. Dan setengah dari kerudung wanita Surga yang ada di kepalanya itu lebih baik daripada dunia dan isinya.” (HR. Bukhari dari Anas bin Malik radliyallahu ‘anhu)

    Dalam hadits lain Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya istri-istri penduduk Surga akan memanggil suami-suami mereka dengan suara yang merdu yang tidak pernah didengarkan oleh seorangpun. Diantara yang didendangkan oleh mereka : “Kami adalah wanita-wanita pilihan yang terbaik. Istri-istri kaum yang termulia. Mereka memandang dengan mata yang menyejukkan.” Dan mereka juga mendendangkan : “Kami adalah wanita-wanita yang kekal, tidak akan mati. Kami adalah wanita-wanita yang aman, tidak akan takut. Kami adalah wanita-wanita yang tinggal, tidak akan pergi.” (Shahih Al Jami’ nomor 1557)

    Apakah Ciri-Ciri Wanita Surga

    Apakah hanya orang-orang beriman dari kalangan laki-laki dan bidadari-bidadari saja yang menjadi penduduk Surga? Bagaimana dengan istri-istri kaum Mukminin di dunia, wanita-wanita penduduk bumi?

    Istri-istri kaum Mukminin yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tersebut akan tetap menjadi pendamping suaminya kelak di Surga dan akan memperoleh kenikmatan yang sama dengan yang diperoleh penduduk Surga lainnya, tentunya sesuai dengan amalnya selama di dunia.

    Tentunya setiap wanita Muslimah ingin menjadi ahli Surga. Pada hakikatnya wanita ahli Surga adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Seluruh ciri-cirinya merupakan cerminan ketaatan yang dia miliki. Diantara ciri-ciri wanita ahli Surga adalah :

    1. Bertakwa.
    2. Beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat- Nya, Kitab-Kitab- Nya, Rasul-Rasul- Nya, hari kiamat, dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.
    3. Bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan, dan naik haji bagi yang mampu.
    4. Ihsan, yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihat Allah, jika dia tidak dapat melihat Allah, dia mengetahui bahwa Allah melihat dirinya.
    5. Ikhlas beribadah semata-mata kepada Allah, tawakkal kepada Allah, mencintai Allah dan Rasul-Nya, takut terhadap adzab Allah, mengharap rahmat Allah, bertaubat kepada-Nya, dan bersabar atas segala takdir-takdir Allah serta mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan kepadanya.
    6. Gemar membaca Al Qur’an dan berusaha memahaminya, berdzikir mengingat Allah ketika sendiri atau bersama banyak orang dan berdoa kepada Allah semata.
    7. Menghidupkan amar ma’ruf dan nahi mungkar pada keluarga dan masyarakat.
    8. Berbuat baik (ihsan) kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan seluruh makhluk, serta berbuat baik terhadap hewan ternak yang dia miliki.
    9. Menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, memberi kepada orang, menahan pemberian kepada dirinya, dan memaafkan orang yang mendhaliminya.
    10. Berinfak, baik ketika lapang maupun dalam keadaan sempit, menahan amarah dan memaafkan manusia.
    11. Adil dalam segala perkara dan bersikap adil terhadap seluruh makhluk.
    12. Menjaga lisannya dari perkataan dusta, saksi palsu dan menceritakan kejelekan orang lain (ghibah).
    13. Menepati janji dan amanah yang diberikan kepadanya.
    14. Berbakti kepada kedua orang tua.
    15. Menyambung silaturahmi dengan karib kerabatnya, sahabat terdekat dan terjauh.

    Demikian beberapa ciri-ciri wanita Ahli Surga yang kami sadur dari kitab Majmu’ Fatawa karya Syaikhul Islam Ibnu Tamiyyah juz 11 halaman 422-423. Ciri-ciri tersebut bukan merupakan suatu batasan tetapi ciri-ciri wanita Ahli Surga seluruhnya masuk dalam kerangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah Ta’ala berfirman: “ … dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam Surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai sedang mereka kekal di dalamnya dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. An Nisa’ : 13).

    Wallahu A’lam Bis Shawab.

    ***

    Penulis: Azhari Asri dan Redaksi [MUSLIMAH XVII/1418/1997. ]

     
    • Setia Nusa Utama 7:50 am on 29 April 2011 Permalink

      gambaran yg sangat indah sekali….bermimpi pun sy tak akan pernah pantas. surga dan wanita itu sangat sempurna…Alhamdulillah dan terimakasih.

    • reza 2:57 pm on 30 April 2011 Permalink

      saya hanya ingin blogwalking>>..
      blog anda juga bagus>..

      dan jika berniat liat blog saya kunjungin balik jja!!!!!

  • erva kurniawan 1:31 am on 28 April 2011 Permalink | Balas  

    Dan Kubur pun Ikut Menangis 

    Dan Kubur pun Ikut Menangis

    Suatu ketika Allah SWT menciptakan lisan bagi kubur hingga ia pun dapat berkata, ” Wahai anak Adam, mengapa engkau melupakanku ? Bukankah engkau telah tahu, bahwa aku adalah satu-satunya tempat bagimu, yang dipenuhi binatang tanah dan mengerikan ?”. Dan suatu ketika kubur pun menangis. Di dalam tangisannya ia pun merintih, ” Aku adalah tempat yang mengerikan. Aku tempat menyendiri dan aku adalah tempat cacing (binatang tanah)”. (Al Qurthubi, At-Tadzkiroh)

    Ya Al Ghofar…Ar Rohman…Ar Rohiim….. ampunilah aku…. Ya Allah…aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur……

    ***

    Dari Sahabat

     
    • Drs.H.Bambang Sucipto 5:50 am on 28 April 2011 Permalink

      Subhannallah…212x smg yg menulis tautan ini mendapat rahmat dari Allah.Swt

    • Setia Nusa Utama 7:39 am on 29 April 2011 Permalink

      saya suka artikelnya. jika berkenan, mhn diberikan uraian yg lebih panjang dan detail. alhmadulillah dan terimakasih.

  • erva kurniawan 1:37 am on 27 April 2011 Permalink | Balas
    Tags: Menjadi Orang Asing di Dunia   

    Menjadi Orang Asing di Dunia 

    Menjadi Orang Asing di Dunia

    Penulis: Syaikh Shalih bin ‘Abdul Aziz Alu Syaikh hafizhohulloh

    Diterjemahkan dari Penjelasan Hadits Arba’in No. 40 Oleh: Abu Fatah Amrulloh

    Murojaah: Ustadz Abu Ukasyah Aris Munandar,

    Dari Ibnu Umar radhiallohu ‘anhuma beliau berkata: “Rosululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah memegang kedua pundakku seraya bersabda, “Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau musafir”. Ibnu Umar berkata: “Jika engkau berada di sore hari jangan menunggu datangnya pagi dan jika engkau berada pada waktu pagi hari jangan menunggu datangnya sore. Pergunakanlah masa sehatmu sebelum sakit dan masa hidupmu sebelum mati” (HR. Bukhori)

    Penjelasan Hadits ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar berisi nasihat nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam kepada beliau. Hadits ini dapat menghidupkan hati karena di dalamnya terdapat peringatan untuk menjauhkan diri dari tipuan dunia, masa muda, masa sehat, umur dan sebagainya.

    Ibnu Umar berkata: “Rosululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah memegang kedua pundakku”, hal ini menunjukkan perhatian yang besar pada beliau, dan saat itu umur beliau masih 12 tahun. Ibnu Umar berkata: “beliau pernah memegang kedua pundakku”. Rosululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau penyeberang jalan”. Jika manusia mau memahami hadits ini maka di dalamnya terkandung wasiat penting yang sesuai dengan realita. Sesungguhnya manusia (Adam –pent) memulai kehidupannya di surga kemudian diturunkan ke bumi ini sebagai cobaan, maka manusia adalah seperti orang asing atau musafir dalam kehidupannya. Kedatangan manusia di dunia (sebagai manusia) adalah seperti datangnya orang asing. Padahal sebenarnya tempat tinggal Adam dan orang yang mengikutinya dalam masalah keimanan, ketakwaan, tauhid dan keikhlasan pada Alloh adalah surga. Sesungguhnya Adam diusir dari surga adalah sebagai cobaan dan balasan atas perbuatan maksiat yang dilakukannya. Jika engkau mau merenungkan hal ini, maka engkau akan berkesimpulan bahwa seorang muslim yang hakiki akan senantiasa mengingatkan nafsunya dan mendidiknya dengan prinsip bahwa sesungguhnya tempat tinggalnya adalah di surga, bukan di dunia ini. Dia berada pada tempat yang penuh cobaan di dunia ini, dia hanya seorang asing atau musafir sebagaimana yang disabdakan oleh Al Musthofa shalallahu ‘alaihi wa sallam.

    Betapa indah perkataan Ibnu Qoyyim rohimahulloh ketika menyebutkan bahwa kerinduan, kecintaan dan harapan seorang muslim kepada surga adalah karena surga merupakan tempat tinggalnya semula. Seorang muslim sekarang adalah tawanan musuh-musuhnya dan diusir dari negeri asalnya karena iblis telah menawan bapak kita, Adam ‘alaihissalam dan dia melihat, apakah dia akan dikembalikan ke tempat asalnya atau tidak.

    Oleh karena itu, alangkah bagusnya perkataan seorang penyair: Palingkan hatimu pada apa saja yang kau cintai Tidaklah kecintaan itu kecuali pada cinta pertamamu Yaitu Alloh jalla wa ‘ala

    Berapa banyak tempat tinggal di bumi yang ditempati seseorang Dan selamanya kerinduannya hanya pada tempat tinggalnya yang semula Yaitu surga.

    Demikianlah, hal ini menjadikan hati senantiasa bertaubat dan tawadhu kepada Alloh jalla wa ‘ala. Yaitu orang yang hati mereka senantiasa bergantung pada Alloh, baik dalam kecintaan, harapan, rasa cemas, dan ketaatan. Hati mereka pun selalu terkait dengan negeri yang penuh dengan kemuliaan yaitu surga. Mereka mengetahui surga tersebut seakan-akan berada di depan mata mereka. Mereka berada di dunia seperti orang asing atau musafir. Orang yang berada pada kondisi seakan-akan mereka adalah orang asing atau musafir tidak akan merasa senang dengan kondisinya sekarang. Karena orang asing tidak akan merasa senang kecuali setelah berada di tengah-tengah keluarganya. Sedangkan musafir akan senantiasa mempercepat perjalanan agar urusannya segera selesai.

    Demikianlah hakikat dunia. Nabi Adam telah menjalani masa hidupnya. Kemudian disusul oleh Nabi Nuh yang hidup selama 1000 tahun dan berdakwah pada kaumnya selama 950 tahun, “Maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun” (QS Al Ankabut: 14)

    Kemudian zaman beliau selesai dan telah berlalu. Kemudian ada lagi sebuah kaum yang hidup selama beberapa ratus tahun kemudian zaman mereka berlalu. Kemudian setelah mereka, ada lagi kaum yang hidup selama 100 tahun, 80 tahun, 40 tahun 50 tahun dan seterusnya. Hakikat mereka adalah seperti orang asing atau musafir. Mereka datang ke dunia kemudian mereka pergi meninggalkannya. Kematian akan menimpa setiap orang. Oleh karena itu setiap orang wajib untuk memberikan perhatian pada dirinya. Musibah terbesar yang menimpa seseorang adalah kelalaian tentang hakikat ini, kelalaian tentang hakikat dunia yang sebenarnya. Jika Alloh memberi nikmat padamu sehingga engkau bisa memahami hakikat dunia ini, bahwa dunia adalah negeri yang asing, negeri yang penuh ujian, negeri tempat berusaha, negeri yang sementara dan tidak kekal, niscaya hatimu akan menjadi sehat. Adapun jika engkau lalai tentang hakikat ini maka kematian dapat menimpa hatimu. Semoga Alloh menyadarkan kita semua dari segala bentuk kelalaian.

    Kemudian Ibnu Umar rodhiallohu ‘anhuma melanjutkan dengan berwasiat, “Jika engkau berada di sore hari jangan menunggu datangnya pagi dan jika engkau berada pada pagi hari jangan menunggu datangnya sore.”

    Yaitu hendaklah Anda senantiasa waspada dengan kematian yang datang secara tiba-tiba. Hendaklah Anda senantiasa siap dengan datangnya kematian. Disebutkan dari para ulama salaf dan ulama hadits bahwa jika seseorang diberi tahu bahwa kematian akan datang kepadanya malam ini, maka belum tentu dia dapat menambah amal kebaikannya.

    Jika seseorang diberi tahu bahwa kematian akan datang kepadanya malam ini, maka belum tentu dia dapat menambah amal kebaikannya. Hal ini dapat terjadi dengan senantiasa mengingat hak Alloh. Jika dia beribadah, maka dia telah menunaikan hak Alloh dan ikhlas dalam beribadah hanya untuk Robbnya. Jika dia memberi nafkah pada keluarganya, maka dia melakukannya dengan ikhlas dan sesuai dengan syariat. Jika dia berjual beli, maka dia akan melakukan dengan ikhlas dan senantiasa berharap untuk mendapatkan rezeki yang halal. Demikianlah, setiap kegiatan yang dia lakukan, senantiasa dilandasi oleh ilmu. Ini adalah keutamaan orang yang memiliki ilmu, jika mereka bertindak dan berbuat sesuatu maka dia akan senantiasa melandasinya dengan hukum syariat. Jika mereka berbuat dosa dan kesalahan, maka dengan segera mereka akan memohon ampunan. Maka dia akan seperti orang yang tidak berdosa setelah beristigfar. Ini adalah kedudukan mereka. Oleh karena itu Ibnu Umar rodhiallohu ‘anhuma mengatakan: “Pergunakanlah masa sehatmu sebelum sakit dan masa hidupmu sebelum mati” (HR. Bukhori)

    ***

    Sumber : muslim.or.id

     
  • erva kurniawan 1:48 am on 26 April 2011 Permalink | Balas  

    Kenapa Udara Dingin Bikin Perut Cepat Lapar? 

    Hujan yang turun sepanjang hari membuat suhu udara menjadi dingin, apalagi bila ditambah dengan pendingin ruangan (AC). Tak sedikit orang yang sering merasa lapar bila udara dingin. Mengapa demikian?

    Udara dingin yang membuat orang cepat lapar adalah udara dengan suhu jauh di bawah suhu normal tubuh manusia.

    Dilansir dari Paktribune, Rabu (22/9/2010), rasa lapar saat udara dingin dipicu oleh perubahan suhu tubuh. Pada saat suhu udara di lingkungan sekitar lebih dingin ketimbang suhu tubuh, maka tubuh akan berusaha untuk menormalkannya.

    Untuk menormalkan perubahan suhu tersebut, dibutuhkan bahan bakar atau energi yang besar. Karena itu, jika berada di daerah yang dingin tubuh akan lebih cepat membakar energi sehingga membuat orang cepat merasa lapar.

    Pembakaran energi yang cepat akan membuat tubuh mengirimkan sinyal rasa lapar. Hal ini akan membuat seseorang makan dengan lahap pada saat berada di daerah dingin atau saat musim dingin.

    Hal yang sama juga terjadi pada saat seseorang selesai berenang. Hal ini disebabkan karena air yang digunakan untuk berenang biasanya lebih dingin dibandingkan udara di sekitar.

    Merendam tubuh di dalam air yang dingin akan menurunkan suhu tubuh seseorang. Sehingga, saat seseorang keluar dari kolam renang atau ke udara yang bersuhu lebih panas, tubuh akan berusaha untuk menormalkannya.

    Cara yang baik untuk mengatasi perubahan suhu di dalam tubuh adalah dengan melakukan beberapa peregangan ringan, berjalan cepat atau menyentuh air yang hangat. (mer/ir)

    ***

    Merry Wahyuningsih – detikHealth

    health.detik.com/read/2010/09/22/123248/1445590/766/kenapa-udara-dingin-bikin-perut-cepat-lapar?l993306763

     
    • Ina 11:24 am on 5 Mei 2011 Permalink

      waw.. sangat penuh pengetahuan.. trims..

  • erva kurniawan 1:27 am on 25 April 2011 Permalink | Balas
    Tags: , , , , ,   

    Imam Syafii 

    Imam Syafii

    Nama lengkap beliau adalah Abu Abdullah Muhammad bin Idris. Beliau dilahirkan di Gaza, Palestina, tahun 150 H, dan ayahnya meninggal ketika masih bayi, sehingga beliau hanya dipelihara oleh ibunya yang berasal dari Qabilah Azad dari Yaman. Diwaktu kecil Imam Syafii hidup dalam kemiskinan dan penderitaan sebagai anak yatim dalam “dekapan” ibundanya . Oleh karena itu ibunya berpendapat agar sebaiknya beliau (yang ketika itu masih kecil) dipindahkan saja ke Makkah (untuk hidup bersama keluarga beliau disana). Maka ketika berusia 2 tahun beliau dibawa ibundanya pindah ke Makkah.

    Imam Syafi’i rahimahullah dilahirkan bertepatan dengan meninggalnya Imam Abu Hanifah oleh karena itu orang-orang berkata : “telah meninggal Imam dan lahirlah Imam”. Pada usia 7 tahun beliau telah menghafal Al Qur’an. Dan suatu sifat dari Imam Safi’i adalah, jika beliau melihat temannya diberi pelajaran oleh gurunya, maka pelajaran yang dipelajari oleh temannya itu dapat beliau pahami. Demikian pula jika ada orang yang membacakan buku dihadapan Imam Syafi’i, lalu beliau mendengarkannya, secara spontan beliau dapat menghafalnya. Sehingga kata gurunya : “Engkau tak perlu belajar lagi di sini (lantaran kecerdasan dan kemampuan beliau untuk menyerap dan menghafal ilmu dengan hanya mendengarkan saja)”.

    Setelah beberapa tahun di Makkah, Imam Syafi’i pergi ke tempat Bani Hudzail dengan tujuan untuk belajar kepada mereka. Bani Hudzail adalah Kabilah yang paling fasih dalam berbahasa Arab. Beliau tinggal di tempat Bani Hudzail selama 17 tahun. Ditempat ini beliau beliau banyak menghafal sya’ir-sya’ir, memahami secara mendalam sastra Arab dan berita-berita tentang peristiwa yang dialami oleh orang-orang Arab dahulu.

    Pada suatu hari beliau bertemu dengan Mas’ab bin Abdullah bin Zubair yang masih ada hubungan famili dengan beliau. Mas’ab bin Abdullah berkata : “Wahai Abu Abdullah (yaitu Imam Syafi’i), sungguh aku menyayangkanmu, engkau sungguh fasih dalam berbahasa Arab, otakmu juga cerdas, alangkah baiknya seandainya engkau menguasai ilmu Fiqih sebagai kepandaianmu.” Imam Syafi’i : “Dimana aku harus belajar?” Mas’ab bin Abdullah pun menjawab : “Pergilah ke Malik bin Anas”. Maka beliau pergi ke Madinah untuk menemui Imam Malik. Sesampainya di Madinah Imam Malik bertanya : “Siapa namamu?”. “Muhammad” jawabku. Imam Malik Berkata lagi : “Wahai Muhammad bertaqwalah kepada Allah dan jauhilah laranganNya maka engkau akan menjadi orang yang disegani di kemudian hari”. Esoknya beliau membaca al Muwaththa’ bersama Imam Malik tanpa melihat buku yang dipegangnya, maka beliau disuruh melanjutkan membaca, karena Imam Malik merasa kagum akan kefasihan beliau dalam membacanya.

    Al Muwaththa’ adalah kitab karangan Imam Malik yang dibawa beliau dari seorang temannya di Mekkah. Kitab tersebut beliau baca dan dalam waktu 9 hari, dan beliau telah menghafalnya.Beliau tinggal di Madinah sampai Imam Malik meninggal dunia, kemudian beliau pergi ke Yaman.

    Kunjungan Imam Syafi’i Keberbagai Tempat Sudah menjadi kebiasaan ulama’-ulama’ pada masa Imam Syafi’i yaitu berkunjung ke berbagai negeri untuk menimba ilmu di tempat tersebut. Mereka tidak perduli terhadap rintangan-rintangan yang akan mereka hadapi. Demikian pula Imam Syafi’i berkunjung ke berbagai tempat untuk menimba ilmu dengan sungguh-sungguh dan memperoleh manfaatnya. Sebagaimana yang telah diketahui tentang perjalanannya dari Mekkah ke Bani Hudzail, kemudian kembali ke Mekkah dan perjuangannya untuk menemui Imam Malik, dan setelah meninggalnya Imam Malik beliau pergi keYaman dan selanjutnya pergi ke Baghdad dan kembali ke Madinah , dan setelah itu kembali lagi ke Baghdad kemudian ke Mesir.

    Kunjungan-kunjungan itu menghasilkan banyak ilmu dan pengalaman baginya serta membuatnya gigih dalam menghadapi berbagai rintangan dalam membela kebenaran dan membela Sunnah Rasulullah saw. Sehingga namanya menjadi terkenal dan disegani umat Islam di zamannya.

    Imam Ahmad Bin Hambal berkata tentang gurunya Imam Syafi’i rahimahullah telah diriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda :

    “Inna Allaha yub’astu lihadzihil ummah ‘ala ra’si kulla miati sanatin man yujaddidu laha diinaha”

    “Sesungguhnya Allah swt mengutus (mengirim) seseorang kepada umat ini setiap seratus tahun untuk memperbarui urusan agamanya”. (shahih sunan Abu daud hadits no : 4291)

    Kemudian Imam Ahmad bin Hambal menambahkan dengan berkata : “Umar bin Abdul Aziz adalah orang yang pertama dan mudah-mudahan Imam Syafi’i adalah yang kedua”.

    Ilmu Yang Dimiliki Oleh Imam Syafi’i rahimahullah Imam Syafii rahimahullah memiliki ilmu yang luas seperti yang dikatakan Ar Rabbii bin Sulaiman : “Setiap selesai shalat shubuh Imam Syafi’i selalu duduk dikelilingi orang-orang yang ingin bertanya tentang tafsir Al Qur’an. Dan seandainya matahari telah terbit, barulah orang-orang itu berdiri dan bergantian dengan orang-orang lain yang ingin bertanya juga tentang hadits, serta tafsirnya. Beberapa jam kemudian ganti orang-orang lain untuk bertanya-jawab. Dan sebelum waktu dhuhur mereka pergi disusul oleh orang-orang yang bertanya tentang nahwu, urudh dan syai’r sampai waktu dhuhur”. Mas’ab bin Abdullah Az Zubairi berkata : “Aku belum pernah melihat seseorang yang lebih mengetahui peristiwa tentang orang-orang Arab dahulu seperti Imam Syafi’i”. Abu Isma’il At Tarmudzi juga berkata : “Aku perna mendengar Ishak bin Rahawih berceritra : “ketika kami berada di Makkah Imam Bin Hambal rahimahullah, berkata kepadaku : “Wahai abu Ya’kub belajarlah kepada orang ini ”Seraya memandang Imam Syafi’i””.

    Kemudian aku berkata : “Apa yang akan aku peroleh dari orang ini, sementara usianya hampir sama dengan kita? Apakah aku tidak merugi seandainya meninggalkan Ibnu Uyainah dan Mugni?”. Imam Ahmad pun menjawab : “Celaka engkau! Ilmu orang-orang itu dapat engaku tinggalkan tapi Ilmu orang ini tidak dapat”. Lalu aku belajar padanya.

    Imam Ahmad bin hambal menambahkan tentang Imam Syafi’I, adalah beliau orang yang paling paham (pengetahuannya) tentang Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah saw.

    Kesederhanaan Dan ketaatan Imam Syafi’i Pada Kebenaran Al Imam Syafi’i rahimahullah terkenal akan kesederhanaan dan (ketaatan) dalam menerima kebenaran. Hal ini telah dibuktikan dalam diskusi-diskusi dan tadarus-tadarusnya serta pergaulan murid-murid, teman-teman dan orang umum. Banyak orang yang telah meriwayatkan sifat-sifat yang telah dimilikioleh Imam Syafi’i yang seolah-olah sifat itu hanya dimiliki oleh beliau saja.

    Al Hasan bin Abdul Aziz Al Jarwi Al Masri (dia adalah Abu Ali Al Judzami, guru Syeikh Al Bukhari yang meninggal di Baghdad pada tahu 257 H) berkata : “As Syafi’i mengatakan : “tidak pernah terbesit dalam hatiku agar seseorang bersalah bila berdiskusi denganku, malah aku menginginkan agar semua ilmu yang kumiliki juga dimiliki oleh semua orang tanpa menyebut namaku””.

    Dan Ar Rabii berkata : “Ketika aku mengunjungi As Syafi’i sakit, beliau masih sempat menyebutkan buku-buku yang telah ditulisnya dan berkata : “Aku ingin semua orang membacanya tanpa mengkaitkanya dengan namaku””.

    Harmalah bin Yahya juga mengatakan : “Aku pernah mendengar As Syafi’i berkata : “Aku ingin setiap ilmu yang kumiliki, dimiliki oleh semua orang dan aku mendapatkan pahalanya tanpa ucapan terima kasih dari orang-orang itu”.” Beliau juga mengatakan demikian :

    “Idza wajadtum fii kitaabii khilafa sunnati rasulillahi sallallahu ‘alaihi wasallam, fakuuluu sunnati rasulillahi sallallahu ‘alaihi wasallam, wa da’uu ma kultu”

    “jika kalian mendapati dalam kitabku (suatu tulisan) yang menyelisihi sunnah Rasulullah saw , maka ambillah sunnah Rasulullah saw dan tinggalkan perkataanku.

    Dan beliau juga berkata :

    “Idza sohhal hadits fahuwa madzhabii”

    “jika hadits Nabi saw (derajatnya) shahih, maka itulah madhabku”

    “Kullu haditsin ‘anin nabi saw fahuwa kaulii, wain lam tasma’uu minni”

    “setiap hadits dari Nabi saw adalah pendapatku, walaupun kalian tidak pernah mendengarkan dariku”

    “Kullu maa kultu, fakaana ‘aninnabiyyi khilafu kaulii mimma yashihhu, fahadtsun nabiyyi awlaa, falaa tukalliduunii”

    “segala pendapat yang aku katakan ,sedangkan hadits Nabi saw yang shahih menyelisihi perkataanku, maka hadits Nabi saw lebih utama (untuk diikuti) , dan janganlah kalian taklid kepadaku”.

    Imam Syafi’i rahimahullah sendiri berkata : “Demi Allah aku belum pernah berdiskusi dengan seseorang kecuali dengan tujuan nasihat”. Seandainya aku menyampaikan tentang kebenaran kepada seseorang dengan bukti-bukti yang tepat, lalu diterima dengan baik, maka aku akan menjadi sayang dan akrab dengan orang tersebut. Sebaliknya jika orang tersebut sombong dan membantah bukti-bukti tadi, maka seketika itu juga orang tersebut jatuh dalam pandanganku”.

    Dan beliau juga berkata : “ketahuilah bahwa perbuatan yang terberat itu ada tiga : “Memiliki harta sedikit tetapi dermawan. Takut kepada Allah swtdalam kedaaan sepi, dan mengatakan kebenaran kepada orang yang diharapkan serta ditakuti banyak orang”.

    Ketaatannya Dan Ibadahnya Kepada Allah swt. Tentang ketaatan Imam Syafii dan ibadahnya kepada Allah, semua orang yang bergaul dengannya, guru maupun murid, tetangga maupun teman, semuanya mengakuinya.

    Ar Rabii bin Sulaiman mengatakan : “Imam Syafii telah mengkhatamkan Al Qur’an sebanyak 60 kali di bulan Ramadhan yang kesemuanya itu terbaca dalam shalatnya”. Dan Imam Syafii pernah berkata kepadaku : “Semenjak usia 16 tahun aku belum pernah merasa kenyang, kecuali hanya sekali saja. Karena kenyang itu memberatkan badan, mengeraskan hati dan dapat menghilangkan kecerdasan, mendatangkan rasa kantuk serta membuat malas seseorang untuk beribadah”.

    Rabii juga mengatakan bahwa Syafi’i membagi malam menjadi tiga bagian, bagian pertama untuk menulis, bagian kedua untuk shalat dan bagian ketiga untuk tidur.

    Kedermawanannya Imam Syafi’i rahimahullah terkenal dengan kedermawanannya. Hal ini tidak bisa dipungkiri atau diragukan lagi. Muhammad bin Abdullah Al Misri berkata : “Imam Syafii adalah orang yang paling dermawan terhadap apa yang dimilikinya”.

    Dan Amr bin Sawwad As Sarji berkata : “Imam Syafii adalah orang yang paling dermawan dalam hal keduniaan. Beliau pernah berkata kepadaku : “Aku pernah bangkrut sebanyak tiga kali dalam hidupku, sampai aku menjual semua barang-barang yang aku miliki, baik yang mahal maupun yang murah, juga perhiasan anak dan istriku tetapi aku belum pernah menggadaikannya””.

    Muhammad Al Busti As Sajastani juga mengatakan : “Imam Syafi’i rahimahullah belum pernah menyimpan sesuatu karena kedermawanannya”. Al Humaidi juga berkata tentang Syafi’i ketika beliau datang dari Makkah, Imam Syafii membawa uang sebanyak 10.000 dinar, kemudian bermukim di pinggiran kota Makkah, dan dibagi-bagikan uang itu kepada orang yang mengunjunginya. Dan ketika beliau meninggalkan tempat itu uangnya sudah habis.

    Ar Rabbii’ menambahkan tentang hal ini : “Seandainya Imam Syafi’i didatangi oleh seseorang untuk meminta kepadanya, maka wajahnya merah karena malu kepada orang tersebut, lalu dengan cepat dia akan memberinya”.

    Bukti-bukti tentang kedermawanan Imam Syafi’i rahimahullah banyak sekali dan tidak mungkin untuk mengungkapkannya di dalam lembaran yang pendek ini.

    Wafatnya Imam Syafi’i rahimahullah Di Mesir (Di Fisthath) Tahun 204 H Al Muzni berkata ketika aku mengunjungi beliau yang sakit yang tidak lama kemudian beliau meninggal, aku bertanya kepadanya bagaimana keadaanmu? Beliau menjawab : “Tidak lama lagi aku akan meninggalkan dunia ini, meninggalkan saudara-saudaraku dan akan menjumpai Allah swt. Aku tidak tahu apakah aku masuk surga atau neraka”. Kemudian beliau menangis dan mengucapkan sebuah sya’ir

    “Falamma kosaa kalbii wa dookot madzahidii

    ja’altu rajaai nahwa ‘afwika sullamaa”

    “ketika hatiku membeku dan menyempit semua jalan bagiku,

    aku jadikan harapanku sebagai tangga untuk menuju ampunanMu”.

    Rabii’ bin Sulaiman berkata : “Al Imam Syafi’i meningl dunia pada malam jum’at, sehabis isya’ akhir bulan Rajab. Kami menguburkannya pada hari jum’at, dan ketika kami meninggalkan pemakaman itu kami melihat bulan (hilal) Sya’ban 204”.

    Ar Rabbii’ bercerita : “Beberapa hari setelah berpulangnya Imam Syafi’i rahimahullah ke Rahmatullah dan ketika itu kami sedang duduk berkeliling seperti tatkala Imam Syafi’i masih hidup, datang seorang badui dan bertanya : “Dimana matahari dan bulan (yaitu Imam Syafi’i) yang selalu hadir di tengah-tengah kalian?” kami menjawab : “Beliau telah wafat” kemudian orang itu menangis tersedu-sedu seraya berkata : “Mudah-mudahan Allah mengampuni dosa-dosanya, sesungguhnya beliau dengan kata-kata yang indah telah membuka bukti-bukti yang dahulu tidak pernah kita ketahui. Dan mampu membuat bungkam musuh-musuhnya dengan bukti yang benar. Serta telah mencuci besih wajah-wajah yang menghitam karena aib dan membuka pintu-pintu yang dulu tertutup dengan pendapat-pendapatnya”. Setelah berucap kata-kata itu dia meninggalkan tempat itu”.

    Ibnu Khollikan (penulis buku Wafiati A’yan) berkata : “Seluruh ulama’ hadits, fiqhi, usul, lughah, nahwu dan lain-lain sepakat bahwa Al Imam Syafi’i rahimahullah adalah orang yang tidak diragukan lagi kejujurannya, amanatnya, adilnya, zuhudnya, taatnya, akhlaqnya, kedermawannya dan kewibawaannya dikalangan para ulama’”.

    Abu Hasan Al Razi berkata : “Aku belum pernah melihat Muhammad Al Hasan mengagungkan seorang ulama’ seperti dia mengagungkan Al Imam Syafi’i rahimahullah.”.

    Abdullah din Ahmad bin Hambal betanya kepada ayahnya : “Ayah, bagaimana Imam Syafi’i itu? Aku sering kali melihatmu mendoakannya”.

    Imam Ahmad bin hambal menjawab : “ketahuilah anakku, bahwa Imam Syafi’i itu ibarat matahari bagi dunia dan kesehatan bagi manusia. Seandainya keduanya itu tidak ada, bagaimana mungkin dapat digantikannya dengan yang lain?”.

    Hidup Mulia atau Mati Syahid!!!

    ***

    Dari Sahabat

     
    • sayyidahali 7:12 pm on 26 April 2011 Permalink

      subhanallah..

    • Rohana 3:43 pm on 10 Mei 2011 Permalink

      Maha Suci ALLAH YANG tlh mencptknnya dgn bnyk klbhn yang d miliki’a….., mdh2n kt dpt meniru ke juhudannya

    • Mudhar 9:18 pm on 2 Juni 2018 Permalink

      Subhanallah, maha suci Allah dengan penuh kasih sayang kpd hamba hambanya:'(

  • erva kurniawan 1:11 am on 24 April 2011 Permalink | Balas  

    Ketika Hujan Turun 

    Ketika Hujan Turun

    Ketika hujan turun, kaca mobil kita akan terbasahi dengan butiran-butiran air hujan yang jumlahnya mungkin jutaan. Dengan jutaan butiran air hujan itu kaca mobil kita menjadi buram, pandangan mata kita ke jalan jadi kabur. Namun demikian, kita pun secara refleks memegang tuas atau tombol penggerak wiper. Semakin deras hujan maka akan kita stel wiper dengan kecepatan yang lebih tinggi. Dengan wiper, maka guyuran butiran air hujan pun dapat tersapu dan tersingkirkan dari kaca mobil, sehingga kita pun dapat melihat jalan di depan kita. Jalan yang tadinya terlihat buram, sedikit dapat terlihat, sehingga kita pun dapat menjalankan mobil dengan baik.

    Begitu juga dengan istigfar. Istigfar dapat membersihkan dosa-dosa kita dan sekaligus juga kita bisa menatap masa depan dengan lebih terang dan tenang, sehingga mempengaruhi cara berpikir kita. Semakin banyak beristigfar maka semakin bersihlah diri kita, sehingga kita pun semakin luas pandangan ke depan. Rasulullah SAW saja, manusia suci yang sudah dijamin masuk surga beristigfar lebih dari 70 kali dalam sehari (HR. Bukhari).

    Bisa bayangkan kalau wiper itu tidak kita nyalakan. Tentunya mata kita tidak bisa melihat jalan ke depan dengan jelas karena terhalang oleh butiran air hujan. Begitu pula dengan istigfar. Bagaimana kalau seandainya istigfar tidak pernah kita kerjakan, maka tentunya makin tertutuplah mata hati kita. Semakin kita lupa istigfar, maka semakin bertumpuklah dosa-dosa kita. Dan yang lebih dari itu adalah pandangan kita semakin tertutup oleh nafsu kita sendiri. Sehingga kadang-kadang kita pun susah berpikir dengan jernih. Dengan tidak kita nyalakan wiper, sementara mobil tetap kita jalankan maka besar kemungkinan kita akan menabrak semua yang ada di depan dan di kanan kiri jalan. Pohon-pohon akan tertabrak, begitu juga warung-warung di pinggir jalan, ataupun pengguna jalan yang lain pun bisa tertabrak. Singkatnya, orang lain di pinggir jalan yang tidak bersalah bisa kena getahnya dengan ulah kita itu. Bisa banyak korban berjatuhan karena kesalahan kita.

    Maka sungguh beruntung orang-orang yang senantiasa gemar beristigfar, karena dengan istigfar Allah SWT akan memberi ampunan terhadap dosa dan kesalahan kita.

    Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS.4.110)

    Begitulah istigfar dan wiper, keduanya sama-sama membersihkan. Semoga Allah SWT selalu menjadikan kita sebagai hamba yang gemar beristigfar. Amien. (as/sr)

    ***

    Dari Sahabat

     
  • erva kurniawan 1:59 am on 23 April 2011 Permalink | Balas
    Tags: 4 Kunci Rumah Tangga Harmonis   

    4 Kunci Rumah Tangga Harmonis 

    4 Kunci Rumah Tangga Harmonis

    Oleh: Tim dakwatuna.com

    Harmonis adalah perpaduan dari berbagai warna karakter yang membentuk kekuatan eksistensi sebuah benda. Perpaduan inilah yang membuat warna apa pun bisa cocok menjadi rangkaian yang indah dan serasi.

    Warna hitam, misalnya, kalau berdiri sendiri akan menimbulkan kesan suram dan dingin. Jarang orang menyukai warna hitam secara berdiri sendiri. Tapi, jika berpadu dengan warna putih, akan memberikan corak tersendiri yang bisa menghilangkan kesan suram dan dingin tadi. Perpaduan hitam-putih jika ditata secara apik, akan menimbulkan kesan dinamis, gairah, dan hangat.

    Seperti itulah seharusnya rumah tangga dikelola. Rumah tangga merupakan perpaduan antara berbagai warna karakter. Ada karakter pria, wanita, anak-anak, bahkan mertua. Dan tak ada satu pun manusia di dunia ini yang bisa menjamin bahwa semua karakter itu serba sempurna. Pasti ada kelebihan dan kekurangan.

    Nah, di situlah letak keharmonisan. Tidak akan terbentuk irama yang indah tanpa adanya keharmonisan antara nada rendah dan tinggi. Tinggi rendah nada ternyata mampu melahirkan berjuta-juta lagu yang indah.

    Dalam rumah tangga, segala kekurangan dan kelebihan saling berpadu. Kadang pihak suami yang bernada rendah, kadang isteri bernada tinggi. Di sinilah suami-isteri dituntut untuk menciptakan keharmonisan dengan mengisi kekosongan-kekosongan yang ada di antar mereka.

    Ada empat hal yang mesti diperhatikan untuk menciptakan keharmonisan rumah tangga.keempatnya adalah:

    1. Jangan melihat ke belakang

    Jangan pernah mengungkit-ungkit alasan saat awal menikah. “Kenapa saya waktu itu mau nerima aja, ya? Kenapa nggak saya tolak?” Buang jauh-jauh lintasan pikiran ini.

    Langkah itu sama sekali tidak akan menghasilkan perubahan. Justru, akan menyeret ketidakharmonisan yang bermula dari masalah sepele menjadi pelik dan kusut. Jika rasa penyesalan berlarut, tidak tertutup kemungkinan ketidakharmonisan berujung pada perceraian.

    Karena itu, hadapilah kenyataan yang saat ini kita hadapi. Inilah masalah kita. Jangan lari dari masalah dengan melongkok ke belakang. Atau, na’udzubillah, membayangkan sosok lain di luar pasangan kita. Hal ini akan membuka pintu setan sehingga kian meracuni pikiran kita.

    2. Berpikir objektif

    Kadang, konflik bisa menyeret hal lain yang sebetulnya tidak terlibat. Ini terjadi karena konflik disikapi dengan emosional. Apalagi sudah melibatkan pihak ketiga yang mengetahui masalah internal rumah tangga tidak secara utuh.

    Jadi, cobalah lokalisir masalah pada pagarnya. Lebih bagus lagi jika dalam memetakan masalah ini dilakukan dengan kerjasama dua belah pihak yang bersengketa. Tentu akan ada inti masalah yang perlu dibenahi.

    Misalnya, masalah kurang penghasilan dari pihak suami. Jangan disikapi emosional sehingga menyeret masalah lain. Misalnya, suami yang tidak becus mencari duit atau suami dituduh sebagai pemalas. Kalau ini terjadi, reaksi balik pun terjadi. Suami akan berteriak bahwa si isteri bawel, materialistis, dan kurang pengertian.

    Padahal kalau mau objektif, masalah kurang penghasilan bisa disiasati dengan kerjasama semua pihak dalam rumah tangga. Tidak tertutup kemungkinan, isteri pun ikut mencari penghasilan, bahkan bisa sekaligus melatih kemandirian anak-anak.

    3. Lihat kelebihan pasangan, jangan sebaliknya

    Untuk menumbuhkan rasa optimistis, lihatlah kelebihan pasangan kita. Jangan sebaliknya, mengungkit-ungkit kekurangan yang dimiliki. Imajinasi dari sebuah benda, bergantung pada bagaimana kita meletakkan sudut pandangnya.

    Mungkin secara materi dan fisik, pasangan kita mempunyai banyak kekurangan. Rasanya sulit sekali mencari kelebihannya. Tapi, di sinilah uniknya berumah tangga. Bagaimana mungkin sebuah pasangan suami isteri yang tidak saling cinta bisa punya anak lebih dari satu.

    Berarti, ada satu atau dua kelebihan yang kita sembunyikan dari pasangan kita. Paling tidak, niat ikhlas dia dalam mendampingi kita karena Allah sudah merupakan kelebihan yang tiada tara. Luar biasa nilainya di sisi Allah. Nah, dari situlah kita memandang. Sambil jalan, segala kekurangan pasangan kita itu dilengkapi dengan kelebihan yang kita miliki. Bukan malah menjatuhkan atau melemahkan semangat untuk berubah.

    4. Sertakan sakralitas berumah tangga

    Salah satu pijakan yang paling utama seorang rela berumah tangga adalah karena adanya ketaatan pada syariat Allah. Padahal, kalau menurut hitung-hitungan materi, berumah tangga itu melelahkan. Justru di situlah nilai pahala yang Allah janjikan.

    Ketika masalah nyaris tidak menemui ujung pangkalnya, kembalikanlah itu kepada sang pemilik masalah, Allah swt. Pasangkan rasa baik sangka kepada Allah swt. Tataplah hikmah di balik masalah. Insya Allah, ada kebaikan dari semua masalah yang kita hadapi.

    Lakukanlah pendekatan ubudiyah. Jangan bosan dengan doa. Bisa jadi, dengan taqarrub pada Allah, masalah yang berat bisa terlihat ringan. Dan secara otomatis, solusi akan terlihat di depan mata. Insya Allah!

    ***

    Dakwatuna.com

     
    • ben 4:20 pm on 7 Oktober 2012 Permalink

      mantap.. mantap.. artikelnya

  • erva kurniawan 1:04 am on 22 April 2011 Permalink | Balas  

    Tanggal Merah 

    Tanggal Merah

    Assalamu’alaikum

    Saat membuat rencana kerja, tiba-tiba saya teringat besok adalah hari libur, namun saya tidak tahu persisnya, kenapa libur? Selanjutnya saya mencoba mencarikan kalender. Ya benar, besok tanggal 22 April adalah tanggal merah yang merupakan hari libur nasional. Tapi kenapa? Ada perayaan apa? Saat saya lihat keterangan dibawahnya tersebutlah 22 April : Wafat Yesus Kristus.

    Sejenak saya teringat kepada perayaan agama. Ya Yesus Kristus adalah Tuhan bagi yang beragama nasrani. Tapi kok Tuhan bisa wafat? Tiba-tiba seorang teman yang nasrani datang, dan langsung saya tanyakan ke dia. “Agus, besok hari wafat Yesus Kristus ya?” tanyaku. “Iya bang” jawabnya. Terus saya tanya lagi ” Ada yang salah gak?” ” Kok salah bang” jawab Agus balik bertanya. ” Kok Yesus bisa wafat?” tanyaku tambah bingung. “Yalah, manusia kan bisa meninggal.” jawabnya lagi.

    Jawabannya sangat tepat, setiap manusia yang hidup pasti merasakan mati. Setiap yang bernyawa pasti akhirnya mati juga. Yang membuat saya bingung adalah bagi teman saya yang nasrani tersebut menganggap Yesus itu Tuhan. Namun besok tanggal 22 April, teman saya tersebut menempatkan Yesus sebagai manusia biasa, yang hidup dan akhirnya meninggal. Truss.. kalau Yesus sudah wafat. masih layakkah teman saya yang nasrani tersebut menganggap Yesus sebagai Tuhan. Kalau teman saya itu percaya besok adalah hari peringatan wafat Yesus Kristus, berarti saat ini Tuhan dia sudah wafat, sehingga dia sudah tidak bertuhan Yesus lagi, atau sudah kehilangan satu Tuhan.

    Karena ruangan kerja saya ada banyak orang, sehingga saya tidak enak menanyakan terus, sehingga saya terus merasa sesuatu ada yang salah tentang tanggal merah besok.

    Wallahua ‘alam

    ***

    Dari Sahabat

     
  • erva kurniawan 1:26 am on 21 April 2011 Permalink | Balas
    Tags: hari kartini   

    Karier Wanita dan Wanita Karier 

    Karier Wanita dan Wanita Karier

    Penulis terkenal Anne Tyler suatu ketika sedang berdiri di halaman sekolah menjemput anaknya. Tiba-tiba, seorang ibu datang mendekatinya dan berkata, “Have you found work yet? Or are you still just writing?” tanyanya lagi. “Bagaimana saya harus menjawabnya?” tanya Anne.

    “Kaum wanita modern percaya bahwa mereka tidak boleh hanya duduk di rumah menanti suami dan mengurus anak-anak. Tapi, mereka berpikir, bekerja artinya berada di kantor. Keluar rumah pukul 6.00 atau pukul 7.00, lalu kembali pukul 16.00 atau pukul 17.00. Begitu terus setiap hari. Mereka akan tidak puas kalau kita tidak menyebut sebuah nama perusahaan,” imbuh Anne.

    Itulah gambaran dari realitas perkembangan kehidupan sosial kaum hawa di berbagai negara, termasuk di negeri kita tercinta ini. Wanita karir, begitu kita sering mendengar istilah ini.

    Disadari ataupun tidak, timbul dilema baru dalam dirinya dan kemelut berkepanjangan di dalam masyarakat. Mereka harus bekerja banting tulang untuk mencari nafkah yang biasanya merupakan tugas laki-laki. Laki-laki seolah kehilangan kesempatan pekerjaan karena “diserobot” wanita karir, hal ini menimbulkan masalah psikologis tersendiri bagi laki-laki. Tapi benarkah anggapan sejumlah orang ini?

    **

    TEMUAN seorang filosof bidang ekonomi, Joel Simon, menyatakan para wanita telah direkrut oleh pemerintah untuk bekerja di pabrik-pabrik dan mendapatkan sejumlah uang sebagai imbalannya, akan tetapi hal itu harus mereka bayar mahal, yaitu dengan rontoknya sendi-sendi rumah tangga mereka.

    Sebuah lembaga pengkajian strategis di Amerika telah mengadakan polling seputar pendapat para wanita karir tentang karir seorang wanita. Dari hasil polling tersebut didapat kesimpulan, sesungguhnya wanita saat ini sangat keletihan dan 65% dari mereka lebih mengutamakan untuk kembali ke rumah mereka.

    Pada perkembangan terkini, bagi mereka yang benar-benar menjadikan karir sebagai jalan mengaktualisasikan diri dan membentuk identitasnya, tak jarang mereka mengingkari kodratinya. Ciri-ciri wanita karir ini menurut seorang penulis di Inggris adalah, mereka tidak suka berumah tangga, tidak suka berfungsi sebagai ibu, emosinya berbeda dengan wanita non karir, dan biasanya menjadi wanita melankolis.

    Masalahnya tak sampai disitu. Wanita bagaimanapun berbeda dengan kaum pria, dalam perjalanan karirnya wanita umumnya lebih sering mengalami apa yang disebut sebagai efek “langit-langit kaca” (glass ceiling). Langit-langit kaca adalah sebuah artificial barrier yang menghambat wanita mencapai posisi puncak pada suatu institusi tempat ia bekerja.

    Secara faktual ia melihat posisi puncak itu dan merasa mampu ke sana, tapi pada faktanya ia terhalang oleh langit-langit kaca tersebut. Ini disebabkan karena hakikat kodratinya yang tak dapat dipungkiri, karena ia memiliki ke khasan secara fisik maupun psikis.

    Secara teoritis, efek langit-langit kaca umum dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi permintaan dan sisi penawaran. Sisi permintaan berasal dari luar diri si wanita, misalnya diskriminasi di tempat bekerja, adanya budaya “kantor pria” yang sangat dominan, peraturan-peraturan kerja, dan lain sebagainya.

    Langit-langit kaca ini dalam beberapa hal umumnya dapat diatasi dengan menggunakan sisi penawaran, yaitu sesuatu yang ditawarkan oleh si wanita itu sendiri. Aspek-aspek penawaran meliputi pilihan kerja, kualitas sumber daya, keterampilan yang dimiliki, dan lain sebagainya.

    **

    MENYINGGUNG tentang peran wanita di luar rumah, tak lepas dari isu yang banyak digulirkan, yaitu emansipasi. Namun berdasarkan asal muasal gerakan ini digulirkan (tumbuh sejak awal abad XX), propaganda gerakan ini justru munculnya dari laki-laki dan hanya terdapat sedikit saja wanita.

    Awalnya gerakan emansipasi hanyalah seruan kepada pemerintah untuk memperhatikan kesempatan pendidikan akademis bagi wanita. Seruan ini cukup mendapat simpati karena aktivitasnya mengarah kepada peningkatan kecerdasan, keleluasaan generasi baru yang lebih cakap dan berkualitas.

    Namun seiring perkembangan zaman mereka tidak saja menyerukan pentingnya mendapatkan pendidikan, tapi juga meneriakkan persamaan derajat, kebebasan, peningkatan karir di segala bidang. Terjadilah gerakan besar-besaran untuk mendapatkan kesempatan agar bisa tampil di luar, bekerja dan melakukan aktivitas apa saja layaknya laki-laki.

    Dengan alasan wanita yang tinggal di rumah adalah wanita yang terpasung eksistensi dirinya, tidak menunjang usaha produktivitas, wanita secara intelektual sama dengan laki-laki, dengan hanya menjadi ibu rumah tangga dianggap wanita kehilangan partisipasi dalam masyarakat.

    Mereka meneriakkan emansipasi dan karirisasi. Karena bagi mereka apa yang dikerjakan laki-laki dapat pula dikerjakan oleh perempuan. Mereka menyamakkan segala hal antara laki-laki dan perempuan, padahal kita tidak dapat menutup mata ada hal-hal mendasar -mungkin mereka lupa- tidak akan mungkin dapat disamai.

    Informasi mengenai gerakan emansipasi dan karirisasi mendapatkan porsi publikasi politis dan bisnis secara besar-besaran. Oleh karena itu bagi mereka yang dicurigai menghalangi gerakan emansipasi disebut sebagai diskriminasi gender. Biasanya agama sering dijadikan kambing hitam sebagai media yang menghalangi gerakan tersebut.

    **

    LANTAS bagaimana karir wanita dalam perspektif Islam? Islam menjunjung tinggi derajat wanita. Untuk menjaga kesucian serta ketinggian derajat dan martabat kaum wanita, maka dalam kehidupan sehari-hari Islam memberikan tuntunan dengan ketentuan hukum syariat yang akan memberikan batasan dan perlindungan bagi kehidupan wanita, semuanya itu untuk kebaikan wanita, agar tidak menyimpang dari apa yang telah digariskan Allah terhadap dirinya, semuanya merupakan bukti bahwa Allah itu Ar-Rahman dan Ar-Rahim terhadap seluruh hamba-hamba-Nya.

    Allah menciptakan laki-laki dan wanita dengan karakteristik yang berbeda. Secara alami (sunnatullah), laki-laki memiliki otot-otot yang kekar, kemampuan untuk melakukan pekerja-an yang berat, pantang menyerah, sabar dan lain-lain. Cocok dengan pekerjaan yang melelahkan dan sesuai dengan tugasnya yaitu menghidupi keluarga secara layak.

    Sedangkan bentuk kesulitan yang dialami wanita yaitu mengandung, melahirkan, menyusui, mengasuh dan mendidik anak, serta menstruasi yang mengakibatkan kondisinya labil, selera makan berkurang, pusing-pusing, rasa sakit di perut serta melemahnya daya pikir.

    Ketika dia melahirkan bayinya, dia harus beristirahat, menunggu hingga 40 hari atau 60 hari dalam kondisi sakit dan merasakan keluhan yang demikian banyak, tetapi harus dia tanggung juga. Ditambah lagi masa menyusui dan mengasuh yang menghabiskan waktu selama dua tahun. Selama masa tersebut, si bayi menikmati makanan dan gizi yang dimakan oleh sang ibu, sehingga mengurangi staminanya. Haruskan “beban” yang begitu berat masih digantungkan juga dengan harus mencari nafkah?

    Oleh karena itu, Dienul Islam menghendaki agar wanita melakukan pekerjaan/ karir yang tidak bertentangan dengan kodrat kewanitaannya dan tidak mengungkung haknya di dalam bekerja, kecuali pada aspek-aspek yang dapat menjaga kehormatan dirinya, kemuliaannya dan ketenangannya serta menjaganya dari pelecehan dan pencampakan.

    ***

    Dari Sahabat

    Selamat Hari Kartini 21 April 2011

     
    • murniati 11:44 pm on 24 April 2011 Permalink

      Assalamu’alaikum wr wb saya sangat setuju sekali,terus terang,kebanyakan para wanita udah capek ngurusin rumah tangga.apalagi harus dibebani utk mencari nafkah &dan harus di tuntut utk keluar rumah stiap hari.Astaghfirulloh hal”adziim….

  • erva kurniawan 1:22 am on 20 April 2011 Permalink | Balas
    Tags: zuhud   

    Zuhud 

    Zuhud

    Oleh: Tim dakwatuna.com

    Zuhud adalah salah satu akhlak utama seorang muslim. Terutama saat di hadapannya terbentang lebar kesempatan untuk meraih dunia dengan segala macam perbendaharaannnya. Apakah itu kekuasaan, harta, kedudukan, dan segala fasilitas lainnya. Karenanya, zuhud adalah karakteristik dasar yang membedakan antara seorang mukmin sejati dengan mukmin awam. Jika tidak memiliki keistimewaan dengan karakteristik ini, seorang mukmin tidak dapat dibedakan lagi dari manusia kebanyakan yang terkena fitnah dunia.

    Apalagi seorang dai. Jika orang banyak mengatakan dia ”sama saja”, tentu nilai-nilai yang didakwahinya tidak akan membekas ke dalam hati orang-orang yang didakwahinya. Dakwahnya layu sebelum berkembang. Karena itu, setiap mukmin, terutama para dai, harus menjadikan zuhud sebagai perhiasan jati dirinya. Rasulullah saw. bersabda,”Zuhudlah terhadap apa yang ada di dunia, maka Allah akan mencintaimu. Dan zuhudlah terhadap apa yang ada di sisi manusia, maka manusia pun akan mencintaimu” (HR Ibnu Majah, tabrani, Ibnu Hibban dan Al-Hakim)

    Makna dan Hakikat Zuhud

    Makna dan hakikat zuhud banyak diungkap Al-Qur’an, hadits, dan para ulama. Misalnya surat Al-Hadiid ayat 20-23 berikut ini. “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.”

    Ayat di atas tidak menyebutkan kata zuhud, tetapi mengungkapkan tentang makna dan hakikat zuhud. Ayat ini menerangkan tentang hakikat dunia yang sementara dan hakikat akhirat yang kekal. Kemudian menganjurkan orang-orang beriman untuk berlomba meraih ampunan dari Allah dan surga-Nya di akhirat.

    Selanjutnya Allah menyebutkan tentang musibah yang menimpa manusia adalah ketetapan Allah dan bagaimana orang-orang beriman harus menyikapi musibah tersebut. Sikap yang benar adalah agar tidak mudah berduka terhadap musibah dan apa saja yang luput dari jangkauan tangan. Selain itu, orang yang beriman juga tidak terlalu gembira sehingga hilang kesadaran terhadap apa yang didapatkan. Begitulah metodologi Al-Qur’an ketika berbicara tentang nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mengarahkan manusia untuk bersikap zuhud.

    Dari ayat itu juga, kita mendapat pelajaran bahwa akhlak zuhud tidak mungkin diraih kecuali dengan mengetahui hakikat dunia (yang bersifat sementara, cepat berubah, rendah, hina dan bahayanya ketika manusia mencintanya) dan hakikat akhirat (yang bersifat kekal, baik kenikmatannya maupun penderitaannya).

    Demikian juga ketika Rasulullah saw., ingin membawa para sahabatnya pada sikap zuhud, beliau memberikan panduan bagaimana seharusnya orang-orang beriman menyikapi kehidupannya di dunia. Rasulullah bersabda, ”Jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau musafir.”(HR Bukhari).

    Selanjutnya Rasulullah mencontohkan langsung kepada para sahabat dan umatnya bagaimana hidup di dunia. Beliau adalah orang yang paling rajin bekerja dan beramal shalih, paling semangat dalam ibadah, paling gigih dalam berjihad. Tetapi pada saat yang sama beliau tidak mengambil hasil dari semua jerih payahnya di dunia berupa harta dan kenikmatan dunia. Kehidupan Rasulullah saw. sangat sederhana dan bersahaja. Beliau lebih mementingkan kebahagiaan hidup di akhirat dan keridhaan Allah swt.

    Ibnu Mas’ud ra. melihat Rasulullah saw. tidur di atas kain tikar yang lusuh sehingga membekas di pipinya, kemudian berkata, ”Wahai Rasulullah saw., bagaimana kalau saya ambilkan untukmu kasur?” Maka Rasulullah saw. menjawab, ”Untuk apa dunia itu! Hubungan saya dengan dunia seperti pengendara yang mampir sejenak di bawah pohon, kemudian pergi dan meninggalkannya.” (HR At-Tirmidzi)

    Para ulama memperjelas makna dan hakikat zuhud. Secara syar’i, zuhud bermakna mengambil sesuatu yang halal hanya sebatas keperluan. Abu Idris Al-Khaulani berkata, ”Zuhud terhadap dunia bukanlah mengharamkan yang halal dan membuang semua harta. Akan tetapi zuhud terhadap dunia adalah lebih menyakini apa yang ada di sisi Allah ketimbang apa yang ada di tangan kita. Dan jika kita ditimpa musibah, maka kita sangat berharap untuk mendapatkan pahala. Bahkan ketika musibah itu masih bersama kita, kita pun berharap bisa menambah dan menyimpan pahalanya.” Ibnu Khafif berkata, ”Zuhud adalah menghindari dunia tanpa terpaksa.” Ibnu Taimiyah berkata, ”Zuhud adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat di akhirat nanti, sedangkan wara’ adalah meninggalkan sesuatu yang ditakuti bahayanya di akhirat nanti.”

    Keutamaan Zuhud terhadap Dunia

    Zuhud merupakan sifat mulia orang beriman karena tidak tertipu oleh dunia dengan segala kelezatannya baik harta, wanita, maupun tahta. Zuhud bukan berarti meninggalkan dunia. Tapi, orang beriman beramal shalih di dunia, memakmurkan bumi, dan berbuat untuk kemaslahatan manusia, kemudian mereka meraih hasilnya di dunia berupa fasilitas dan kenikmatan yang halal di dunia. Pada saat yang sama, hati mereka tidak tertipu pada dunia. Mereka meyakini betul bahwa dunia itu tidak kekal dan akhiratlah yang lebih baik dan lebih kekal. Sehingga, orang-orang beriman beramal di dunia dengan segala kesungguhan bukan hanya untuk mendapatkan kenikmatan sesaat di dunia, tetapi untuk meraih ridha Allah dan surga-Nya di akhirat.

    Berikut ini ayat-ayat Al-Qur’an dan beberapa Hadits yang menerangkan keutamaan zuhud terhadap dunia: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). Katakanlah: “Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?” Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah; dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.” (Ali Imran: 14-15).

    “Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia adalah sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” (Al-Kahfi: 45-46)

    “Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (Al-Ankabut: 64).

    Rasulullah saw. bersabda, “Demi Allah, bukanlah kefakiran yang aku takuti atas kalian, tetapi aku takut pada kalian dibukakannya dunia bagi kalian sebagaimana telah dibuka bagi umat sebelum kalian. Kemudian kalian berlomba-lomba sebagaimana mereka berlomba-lomba, dan menghancurkan kalian sebagaimana telah menghancurkan mereka.” (Muttafaqun ‘alaihi)

    Rasulullah saw. mengabarkan kepada kita bahwa didatangkan orang yang paling senang di dunia sedang dia adalah ahli neraka di hari kiamat, dicelupkan ke dalam api neraka satu kali celupan. Kemudian ditanya, ”Wahai anak Adam, apakah engkau pernah merasakan kebaikan? Apakah engkau merasakan kenikmatan (di dunia)?” Maka dia menjawab, ”Tidak, demi Allah, wahai Rabbku.” Kemudian didatangkan orang yang paling menderita di dunia dan dia ahli surga, dicelupkan satu kali celupan di surga. Kemudian ditanya, ”Wahai Anak Adam, apakah engkau pernah menderita kesulitan? Apakah lewat padamu suatu kesusahan (di dunia)?” Maka ia menjawab, ”Tidak, demi Allah, wahai Rabbku, tidak pernah aku mengalami kesusahan dan kesulitan sedikitpun.” (HR Muslim)

    Rasulullah bersabda, “Demi Allah, perbandingan dunia dengan akhirat seperti seorang menyelupkan tangannya ke dalam lautan, lihatlah apa yang tersisa.” (HR Muslim)

    Tanda-tanda Zuhud

    Imam Al-Ghazali menyebutkan ada 3 tanda-tanda zuhud, yaitu:

    Pertama, tidak bergembira dengan apa yang ada dan tidak bersedih karena hal yang hilang.

    Kedua, sama saja di sisinya orang yang mencela dan mencacinya, baik terkait dengan harta maupun kedudukan.

    Ketiga, hendaknya senantiasa bersama Allah dan hatinya lebih didominasi oleh lezatnya ketaatan. Karena hati tidak dapat terbebas dari kecintaan. Apakah cinta Allah atau cinta dunia. Dan keduanya tidak dapat bersatu.

    Jadi, tanda zuhud adalah tidak adanya perbedaan antara kemiskinan dan kekayaan, kemuliaan dan kehinaan, pujian dan celaan karena adanya dominasi kedekatan kepada Allah. Yahya bin Yazid berkata, ”Tanda zuhud ada dermawan dengan apa yang ada.” Imam Ahmad bin Hambal dan Sufyan r.a. berkata, ”Tanda zuhud adalah pendeknya angan-angan.”

    Kehidupan zuhud ini dicontoh oleh para sahabatnya: Abu Bakar, Umar, Utsman bin Affan, dan Abdurrahman bin Auf. Mereka adalah beberapa sahabat yang kaya raya, tetapi tidak mengambil semua harta kekayaannya untuk diri sendiri dan keluarganya. Sebagian besar harta mereka habis untuk dakwah, jihad, dan menolong orang-orang beriman. Mereka adalah tokoh pemimpin dunia yang dunia ada dalam genggamannya, namun tidak tertipu oleh dunia. Bahkan, mereka lebih mementingkan kehidupan akhirat dengan segala kenikmatannya. Abu Bakar berkata, ”Ya Allah, jadikanlah dunia di tangan kami, bukan di hati kami.”

    Suatu saat Ibnu Umar mendengar seseorang bertanya, ”Dimana orang-orang yang zuhud terhadap dunia dan mencintai akhirat?” Lalu Ibnu Umar menunjukkan kuburan Rasulullah saw., Abu Bakar, dan Umar, seraya balik bertanya, ”Bukankah kalian bertanya tentang mereka?”

    Abu Sulaiman berkata, ”Utsman bin ‘Affan dan Abdurrahman bin Auf adalah dua gudang harta dari sekian banyak gudang harta Allah yang ada di bumi. Keduanya menginfakkan harta tersebut dalam rangka mentaati Allah, dan bersiap menuju Allah dengan hati dan ilmunya.”

    Dengan demikian hanya orang yang berimanlah yang dapat memakmurkan bumi dan memimpin dunia dengan baik, karena mereka tidak menghalalkan segala cara untuk meraihnya. Demikianlah cara umat Islam memimpin dunia, mulai dari Rasulullah saw., khulafaur rasyidin sampai pemimpin berikutnya. Pemerintahan Islam berhasil menghadirkan keamanan, perdamaian, keadilan, dan kesejahteraan. Perdaban dibangun atas dasar keimanan dan moral. Pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz, salah satu pemimpin yang paling zuhud, masyarakat merasakan ketentraman, kesejahteraan, dan keberkahan. Tidak ada lagi orang yang miskin yang meminta-minta, karena kebutuhannya sudah tercukupi.

    Tingkatan Zuhud

    Zuhud orang-orang beriman memiliki tingkatan. Zuhud terhadap yang haram, zuhud terhadap yang makruh, zuhud terhadap yang syubhat, dan zuhud terhadap segala urusan dunia yang tidak ada manfaatnya untuk kebaikan hidup di akhirat.

    Zuhud terhadap yang haram hukumnya wajib. Orang-orang beriman harus zuhud atau meninggalkan segala sesuatu yang diharamkan Allah. Bahkan sifat-sifat orang beriman, bukan hanya meninggalkan yang diharamkan, tetapi meninggalkan segala sesuatu yang tidak berguna. Kualitas keimanan dan keislaman seseorang sangat terkait dengan kemampuannya dalam meninggalkan segala sesuatu yang tidak berguna. Allah swt. berfirman, “Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna.” (Al-Mu’minun: 3).

    Rasulullah saw. bersabda, ”Diantara tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak berguna.” (HR At-Tirmidzi)

    Imam Ahmad mengatakan, ”Zuhud ada tiga bentuk. Pertama, meninggalkan sesuatu yang haram, dan ini adalah zuhudnya orang awwam. Kedua, meninggalkan berlebihan terhadap yang halal, ini adalah zuhudnya golong yang khusus. Ketiga, meninggalkan segala sesuatu yang menyibukkannya dari mengingat Allah, dan ini adalah zuhudnya orang-orang arif.”

    Hal yang berkaitan dengan zuhud ada 6 perkara. Seseorang tidak berhak menyandang sebutan zuhud sehingga bersikap zuhud terhadap 6 perkara tersebut, yaitu; harta, rupa (wajah), kedudukan (kekuasaan), manusia, nafsu, dan segala sesuatu selain Allah. Namun demikian, ini bukan berarti menolak kepemilikan terhadapnya. Nabi Daud a.s. dan Nabi Sulaiman a.s. adalah orang yang paling zuhud di zamannya, tetapi memiliki banyak harta, wanita, dan kedudukan.

    Nabi Muhammad saw. adalah nabi yang paling zuhud, tetapi juga punya beristri lebih dari satu. Sembilan dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga tanpa hisab, kecuali Ali bin Abi Thalib, semuanya kaya raya, tetapi pada saat yang sama mereka adalah orang yang paling zuhud. Mereka adalah Abu Bakar As-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Abu Ubaidah bin Jarrah, Abdurahman bin Auf, Zubair bin Awwam, Thalhah bin Ubaidillah, Saad bin Abi Waqqas, dan Said bin Abdullah.

    Sedangkan Ali bin Abi Thalib adalah sahabat yang paling zuhud. Meskipun demikian ketika meninggal dunia, beliau meninggalkan 21 wanita: 4 orang istri merdeka dan 17 budak wanita.

    Setiap orang beriman harus senantiasa meningkatkan kualitas zuhudnya. Itulah yang akan memberinya kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat serta meraih ridha Allah swt. Orang-orang yang berkerja keras mencari nafkah dengan cara yang halal. Ketika berhasil meraih banyak harta kemudian menunaikan kewajiban atas harta tersebut, seperti zakat, infak, dan lainnya. Dengan berlaku seperti itu, dia termasuk orang zuhud. Orang-orang yang beriman yang memiliki istri lebih dari satu untuk membersihkan dirinya (iffah) adalah termasuk orang yang zuhud.

    Sedangkan orang kafir, karakteristiknya adalah rakus terhadap kehidupan dunia dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Bagi mereka tidak ada istilah halal dan haram. Mereka tidak mengenal perbedaan antara nikah dengan zina, antara hadiah dengan suap, antara bisnis dengan riba, antara makanan halal dengan yang haram. Bahkan pada hal yang dianggap tabu saja orang-orang kafir berupaya menghalakan semuanya. Perzinaan mereka menghalalkan dengan dalil hak asasi manusia.

    Berawal dari kebebasan hak untuk membuka aurat dalam berbusana. Permisif dalam pergaulan dengan membolehkan berduaan di tempat sepi. Berciuman di tempat umum dijadikan hal lumrah. Sehingga, perilaku perzinaan menjadi berita yang selalu dipertontonkan di teve dan dikabarkan di tabliod. Dari mulai perzinaan lelaki dengan perempuan yang belum menikah, perzinaan lelaki dan perempuan yang sudah menikah, sampai perzinaan sejenis: lelaki dengan lelaki, perempuan dengan perempuan. Dari perzinaan inces sampai perzinaan yang dilakukan bukan pada tempatnya. Begitulah kehidupan orang kafir. Mereka seperti hewan, bahkan lebih rendah lagi. Allah berfirman, “Dan orang-orang yang kafir itu bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang-binatang. Dan neraka adalah tempat tinggal mereka.” (Muhammad: 12)

    Fudhail bin ‘Iyyadh berkata, “Allah menjadikan segenap keburukan dalam sebuah rumah, dan menjadikan kuncinya adalah cinta dunia. Dan Allah menjadikan segenap kebaikan dalam sebuah rumah, dan menjadikan kuncinya adalah zuhud dari dunia.”

    Tragisnya, kepemimpinan dunia saat ini dikuasai oleh orang-orang kafir. Sehingga, kerusakannya sangat dahsyat. Jauh dari nilai-nilai kemanusiaan. Pola hidup materialisme mendominasi di hampir semua lapangan kehidupan. Tolok ukur kesusesan diukur dari sejauh mana berhasil meraup sebanyak-banyak materi, tanpa memperhatikan ukuran agama dan moral. Maka berlomba-lombalah setiap orang menjual diri dan harga diri untuk meraih sebanyak-banyaknya materi. Dan mayoritas umat Islam terimbas budaya materialisme itu. Pola hidupnya mirip dengan orang kafir sehingga terjadilah kerusakan yang sangat dahsyat. Realitas seperti inilah yang dikhawatirkan oleh Rasulullah saw. dalam sebuah haditsnya dimana umat Islam terkena virus wahn (cinta dunia dan takut mati) dan berpola hidup materialisme hampir sama dengan orang kafir.

    Cinta dunia dan rakus terhadap harta adalah penyakit yang paling berbahaya. Segala bentuk kejahatan bermuara dari kerakusan terhadap dunia dan pola hidup materialisme: perzinaan dan seks bebas, penjualan bayi, narkoba, perjudian, riba, korupsi, dan lain sebagainya. Karenanya, Rasulullah saw. mengingatkan akan bahaya rakus terhadap harta, ”Tidaklah dua serigala lapar yang dikirim pada kambing melebihi bahayanya daripada kerakusan seseorang terhadap harta dan kedudukan.” (HR At-Tirmidzi)

    Upaya penyadaran kembali umat Islam tentang hakikat dunia dan akhirat sangat penting. Bahwa keimanan terhadap hari akhir adalah prinsip yang harus terus menerus diingat dan ditanamkan kepada umat Islam sehingga motivasi dan tujuan hidup mereka sesuai dengan nilai-nilai Islam. Semakin kuat keimanan seseorang kepada hari akhir, akan semakin baik dan semakin zuhud. Sebaliknya, semakin lemah keimanan seseorang kepada hari akhir, akan semakin jahat dan semakin rakus.

    Dalam sebuah riwayat disebutkan dua orang zuhud bertemu, Ibrahim bin Adham dan Syaqiq Al-Balkhi. Syaqiq bertanya kepada Ibrahim, “Apa yang Anda ketahui tentang dunia?” Ibrahim balik bertanya, “Kalau menurut Anda, bagaimana?” Syaqiq menjawab, “Jika kami tidak mendapatkanya, maka kami harus bersabar. Dan jika mendapatkannya, maka kami harus bersyukur.” Ibrahim bin Adham berkata, “Kalau seperti itu, maka anjing Balakh (sebuah kota di Afghanistan) pun melakukannya.” Syaqiq bertanya, “Lalu, bagaimana menurut pendapat anda?” Ibrahim menjawab, “Jika tidak mendapatkan dunia, kami bersyukur. Dan jika mendapatnya, kami itsaar (mengutamakannya untuk orang lain).” Demikianlah bahwa zuhud memang memiliki tingkatan.

    Kesalahpahaman terhadap Zuhud

    Banyak orang yang salah paham terhadap zuhud. Banyak yang mengira kalau zuhud adalah meninggalkan harta, menolak segala kenikmatan dunia, dan mengharamkan yang halal. Tidak demikian, karena meninggalkan harta adalah sangat mudah, apalagi jika mengharapkan pujian dan popularitas dari orang lain. Zuhud yang demikian sangat dipengaruhi oleh pikiran sufi yang berkembang di dunia Islam. Kerja mereka cuma minta-minta mengharap sedekah dari orang lain, dengan mengatakan bahwa dirinya ahli ibadah atau keturunan Rasulullah saw. Padahal Islam mengharuskan umatnya agar memakmurkam bumi, bekerja, dan menguasai dunia, tetapi pada saat yang sama tidak tertipu oleh dunia.

    Segala yang halal itu jelas dan segala yang haram itu jelas, di antara keduanya ada yang syubhat yang harus kita jauhi dan tinggalkan. Semoga Allah menjadi kita bagian orang yang zuhud dan diberi kita p emimpin zuhud yang membimbing kita dalam memakmurkan dunia.

    ***

    Sumber: Dakwatuna.com

    Dari Sahabat

     
  • erva kurniawan 1:49 am on 19 April 2011 Permalink | Balas
    Tags:   

    Keagungan Hamdalah 

    Keagungan Hamdalah

    Oleh: Syarifuddin Mustafa, MA

    Hamdalah merupakan penggalan kata yang selalu kita ucapkan setiap kali kita selesai melakukan sesuatu yang secara lengkap kita membacanya dengan ucapan “Al-hamdulillah” (segala puji hanya milik Allah) atau “Al-hamdulillah rabbil ‘alamin” (segala puji hanya milik Allah Tuhan semesta alam). Kata alhamd itu sendiri terdiri dari kata “al” dan “hamd”, yang seringkali diterjemahkan dengan pujian. Yaitu pujian yang ditujukan kepada Allah. Sebuah ungkapan pujian yang hanya diserahkan dan disampaikan kepada Allah SWT.

    “Alhamd” (puji) baik secara aktual maupun verbal adalah bentuk dari manifestasi keparipurnaan dan suksesnya suatu tujuan, dari segala yang ada. Sebab Hamdalah itu merupakan bentuk dari pujian pembuka, sekaligus merupakan pujian indah bagi yang berhak mendapatkannya.

    Seluruh makhluk di muka bumi ini secara keseluruhan juga memuji Allah SWT bertasbih dan bertahmid. Seluruh keparipumaan muncul dari potensi-potensi menjadi aktual, dan semuanya senantiasa menyucikan dan memuji-Nya. Sebagaimana dalam firman Allah swt: “Tak satu pun dari segala yang ada kecuali selalu bertasbih dan memuji-Nya”.

    Jagad raya senantiasa memiliki kesadaran darimana awal mulanya, bagaimana penjagaan atas kelestariannya dan pengaturannya, sebagai cermin konotatif dari arti hakiki Rububiyah bagi semesta alam. Yakni bagi segala sesuatu yang terkandung dalam Ilmu Allah. Seperti sebuah tanda bagi yang ditandai. Juga mengandung makna globalitas keselamatan yang penuh karena mengandung arti Ilmu dan sekaligus mengandung makna mengalahkan. Yang terkandung itu juga berarti kebajikan-kebajikan yang umum maupun khusus. Yaitu nikmat lahiriyah maupun nikmat batiniyah. Nikmat lahiriyah seperti kesehatan dan rizki, sedangkan nikmat batiniyah seperti pengetahuan dan ma’rifat.

    Maka pujian dengan segala substansinya itu mutlak hanya bagi Allah Ta’ ala, secara azali maupun abadi menurut proporsi hak hamba melalui Dzat-Nya. Kata al-hamdulillah memiliki dua sisi makna. Pertama, berupa pujian kepada Tuhan dalam bentuk ucapan. Kedua, pujian dalam bentuk perbuatan yang biasa kita sebut dengan syukur. Kedua sisi ini tergabung dalam ucapan al-hamdulillah.

    Pujian kepada Allah dalam bentuk ucapan merupakan anjuran agama setiap kali merasakan anugerah. Itu sebabnya Rasulullah saw. Selalu mengucapkan al-hamdulillah pada setiap kondisi dan situasi. Ketika berpakaian, sesudah makan, ketika akan tidur dan setiap bangun tidur, dan seterusnya dari perbuatan Rasulullah saw yang mengajarkan kita untuk selalu mengucapkan al-hamdulillah dalam setiap kondisi dan situasi.

    Apabila seseorang sering mengucapkan al-hamdulillah, maka dari saat ke saat ia akan selalu merasa dalam curahan rahmat dan kasih sayang Allah. Dia akan merasa bahwa Allah tidak membiarkannya sendiri. Jika kesadaran ini telah berbekas dalam jiwanya, maka seandainya mendapatkan cobaan atau merasakan kepahitan dan ujian bahkan musibah sekalipun, maka dia pun akan mengucapkan al-hamdulillah atau segala puji bagi Allah, tiada yang dipuja dan dipuji walau cobaan menimpa, kecuali Dia semata.

    Begitu pun sekiranya ketetapan Allah yang mungkin oleh kacamata manusia dinilai kurang baik maka harus disadari bahwa penilaian tersebut adalah akibat keterbatasan manusia dalam menetapkan tolok ukur penilaiannya. Pasti ada sesuatu yang luput dari jangkauan pandangan manusia sehingga penilaiannya menjadi demikian. Walhasil “segala puji bagi Allah”. Kata segala ini diterjemahkan dari kata al pada al-hamdu yang oleh ahli bahasa dinamai al-lil istighraq (artikel yang memberi arti mencakup keseluruhan).

    Kalimat semacam ini terlontar, karena ketika itu dia sadar bahwa seandainya apa yang dirasakan itu benar-benar merupakan malapetaka, namun limpahan karunia-Nya sudah demikian banyak, sehingga cobaan malapetaka itu tidak lagi berarti dibandingkan dengan besar dan banyaknya karunia selama ini.

    Kalau kita ingin menelusuri ayat-ayat Allah, maka akan kita temukan ungkapan kata al-hamdulillah di dalam banyak ayat-ayat-Nya, sementara secara khusus, ada beberapa surat yang kata al-hamdu diletakkan di muka ayat; lima surat dalam Al-Quran yang dimulai dengan kata al-hamdu, seperti Al-Fatihah (jika kita sependapat dengan pendapat ulama yang bahwa basmalah bukan bagian dari surat al-fatihah) maka akan ditemukan makna Hamdalah yang begitu dalam menggambarkan akan anugerah Allah yang begitu luas yang dapat dinikmati oleh makhluk, khususnya manusia.

    Ungkapan ayatnya adalah Alhamdulillah lillah rabbil ‘alamin; pernyataan pujian yang hanya diserahkan kepada Allah yang Maha Esa dan Kuasa, karena telah begitu banyak memberikan anugerah kepada seluruh alam. Adapun pada ayat-ayat lain dapat ditemukan kata-kata alhamdu yang menjadi permulaan ayat pada empat surat lain; masing-masing menggambarkan kelompok nikmat Allah dan merupakan perincian dari kalimat al-hamdulillah pada surat al-fatihah.

    Keempat surat yang dimaksud adalah :

    1. Surat Al-An’am yang dimulai dengan pujian kepada Allah atas nikmat yang telah dianugerahkan oleh-Nya akan potensi yang terpendam di langit dan di bumi. Allah berfirman: “Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan mengadakan gelap dan terang…”
    2. Surat Al-Kahfi yang dimulai dengan pujian kepada Allah atas nikmat yang telah dianugerahkan berupa petunjuk bagi manusia, sebagai nikmat terbesar yaitu kehadiran Al-Quran yang tidak memiliki kebengkokan dan kesalahan; Allah berfirman: “Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Al-Quran kepada hamba-Nya dan tidak membuat kebengkokan (kekurangan) di dalamnya”.
    3. Surat Saba yang dimulai dengan kata Al-hamdu; pujian kepada Allah atas nikmat yang telah dianugerahkan yaitu berupa alam dunia dan alam akhirat sehingga manusia dapat menjadikannya sebagai keseimbangan; memperbanyak bekal di alam dunia dan memetiknya nanti di alam akhirat; Allah berfirman: “Segala puij bagi Allah yang memiliki apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bagi-Nya pula pujian di akhirat. Dialah yang Maha bijaksana lagi Maha Mengetahui”.
    4. Surat Fathir yang dimulai dengan kata Al-hamdu; pujian kepada Allah atas segala nikmatnya yang telah dianugerahkan berupa keabadian sejati nanti di alam akhirat; Allah berfirman: “Segala puji bagi Allah, pencipta langit dan bumi yang menjadikan malaikat-malaikat sebagai utusan-utusan yang mengurus berbagai macam urusan (di dunia dan di akhirat) yang mempunyai sayap -sayap masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat..”

    Perbedaan kata hamd (pujian) dengan kata syukur, walaupun keduanya saling memperkaya makna namun pada hakikatnya mempunyai makna yang berbeda. Hamd disampaikan secara lisan kepada yang bersangkutan walaupun ia tidak memberi apapun baik kepada si pemuja maupun kepada yang lain dan biasanya yang dipuji memiliki syarat yang patut dipuji; indah (baik) diperbuat secara sadar dan tidak karena paksaan.

    Dengan demikian, maka segala perbuatan Allah terpuji dan segala yang terpuji merupakan perbuatan Allah juga, sehingga segala puji tertuju kepada Allah. Bahkan jika kita memuji seseorang karena kebaikan atau kecantikannya, maka pujian tersebut pada akhirnya harus dikembalikan kepada Allah SWT, sebab kecantikan dan itu bersumber dari Allah. Sedang syukur pada dasarnya digunakan untuk mengakui dengan tulus dan penuh penghormatan akan nikmat yang dianugerahkan oleh yang disyukuri itu, baik dengan kata-kata maupun dengan perbuatan.

    Pada akhirnya kata alhamdu (pujian) merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah dianugerahkan dan selayaknya kata ini diucapkan ketika seseorang ingin melakukan sesuatu, karena sejatinya tidak ada perbuatan yang dilakukan, ucapan yang disuarakan, nafas yang dihembuskan, gerakan dan segala apapun yang diperbuat oleh bagian anggota tubuh manusia karena rahmat dan anugerah dari Allah. Dan kita pun dianjurkan untuk selalu mengucapkan syukur dan tahmid saat melihat orang lain mendapatkan rezki dan anugerah dari SWT. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah saw dalam do’anya : “Ya Allah, tidak ada di pagi ini dari kenikmatan yang engkau anugerahkan kepada kami dan kepada siapa pun dari hamba-hambamu hanya dari Engkau belaka, tiada sekutu bagi-Mu dan segala puji dan syukur hanya milik-Mu”

    ***

    Sumber: Dakwatuna.com

     
  • erva kurniawan 1:39 am on 18 April 2011 Permalink | Balas  

    Fakta Tentang Sperma 

    Sperma Digunakan untuk Menulis Pesan Rahasia

    Sperma ternyata punya fungsi selain untuk membuahi sel-sel telur-telur wanita melalui proses senggama. Sperma pernah digunakan sebagai tinta tembus pandang yang paling efektif karena tidak terdeteksi oleh uap yodium.

    Agen mata-mata Inggris atau MI6 menggunakan sperma untuk menulis pesan rahasia selama Perang Dunia I. Karena khawatir ketahuan musuh, pihak M16 berusaha mencari formula untuk menulis pesan rahasia tanpa terdeteksi uap yodium yang saat itu merupakan metode paling mutakhir dalam mendeteksi pesan rahasia.

    Hal ini terungkap dalam catatan harian seorang wakil kepala intelijen militer di Prancis, Walter Kirke. Dalam sebuah catatan pada Juni 1915, ia mengungkap adanya permintaan tinta tembus pandang yang tidak mudah terdeteksi dari pimpinan tertinggi MI6 kepada ilmuwan di London University.

    Seperti dikutip dari Telegraph, Rabu (22/9/2010), permintaan itu akhirnya mendapat tanggapan pada bulan Oktober 1915. Dalam surat tanggapan, para ilmuwan ternyata hanya menyarankan agar pesan rahasia ditulis dengan cairan yang sangat mudah didapatkan yakni sperma atau air mani.

    Catatan harian itu juga mengungkap betapa gembiranya sang pimpinan yang namanya dirahasiakan saat mendapat jawaban tersebut. Selain karena mudah didapat, hasil pengujian menunjukkan sperma tidak terdeteksi oleh uap yodium.

    Trik ini hanya menemukan sedikit kendala, misalnya saat seorang agen mata-mata dikeluarkan dari tempatnya bertugas karena menjadi bahan olok-olok saat ketahuan menggunakan sperma untuk menulis. Para agen juga harus selalu ingat untuk tidak menggunakan sperma basi jika tidak ingin tulisannya mengeluarkan bau tidak sedap.

    Catatan-catatan tersebut dipublikasikan dalam buku MI6: The History of the Secret Inteligence Service 1909-1949 karya Prof Keith Jeffery. Buku tersebut diluncurkan Selasa 21 September 2010 dan akan dimuat secara bersambung dalam terbitan Inggris, The Times.

    Berikut fakta menarik tentang si air mani:

    1. Pria sehat menghasilkan 70 juta hingga 150 juta sel sperma dalam sehari.

    Dengan kapasitas produksi sedemikian besar, seorang agen rahasia tidak perlu khawatir kehabisan tinta.

    2. Diet seseorang mempengaruhi bau sperma.

    Jika tidak ingin tintanya berbau tidak sedap, agen rahasia harus mengurangi konsumsi daging merah, susu, bawang serta kopi dan memperbanyak makan buah-buahan.

    3. Sel sperma butuh waktu 10 hari untuk mematangkan diri dan mampu bertahan hidup hingga 2 pekan sebelum dikeluarkan melalui ejakulasi dan mimpi basah.

    4. Jumlah sperma dalam cairan ejakulasi hanya 10 persen, sisanya terdiri dari berbagai nutrisi seperti vitamin C, kalsium, protein, natrium, zink, asam sitrat dan gula.

    5. Dibandingkan kapasitas produksi dalam sehari, jumlah sel sperma yang dikeluarkan dalam sekali ejakulasi sangat banyak yakni mencapai 3 kali lipatnya.

    Oleh karena itu untuk mendapatkan tinta yang berkualitas, seorang agen rahasia dianjurkan tidak terlalu sering ejakulasi.

    6. Air mani tidak akan pernah habis.

    Hal ini sangat dibenarkan, karena menurut para ahli, pria hanya memerlukan waktu minimal 15 menit untuk menambah jumlah air mani setelah ejakulasi. (up/ir)

    ***

    AN Uyung Pramudiarja – detikHealth

    health.detik.com/read/2010/09/22/180038/1446055/763/sperma-digunakan-untuk-menulis-pesan-rahasia?881104755

     
  • erva kurniawan 1:44 am on 17 April 2011 Permalink | Balas
    Tags: penghalang hidayah   

    Penghalang Hidayah 

    Penghalang Hidayah

    Oleh : Sholehan Latundo

    Menurut Alquran, ada tiga faktor umum penyebab ketergelinciran manusia pada keburukan. Tiga hal inilah yang menghalangi manusia mendapatkan hidayah atau keuntungan spiritual.

    Pertama adalah HAWA NAFSU (NAFSU AMARAH). Menuruti semua keinginan dan memenuhinya tanpa pertimbangan akal dan tidak memperhitungkan dampak serta pengaruhnya terhadap kebahagiaan dan kesengsaraan manusia. Menuruti insting seperti itu berarti menuruti kecenderungan hewani (bahimiyah).

    Pertarungan melawan gejolak hawa nafsu adalah perjuangan besar. Pertarungan ini secara terus-menerus berlangsung di dalam diri kita. Dan, seringkali nafsu amarah ini mampu menundukkan dan mengendalikan manusia. Mawlawi dalam sebuah syairnya mengisyaratkan, ”Nafsu tidak ubahnya ular, dia baru diam, tatkala telah penuh kesedihan.”

    Kedua, adalah DUNIA. Sikap dan pandangan keliru manusia terhadap dunia merupakan salah satu faktor penyimpangan manusia. Menjadikan dunia sebagai tujuan akhir, seraya melalaikan kebahagiaan abadi dan kehidupan akhirat.

    Dunia menipu dan menyibukkan manusia. Jika manusia tenggelam di dalam dunia, maka dia tidak ubahnya seperti orang yang menyelam di lautan kehinaan dan kelemahan, dia akan terus menyelam waktu demi waktu hingga akhirnya sampai pada kematian. Dia tidak ubahnya seperti ulat sutra yang memintal benang di sekelilingnya hingga akhirnya mati tercekik.

    Firman Allah SWT, ”Wahai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu dan janganlah sekali-kali syaitan yang pandai menipu memperdayakan kamu tentang Allah (QS Fathir [35]: 5).

    Terakhir yang menghalangi manusia dari petunjuk adalah SETAN. Dari sudut pandang Alquran, para setan (iblis dan pengikutnya) adalah entitas nyata yang selalu berusaha menyesatkan dan mendorong manusia ke jurang keburukan.

    Firman Allah SWT, ”Iblis menjawab, karena Engkau telah menghukum saya karena tersesat, saya benar-benar akan (menghalangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan belakang, dari kanan dan dari kiri. Dan Engkau tidak mendapati kebanyakan mereka bersyukur.” (QS Al-A’raf [7]: 16-17).

    Iblis merealisasikan cita-citanya lewat hawa nafsu dan keteperdayaan manusia akan kehidupan dunia semata. Maka, siapa yang terlena dengan kehidupan dunia, kita tahu dengan siapa dia akan berkumpul nantinya di akhirat. Naudzu billahi min zalik.

    ***

    Republika.co.id

     
    • yuli susanto 2:36 pm on 21 Mei 2011 Permalink

      thanks artikelnya…………….Dr.sobat PELAUT

  • erva kurniawan 1:38 am on 16 April 2011 Permalink | Balas  

    (Sebelum) Tak Bisa Menolak 

    (Sebelum) Tak Bisa Menolak

    Oleh Bayu Gawtama

    Saat terdengar adzan subuh, kita masih sering menolak panggilan itu dan menjawabnya dengan tarikan selimut dan kembali terlelap. Begitu pula dengan panggilan shalat dzuhur, ashar, maghrib dan isya. Beragam alasan mengemuka untuk menunda atau bahkan menolak panggilan itu. Mulai dari alasan sibuk, banyak pekerjaan, malas, sedang sakit, atau minimal kalimat, “Sebentar lagi… ” meski kalimat itu sekadar alasan untuk tidak memenuhi panggilan shalat.

    Sudah lazim di berbagai perumahan di kampung maupun perkotaan, selalu saja ada kegiatan rutin di masjid berupa pengajian atau undangan acara keagamaan lainnya. Kajian ibu-ibu atau bapak-bapak biasa diselenggarakan satu kali dalam sepekan. Sekali tidak hadir, kedua dan ketiga tidak hadir, mungkin para tetangga akan mengunjungi rumah dan bertanya, “Kenapa tidak hadir?’

    Sejurus kemudian, undangan kebaikan itu pun terjawab dengan beraneka alasan; sibuk, tidak sempat, lelah, kajiannya dianggap tidak bermutu, waktunya yang tidak tepat, dan lain-lain.

    Belum lagi kadang kita merasa lebih pintar, menganggap pengajian-pengajian di majelis taklim dan masjid itu tidak akan menambah ilmu. Padahal pengajian tidak melulu persoalan ilmu baru. Sesuatu yang pernah kita dapatkan sebelumnya, bisa teringatkan kembali dalam forum-forum kajian. Kalau pun tetap merasa tidak ada yang baru, minimal kita mendapatkan keberkahan dari silaturahim sesama warga dan tetangga.

    Begitu mudah lidah ini menolak undangan dan ajakan-ajakan kebaikan, meski sebenarnya kita dalam kelonggaran untuk memenuhinya. Padahal semua ajakan itu sangat mungkin menambah perbekalan kita saat benar-benar tidak bisa menolak panggilan dari Allah melalui pesuruh-Nya Izrail. Sebelum panggilan terakhir itu tiba, cobalah untuk tidak melulu menolak ajakan kebaikan. Semoga masih ada waktu…Gaw (renungan untuk diri sendiri)

    ***

    Sumber: Eramuslim.com

     
    • kuzhara 6:38 am on 16 April 2011 Permalink

      semoga mndapat hidayah-Nya..
      åmìn

  • erva kurniawan 1:03 am on 15 April 2011 Permalink | Balas
    Tags: , , , , ,   

    Pelajaran Berinfak 

    Pelajaran Berinfak

    Oleh: Bayu Gawtama

    Semenjak kedua putri saya mengenal uang dan sedikit memahami nilai serta kegunaannya, sejak saat itulah saya mulai mengajarkan dua hal; menabung dan berinfak. Meski hanya beberapa jenis satuan mata uang saja yang dimengertinya, terutama untuk satuan di bawah lima ribu rupiah, menabung dan berifak semestinya memang menjadi kebiasaan untuk mereka.

    Dari dua kebiasaan yang sedang ditanamkan itu, hanya satu yang bisa dimengerti oleh kedua putri saya, yakni soal menabung. Ya, mereka mengerti betul bahwa menabung akan membuat ia memiliki uang yang cukup untuk membeli sesuatu. Misalnya, ketika mereka hendak membeli mainan tertentu dengan harga yang sedikit lebih mahal. Maka serta merta mereka akan menanyakan berapa jumlah tabungan yang ada, atau setidaknya langsung membuka penutup kaleng ‘celengan’ miliki mereka masing-masing kemudian menghitungnya.

    Bagaimana dengan satu kebiasaan lagi? Tentang berinfak. Selama ini saya akui sedikit bingung untuk memberikan penjelasan yang bisa diterima logika sepasang anak di bawah usia enam tahun tentang manfaat berinfak. Baik, saya sudah mengajarkan dan mencontohkan langsung bagaimana berinfak, kepada siapa dan untuk apa berinfak. Tetapi pertanyaan-pertanyaan polos mereka membuat saya berkeyakinan bahwa mereka belum benar-benar mengerti tentang infak. Misalnya, pernah suatu kali saya mengajarkan langsung agar mereka memberikan sejumlah uang untuk anak yatim. Kemudian mereka berujar, “Memang Ayahnya nggak kerja? Kok kita yang ngasih uang?”

    Atau ketika seseorang yang kami persilahkan untuk makan di rumah kami, tiba-tiba saja putri kedua saya berseloroh polos, “Memang ibunya di rumah nggak masak ya?” Tentu saja kami harus meminta maaf teramat sangat kepadanya, khawatir perasaannya terluka oleh kalimat si kecil itu.

    Anak-anak tidak cukup memahami kalimat, “Allah senang kalau kita bisa membantu orang lain” atau terlebih kalimat, “Berinfak itu, untungnya buat kita. Kita akan mendapatkan keuntungan berlipat ganda dengan berinfak”. Meski kalimat-kalimat tersebut sudah saya ubah menjadi kalimat yang lebih pas dan lebih bisa dipahami untuk usia mereka, tetap saja kesimpulan mereka tidak berubah. Bahwa menabung lebih baik daripada berinfak. Dalam batas pikiran mereka, menabung sama dengan menyimpan dan mengumpulkan uang. Uangnya terlihat, tidak berkurang dan terus bertambah sehingga suatu saat bisa digunakan untuk membeli sesuatu yang diinginkan.

    Tetapi berinfak, mereka lebih melihatnya sebagai ‘membuang’ uang, atau memberikan uang secara cuma-cuma kepada fakir miskin, pengemis, anak yatim atau kaum dhuafa (lemah) lainnya yang sangat membutuhkan. Anak-anak pun tidak mampu menangkap manfaat langsung dari berinfak. Misalnya ketika pada satu kesempatan mereka meminta sejumlah uang untuk jajan, kemudian saya bilang uangnya sudah habis, lantas mereka berkata, “Tadi uangnya dikasih tukang minta-minta sih…” Nah, dalam perspektif mereka, berinfak itu merugikan.

    Setelah sekian lama, akhirnya saya mulai bisa menemukan sedikit cara memberikan pemahaman tentang berinfak kepada kedua putri saya. Suatu hari saya membelikan mereka mainan saat pulang dari kantor. Mereka sangat bahagia mendapatkan mainan itu, namun cukup kritis untuk bertanya, “Katanya Abi nggak punya uang? Kok bisa beliin mainan?”

    Di sinilah kesempatan pelajaran berinfak itu datang. Lalu saya mengajaknya berdialog, “masih ingat nggak waktu teteh sama dede ngasih uang ke tukang minta-minta kemarin?” mereka pun mengangguk. “Nah, karena teteh dan dede sudah baik sama tukang minta-minta itu, Allah sayang sama kita. Uang yang Abi pakai untuk membeli mainan ini, hadiah dari Allah karena memberi uang untuk tukang minta-minta”.

    Begitu seterusnya, setiap kali saya membelikan apapun untuk anak-anak. Selalu menjelaskan, bahwa ini hadiah dari Allah karena sudah berinfak. Hingga suatu hari, saya merasa mereka sudah mulai memahami ketika mendengar anak saya berkata, “pasti hadiah dari Allah” saat saya membawakan lagi sesuatu untuknya. Kemudian mereka pun mengingat-ingat, beberapa hari lalu baru saja memberi uang kepada petugas pengumpul infak masjid di jalan raya.

    ***

    Berinfak sesungguhnya pun menabung. Menabung, hanya sejumlah yang ditabunglah yang didapat. Tetapi berinfak, yang didapat kembali jauh lebih banyak dari yang kita berikan. Berinfak, tidak (hanya) berbunga, bahkan berbuah. Buahnya sangat manis untuk dinikmati, dan takkan pernah habis karena akan terus bertambah dan bertambah. (Gaw)

    Sumber: Eramuslim.com

     
    • herry bambang 3:12 pm on 27 Mei 2011 Permalink

      Ass,Kira kira butuh berapa lama untuk anak mengerti dan dari usia berapa anak itu diajarkan?trima kasih!

  • erva kurniawan 1:23 am on 14 April 2011 Permalink | Balas  

    Baterai Arloji Bisa Membakar Kerongkongan Bayi 

    Meski ukurannya kecil, baterai arloji bisa berbahaya bagi anak kecil. Jika tertelan, kontak dengan cairan di dalam tubuh bisa memicu sengatan listrik yang cukup kuat untuk membakar kerongkongan bayi.

    Hal ini terungkap dalam sebuah penelitian di Mount Carmel Health System. Penelitian yang diterbitkan dalam Archives of Otolaryngology ini melibatkan 10 pasien berusia 10 bulan yang tidak sengaja menelan baterai.

    Dari 10 kasus tersebut, 5 di antaranya langsung dibawa ke rumah sakit segera setelah kecelakaan terjadi. Sementara 2 pasien telah mengalami sakit tenggorokan saat dibawa ke rumah sakit, sedangkan 3 lainnya bahkan baru ketahuan menelan baterai saat dirawat di rumah sakit karena sebab lain.

    Pasien yang langsung mendapat penanganan umumnya hanya mengalami cedera ringan, namun tidak demikian dengan pasien yang harus menunggu lama hingga mengalami sakit tenggorokan. Pada 2 kasus yang mengalami penundaan paling lama, sengatan listrik bahkan sampai membentuk lubang di antara kerongkongan dan tenggorokan.

    Ketika tertelan, baterai tersebut seringkali tersangkut di kerongkongan. Cairan tubuh yang terdapat di tempat itu bisa menghubungkan kedua kutub baterai dan mengakibatkan sengatan listrik yang merusak kerongkongan.

    Ukuran baterai arloji cukup beragam, demikian juga dengan tegangannya. Umumnya memiliki tegangan paling kecil sekitar 1,5 volt dengan bentuk lingkaran pipih dengan diameter paling kecil kurang lebih seukuran kancing baju.

    Baterai kancing bisa tertelan bukan saja saat ada yang tercecer karena tidak digunakan, sebab bayi kadang-kadang bisa mendapatkannya dari perangkat seperti remote mobil.

    Oleh karena itu peneliti menyarankan untuk lebih mewaspadai mainan atau perangkat elektronik yang menggunakan baterai semacam itu.

    Produsen juga diimbau untuk lebih memperhatikan keamanan produk elektroniknya. Jika sekiranya baterai yang digunakan mudah tertelan, penutupnya harus diberi baut pengaman agar tidak mudah dibuka tanpa obeng. (up/ir)

    ***

    AN Uyung Pramudiarja – detikHealth

    health.detik.com/read/2010/09/21/123002/1444606/764/baterai-arloji-bisa-membakar-kerongkongan-bayi?l993306763

     
  • erva kurniawan 1:03 am on 13 April 2011 Permalink | Balas
    Tags: , , , , ,   

    Setitik Debu 

    Setitik Debu

    Oleh Astarina Laya

    Seminggu yang lalu, benar-benar berbeda. Runtutan kejadian hari demi hari saat itu, membuat mata hati saya terbuka lebar. Dengannya saya bisa memaknai anugerah yang Tuhan berikan pada kehidupan saya. Kamis kemarin, saya kehilangan makhluk mungil penghuni rahim saya. Makhluk mungil itu tidak bisa berkembang dengan sempurna, dan akhirnya seleksi alam itu terjadi. Dia harus dikeluarkan dari tubuh saya.

    Bertahun-tahun saya nantikan kehadirannya. Berbagai macam usaha dilakukan, beruntai doa dipanjatkan, untuk menghadirkan makhluk mungil itu. Kondisi saya memang berbeda dengan perempuan-perempuan yang bisa dengan mudah mendapatkan makhluk mungil itu dalam rahimnya. Yang bahkan, tidak sedikit pula yang berusaha menghalangi kehadiran sang makhluk mungil tersebut tanpa alasan yang jelas.

    Ah, makhluk mungilku… Dia hadir tiba-tiba, dan gugur dengan tiba-tiba. Tentu saja, saya tidak mau tenggelam dalam kesedihan yang berlarut-larut. Kehilangan yang saya alami tidak ada bandingannya dengan lautan nikmat yang tak terhitung, yang masih saya miliki dengan kondisi yang sempurna.

    Saya teringat dengan teman-teman sekamar di rumah sakit. Di antara mereka ada yang menderita kanker dan harus tinggal di rumah sakit untuk menjalani terapi pengobatan. Yang lainnya menderita satu penyakit, yang membuat badannya harus ditempeli selang, dan selang itu berpusat di satu alat yang akan memonitor kondisi tubuhnya terus menerus sepanjang waktu. Satu orang lagi menderita gangguan di pencernaan, sehingga tidak sembarang makanan bisa masuk ke dalam tubuhnya.

    Mereka semua, suka tidak suka, harus tinggal di rumah sakit dalam waktu yang mereka sendiri pun tidak tahu. Beberapa di antara mereka berusaha tegar dan optimis, namun tidak sedikit pula yang yang menderita tekanan batin, karena tidak bisa menjalani kehidupan normal seperti semula.

    Dan saya? Ah, saya masih mempunyai mata yang bisa saya pakai untuk melihat wajah orang-orang terkasih. Saya masih punya telinga yang bisa digunakan untuk mendengar suara-suara di sekitar saya. Saya masih punya mulut yang mampu merasai beraneka macam makanan dan minuman. Saya masih mempunyai tubuh dengan organ-organ yang lengkap dan berfungsi dengan begitu sempurna.

    Saya masih mempunyai keluarga yang utuh dan saudara-saudara di sekeliling saya yang selalu mendampingi dan mensupport saya lahir dan batin.

    Dan saya masih mempunyai Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih yang menaburkan berbagai kenikmatan kepada saya tanpa henti. Ya, saya masih diberi kesempatan menikmati dan menjalani kehidupan dengan sempurna.

    Kehilangan yang saya rasakan, sungguh tidak berarti. Ia hanya seperti setitik debu yang hilang terbang dibawa angin, di antara lautan padang pasir yang tak terhitung jumlahnya.

    Terima kasih Tuhan, dengan kejadian kehilangan ini, sungguh benar-benar membuka mata saya akan karunia-Mu yang tak terhingga. Semoga saya mampu menjadi manusia yang senantiasa bersyukur, tanpa harus menunggu peristiwa kehilangan…..

    ***

    Sumber: Eramuslim.com

     
  • erva kurniawan 1:49 am on 12 April 2011 Permalink | Balas  

    Kita dan Logika Hitam Putih 

    Kita dan Logika Hitam Putih

    Oleh : Reza Ervani

    Tiara Lestari dan Andi Sjarief Sepasang suami istri yang ditampilkan di talk show Kick Andy 19 April 2007 di Metro TV.

    Tiara Lestari tadinya adalah seorang model majalah Playboy. Bukan edisi Indonesia, tapi edisi luar negeri. Diakui sebagai model Indonesia yang paling berani dalam berpose.

    Suaminya, Andi Sjarief, adalah anak seorang Doktor pakar ASI Indonesia; dunia yang cukup jauh dari dunia artis dan gosip selebritis.

    Banyak potongan-potongan diskusi yang menjadi sangat berkesan bagi penulis. Ketika dengan nada yang bisa tertangkap ketulusannya, Tiara bercerita bahwa bayi yang kini dikandungnya ada dalam posisi bersujud, sehingga USG belum bisa menebak jenis kelamin sang bayi.

    Potongan lain, adalah ketika Andi Sjarief, sang suami, memaparkan mengapa ia bisa menerima Tiara menjadi istrinya. Titik utamanya adalah kesediaan Tiara meninggalkan segala yang sebelumnya menjadi pilihan hidup seorang model : kecemerlangan karir, kematangan finansial, hingga popularitas. Opsi yang sungguh tidak mudah.

    Kesan religi semakin mengental ketika ibunda sang Suami, mertua Tiara, diundang pula untuk berdialog. Kalimat mengesankan yang sempat terekam oleh penulis, adalah ketika sang bunda, sebagai seorang pakar ASI, ingin melihat kejadian pertama seorang bayi diadzankan oleh ayahnya – dalam selang waktu 30 menit setelah dilahirkan – diatas dada ibunya, setelah bayi tersebut secara natural melakukan proses inisiasi ASI. Dengan mengucap subhanallah, sang bunda dengan bangga mengatakan bahwa bayi itu insya Allah adalah cucunya yang pertama, anak yang kini sedang dikandung oleh Tiara.

    **

    Kepiawaian Andi F. Noya dalam membaca dan membuat alur seperti ini begitu mengesankan. Seakan hendak mengatakan bahwa seorang model playboy sekalipun, bisa mengalami titik balik dalam hidupnya, menyesal sepenuhnya, dan meninggalkan total masa lalunya.

    Penulis ingin sedikit menggelitik para juru da’wah. Pernahkah kita membaca dan mulai membuat alur seperti itu ? Atau semata logika hitam putih yang selalu kita gunakan dalam memandang objek da’wah ? Jika tidak lurus, maka bengkok ? Jika tidak benar, maka salah ? Jika tak diketemukan nashnya, maka bid’ah ?

    Menciptakan ruang untuk tiap orang berkontemplasi tentang perjalanan hidupnya, itulah tugas da’i. Bukan membangun tembok tebal dan tinggi, tanpa jendela, sehingga orang yang dicap sebagai pendosa tak bisa memandang keluar. Semakin parah lagi, karena ternyata para juru da’wah ini pun tinggal di ruang dengan dinding tak kalah tinggi, sehingga tak terdengar lagi getaran-getaran kerinduan di berbagai penjuru.

    Sebaik-baik usia tiap orang adalah pada penghujungnya. Dan ketahuilah, bagi kita, ujung-ujung usia akan selamanya menjadi misteri, karena seringkali disanalah Allah memberikan kesudahan yang indah dari perjalanan taubat hambaNya.

    Ila Robbika Muntahaha. Innama Anta Mundziru Man Yaghsyaha

    Allahu ’Alam

    ***

    Dari Sahabat

     
  • erva kurniawan 1:46 am on 11 April 2011 Permalink | Balas  

    Kisah Dialog Rasulullah SAW Dengan Iblis 

    Kisah Dialog Rasulullah SAW Dengan Iblis

    Diriwayatkan oleh Muadz bin Jabal r.a. dari Ibn Abbas r.a., ia berkata :”Kami bersama Rasululah SAW berada di rumah seorang sahabat dari golongan Anshar dalam sebuah jamaah. Tiba-tiba, ada yang memanggil dari luar :”Wahai para penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku masuk, karena kalian membutuhkanku”.

    Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat :”Apakah kalian tahu siapa yang menyeru itu?”. Para sahabat menjawab,”Tentu Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui”. Rasulullah berkata :”Dia adalah Iblis yang terkutuk – semoga Allah senantiasa melaknatnya”.

    Umar bin Khattab r.a. berkata :”Ya, Rasulullah , apakah engkau mengijinkanku untuk membunuhnya?”.

    Nabi SAW berkata pelan :”Bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa dia termasuk mereka yang tertunda kematiannya sampai waktu yang ditentukan [hari kiyamat]?. Sekarang silakan bukakan pintu untuknya, karena ia sedang diperintahkan Allah SWT. Fahamilah apa yang dia ucapkan dan dengarkan apa yang akan dia sampaikan kepada kalian!”.

    Ibnu Abbas berkata :”Maka dibukalah pintu, kemudian Iblis masuk ke tengah-tengah kami. Ternyata dia adalah seorang yang sudah tua bangka dan buta sebelah mata. Dagunya berjanggut sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya seperti rambut kuda, kedua kelopak matanya [masyquqatani] memanjang [terbelah ke-atas, tidak kesamping], kepalanya seperti kepala gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar seperti taring babi, kedua bibirnya seperti bibir macan / kerbau [tsur].

    Dia berkata,”Assalamu ‘alaika ya Muhammad, assalamu ‘alaikum ya jamaa’atal-muslimin [salam untuk kalian semua wahai golongan muslimin]”.

    Nabi SAW menjawab : ”Assamu lillah ya la’iin [Keselamatan hanya milik Allah SWT, wahai makhluq yang terlaknat. Aku telah mengetahui, engkau punya keperluan kepada kami. Apa keperluanmu wahai Iblis”.

    Iblis berkata : ”Wahai Muhammad, aku datang bukan karena keinginanku sendiri, tetapi aku datang karena terpaksa [diperintah] .”

    Nabi SAW berkata : ”Apa yang membuatmu terpaksa harus datang kesini, wahai terlaknat?”.

    Iblis berkata,”Aku didatangi oleh seorang malaikat utusan Tuhan Yang Maha Agung, ia berkata kepada-ku ‘Sesungguhnya Allah SWT menyuruhmu untuk datang kepada Muhammad SAW dalam keadaan hina dan bersahaja. Engkau harus memberitahu kepadanya bagaimana tipu muslihat, godaanmu dan rekayasamu terhadap Bani Adam, bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka. Engkau harus menjawab dengan jujur apa saja yang ditanyakan kepa-damu’ . Allah SWT bersabda,”Demi kemulia-an dan keagungan-Ku, jika engkau berbohong sekali saja dan tidak berkata benar, niscaya Aku jadikan kamu debu yang dihempas oleh angin dan Aku puaskan musuhmu karena bencana yang menimpamu”. Wahai Muhammad, sekarang aku datang kepadamu sebagaimana aku diperintah. Tanyakanlah kepadaku apa yang kau inginkan. Jika aku tidak memuaskanmu tentang apa yang kamu tanyakan kepadaku, niscaya musuhku akan puas atas musibah yang terjadi padaku. Tiada beban yang lebih berat bagiku daripada leganya musuh-musuhku yang menimpa diriku”.

    Rasulullah kemudian mulai bertanya :”Jika kamu jujur, beritahukanlah kepada-ku, siapakah orang yang paling kamu benci ?”.

    Iblis menjawab :”Engkau, wahai Muhammad, engkau adalah makhluq Allah yang paling aku benci, dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu”.

    Rasulullah SAW :”Siapa lagi yang kamu benci?”.

    Iblis :”Anak muda yang taqwa, yang menyerahkan jiwanya kepada Allah SWT”.

    Rasulullah :”Lalu siapa lagi ?”.

    Iblis :”Orang Alim dan Wara [menjaga diri dari syubhat] yang saya tahu, lagi penyabar”.

    Rasulullah :”Lalu, siapa lagi ?”.

    Iblis :”Orang yang terus menerus menjaga diri dalam keadaan suci dari kotoran”.

    Rasulullah :”Lalu, siapa lagi ?”.

    Iblis :”Orang miskin [fakir] yang sabar, yang tidak menceritakan kefakirannya kepada orang lain dan tidak mengadukan keluh-kesahnya”.

    Rasulullah :”Bagaimana kamu tahu bahwa ia itu penyabar ?”.

    Iblis :”Wahai Muhammad, jika ia mengadukan keluh kesahnya kepada makhluq sesamanya selama tiga hari, Tuhan tidak memasukkan dirinya ke dalam golongan orang-orang yang sabar”.

    Rasulullah :”Lalu, siapa lagi ?”.

    Iblis :”Orang kaya yang bersyukur”.

    Rasulullah bertanya :”Bagaimana kamu tahu bahwa ia bersyukur ?”.

    Iblis :”Jika aku melihatnya meng-ambil dari dan meletakkannya pada tempat yang halal”.

    Rassulullah :”Bagaimana keadaanmu jika umatku mengerjakan shalat ?”.

    Iblis :”Aku merasa panas dan gemetar”.

    Rasulullah :”Kenapa, wahai terlaknat?”.

    Iblis :”Sesungguhnya, jika seorang hamba bersujud kepada Allah sekali sujud saja, maka Allah mengangkat derajatnya satu tingkat”.

    Rassulullah :”Jika mereka shaum ?”.

    Iblis :”Saya terbelenggu sampai mereka berbuka puasa”.

    Rasulullah :”Jika mereka menunaikan haji ?”.

    Iblis :”Saya menjadi gila”.

    Rasulullah :”Jika mereka membaca Al Qur’an ?’.

    Iblis :’ Aku meleleh seperti timah meleleh di atas api”.

    Rasulullah :”Jika mereka berzakat ?”.

    Iblis :”Seakan-akan orang yang berzakat itu mengambil gergaji / kapak dan memotongku menjadi dua”.

    Rasulullah :”Mengapa begitu, wahai Abu Murrah ?”.

    Iblis :”Sesungguhnya ada empat manfaat dalam zakat itu. Pertama, Tuhan menurunkan berkah atas hartanya. Kedua, menjadikan orang yang bezakat disenangi makhluq-Nya yang lain. Ketiga, menjadikan zakatnya sebagai penghalang antara dirinya dengan api neraka. Ke-empat, dengan zakat, Tuhan mencegah bencana dan malapetaka agar tidak menimpanya”.

    Rasulullah :”Apa pendapatmu tentang Abu Bakar?”.

    Iblis :”Wahai Muhammad, pada zaman jahiliyah, dia tidak taat kepadaku, bagaimana mungkin dia akan mentaatiku pada masa Islam”.

    Rasulullah :”Apa pendapatmu tentang Umar ?”.

    Iblis :”Demi Tuhan, tiada aku ketemu dengannya kecuali aku lari darinya”.

    Rasulullah :”Apa pendapatmu tentang Utsman ?”.

    Iblis :”Aku malu dengan orang yang para malaikat saja malu kepadanya”.

    Rasulullah :”Apa pendapatmu tentang Ali bin Abi Thalib ?”.

    Iblis :”Andai saja aku dapat selamat darinya dan tidak pernah bertemu dengannya [menukar darinya kepala dengan kepala], dan kemudian ia meninggalkanku dan aku meninggalkannya, tetapi dia sama sekali tidak pernah melakukan hal itu”.

    Rasulullah :”Segala puji hanya bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu sampai hari kiamat”.

    Iblis yang terlaknat berkata kepada Muhammad :”Hay-hata hay-hata [tidak mungkin- tidak mungkin]. Mana bisa umatmu bahagia sementara aku hidup dan tidak mati sampai hari kiamat. Bagaimana kamu senang dengan umatmu sementara aku masuk ke dalam diri mereka melalui aliran darah, daging, sedangkan mereka tidak melihatku. Demi Tuhan yang menciptakanku dan membuatku menunggu sampai hari mereka dibangkitkan. Akan aku sesatkan mereka semua, baik yang bodoh maupun yang pandai, yang buta-huruf dan yang melek-huruf. Yang kafir dan yang suka beribadah, kecuali hamba yang mukhlis [ikhlas]”.

    Rasulullah :”Siapa yang mukhlis itu menurutmu ?”.

    Iblis dengan panjang-lebar menjawab :”Apakah engkau tidak tahu, wahai Muhammad. Barangsiapa cinta dirham dan dinar, dia tidak termasuk orang ikhlas untuk Allah. Jika aku melihat orang tidak suka dirham dan dinar, tidak suka puji dan pujaan, aku tahu bahwa dia itu ikhlas karena Allah, maka aku tinggalkan ia. Sesungguhnya hamba yang mencintai harta, pujian dan hatinya tergantung pada nafsu [syahwat] dunia, dia lebih rakus dari orang yang saya jelaskan kepadamu.

    Tak tahukah engkau, bahwa cinta harta termasuk salah satu dosa besar. Wahai Muhammad, tak tahukan engkau bahwa cinta kedudukan [riyasah] termasuk dosa besar. Dan bahwa sombong, juga termasuk dosa besar. Wahai Muhammad, tidak tahukan engkau, bahwa aku punya tujuh puluh ribu anak. Setiap anak dari mereka, punya tujuh puluh ribu syaithan. Diantara mereka telah aku tugaskan untuk menggoda golongan ulama, dan sebagian lagi menggoda anak muda, sebagian lagi menggoda orang-orang tua, dan sebagian lagi menggoda orang-orang lemah.

    Adapun anak-anak muda, tidak ada perbedaan di antara kami dan mereka, sementara anak-anak kecilnya, mereka bermain apa saja yang mereka kehendaki bersamanya. Sebagian lagi telah aku tugaskan untuk menggoda orang-orang yang rajin beribadah, sebagian lagi untuk kaum yang menjauhi dunia [zuhud]. Setan masuk ke dalam dan keluar dari diri mereka, dari suatu keadaan ke keadaan yang lain, dari satu pintu ke pintu yang lain, sampai mereka mempengaruhi manusia dengan satu sebab dari sebab-sebab yang banyak. Lalu syaithan mengambil keikhlasan dari mereka. Menjadikan mereka menyembah Allah tanpa rasa ikhlas, tetapi mereka tidak merasa. Apakah engkau tidak tahu, tentang Barshisha, sang pendeta yang beribadah secara ikhlas selama tujuh puluh tahun, hingga setiap orang yang sakit menjadi sehat berkat da’wahnya. Aku tidak meninggalkannya sampai dia dia berzina, membunuh, dan kafir [ingkar]. Dialah yang disebut oleh Allah dalam Qur’an dengan firmannya [dalam Surah Al Hasyr] :”

    (Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syaitan ketika mereka berkata pada manusia:”Kafirlah kamu”, maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata:”Sesungguhn ya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta alam”. (QS. 59:16).

    Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa kebohongan itu berasal dariku. Akulah orang yang pertama kali berbohong. Barangsiapa berbohong, dia adalah temanku, dan barangsiapa berbohong kepada Allah, dia adalah kekasihku. Apakah engkau tidak tahu, bahwa aku bersumpah kepada Adam dan Hawa,”Demi Allah aku adalah penasihat kamu berdua”. Maka, sumpah palsu merupakan kesenangan hatiku, ghibah, membicarakan kejelekan orang lain, dan namimah, meng-adu domba adalah buah kesukaanku, melihat yang jelek-jelek adalah kesukaan dan kesenanganku. Barangsiapa thalaq, bersumpah untuk cerai, dia mendekati perbuatan dosa, meskipun hanya sekali, dan meskipun ia benar. Barangsiapa membiasakan lisannya dengan ucapan cerai, istrinya menjadi haram baginya. Jika mereka masih memiliki keturunan sampai hari kiyamat, maka anak mereka semuanya adalah anak-anak hasil zina. Mereka masuk neraka hanya karena satu kata saja.

    Wahai Muhammad, sesungguhnya diantara umatmu ada yang meng-akhirkan shalat barang satu dua jam. Setiap kali mau shalat, aku temani dia dan aku goda dia. Kemudian aku katakan kepadanya:”Masih ada waktu, sementara engkau sibuk”. Sehingga dia mengakhirkan shalatnya dan mengerjakannya tidak pada waktunya, maka Tuhan memukul wajahnya. Jika ia menang atasku, maka aku kirim satu syaithan yang membuatnya lupa waktu shalat. Jika ia menang atasku, aku tinggalkan dia sampai ketika mengerjakan shalat aku katakan kepadanya,’ Lihatlah kiri-kanan’, lalu ia menengok. Saat itu aku usap wajahnya dengan tanganku dan aku cium antara kedua matanya dan aku katakan kepadanya,’ Aku telah menyuruh apa yang tidak baik selamanya’. Dan engkau sendiri tahu wahai Muhammad, siapa yang sering menoleh dalam shalatnya, Allah akan memukul wajahnya.

    Jika ia menang atasku dalam hal shalat, ketika shalat sendirian, aku perintahkan dia untuk tergesa-gesa. Maka ia ‘mencucuk’ shalat seperti ayam mematuk biji-bijian dengan tergesa-gesa. Jika ia menang atasku, maka ketika shalat berjamaah aku cambuk dia dengan ‘lijam’ [cambuk] lalu aku angkat kepalanya sebelum imam mengangkat kepalanya. Aku letakkan ia hingga mendahului imam. Kamu tahu bahwa siapa yang melakukan itu, batal-lah shalatnya dan Allah akan mengganti kepalanya dengan kepala keledai pada hari kiyamat nanti.

    Jika ia masih menang atasku, aku perintahkan dia untuk mengacungkan jari-jarinya ketika shalat sehingga dia mensucikan aku ketika ia sholat. Jika ia masih menang, aku tiup hidungnya sampai dia menguap. Jika ia tidak menaruh tangan di mulutnya, syaithan masuk ke dalam perutnya dan dengan begitu ia bertambah rakus di dunia dan cinta dunia. Dia menjadi pendengar kami yang setia.

    Bagaimana umatmu bahagia sementara aku menyuruh orang miskin untuk meninggalkan shalat. Aku katakan kepadanya,’ Shalat tidak wajib atasmu. Shalat hanya diwajibkan atas orang-orang yang mendapatkan ni’mat dari Allah’. Aku katakan kepada orang yang sakit :”Tinggalkanlah shalat, sebab ia tidak wajib atasmu. Shalat hanya wajib atas orang yang sehat, karena Allah berkata :”Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula) bagi orang sakit, ………

    Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat(Nya) bagimu, agar kamu memahaminya. (QS. 24:61) Tidak ada dosa bagi orang yang sakit. Jika kamu sembuh, kamu harus shalat yang diwajibkan”. Sampai dia mati dalam keadaan kafir. Jika dia mati dan meninggalkan shalat ketika sakit, dia bertemu Tuhan dan Tuhan marah kepadanya. Wahai Muhammad, jika aku bohong dan ngawur, maka mintalah kepada Tuhan untuk membuatku jadi pasir. Wahai Muhammad, bagaimana engkau bahagia melihat umatmu, sementara aku mengeluarkan seper-enam umatmu dari Islam.

    Nabi berkata :”Wahai terlaknat, siapa teman dudukmu ?”.

    Iblis :”Pemakan riba”.

    Nabi :”Siapa teman kepercayaanmu [shadiq] ?”.

    Iblis :”Pe-zina”.

    Nabi :”Siapa teman tidurmu ?”.

    Iblis :”Orang yang mabuk”.

    Nabi :”Siapa tamumu ?”.

    Iblis :”Pencuri”.

    Nabi :”Siapa utusanmu ?”.

    Iblis :”Tukang Sihir”.

    Nabi :”Apa kesukaanmu ?”.

    Iblis :”Orang yang bersumpah cerai”.

    Nabi :”Siapa kekasihmu ?”.

    Iblis :”Orang yang meninggalkan shalat Jum’at”.

    Nabi :”Wahai terlaknat, siapa yang memotong punggungmu ?”.

    Iblis :”Ringkikan kuda untuk berperang di jalan Allah”.

    Nabi :”Apa yang melelehkan badanmu ?”.

    Iblis :”Tobatnya orang yang bertaubat”.

    Nabi :”Apa yang menggosongkan [membuat panas] hatimu ?”.

    Iblis :”Istighfar yang banyak kepada Allah siang-malam.

    Nabi :”Apa yang memuramkan wajahmu (membuat merasa malu dan hina)?”.

    Iblis :”Zakat secara sembunyi-sembunyi”.

    Nabi :”Apa yang membutakan matamu ?”.

    Iblis :”Shalat diwaktu sahur [menjelang shubuh]”.

    Nabi :”Apa yang memukul kepalamu ?”.

    Iblis :”Memperbanyak shalat berjamaah”.

    Nabi :”Siapa yang paling bisa membahagiakanmu ?”.

    Iblis :”Orang yang sengaja meninggalkan shalat”.

    Nabi :”siapa manusia yang paling sengsara [celaka] menurutmu?”.

    Iblis :”Orang kikir / pelit”.

    Nabi :”Siapa yang paling menyita pekerjaanmu [menyibukkanmu] ?”.

    Iblis :”Majlis-majlis ulama”.

    Nabi :”Bagaimana kamu makan ?”.

    Iblis :”Dengan tangan kiriku dan dengan jari-jariku”.

    Nabi :”Dimana kamu lindungkan anak-anakmu ketika panas ?”.

    Iblis :”Dibalik kuku-kuku manusia”.

    Nabi :”Berapa keperluanmu yang kau mintakan kepada Allah ?”.

    Iblis :”Sepuluh perkara”.

    Nabi :”Apa itu wahai terlaknat ?”.

    Iblis :”Aku minta kepada-Nya untuk agar saya dapat berserikat dalam diri Bani Adam, dalam harta dan anak-anak mereka. Dia mengijinkanku berserikat dalam kelompok mereka. Itulah maksud firman Allah : Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka. (QS. 17:64)

    Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya maka saya ikut memakannya. Saya juga ikut makan makanan yang bercampur riba dan haram serta segala harta yang tidak dimohonkan perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. Setiap orang yang tidak memohon perlindungan kepada Allah dari syaithan ketika bersetubuih dengan istrinya maka syaithan akan ikut bersetubuh. Akhirnya melahirkan anak yang mendengar dan taat kepadaku. Begitu pula orang yang naik kendaraan dengan maksud mencari penghasilan yang tidak dihalalkan, maka saya adalah temannya.

    Itulah maksud firman Allah :”……. , dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki …… (QS. 17:64) . Saya memohon kepada-Nya agar saya punya rumah, maka rumahku adalah kamar-mandi. Saya memohon agar saya punya masjid, akhirnya pasar menjadi masjidku. Aku memohon agar saya punya al-Qur’an, maka syair adalah al-Qur’anku. Saya memohon agar punya adzan, maka terompet adalah panggilan adzanku. Saya memohon agar saya punya tempat tidur, maka orang-orang mabuk adalah tempat tidurku. Saya memohon agar saya punya teman-teman yang menolongku, maka maka kelompok al-Qadariyyah menjadi teman-teman yang membantuku. Dan saya memohon agar saya memiliki teman-teman dekat, maka orang-orang yang menginfaq-kan harta kekayaannya untuk kemaksiyatan adalah teman dekat-ku. Ia kemudian membaca ayat : Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Rabbnya. (QS. 17:27)

    Rasulullah berkata :”Andaikata tidak setiap apa yang engkau ucapkan didukung oleh ayat-ayat dari Kitabullah tentu aku tidak akan membenarkanmu”.

    Lalu Iblis meneruskan :”Wahai Muhammad, saya memohon kepada Allah agar saya bisa melihat anak-cucu Adam sementara mereka tidak dapat melihatku. Kemudian Allah menjadikan aku dapat mengalir melalui peredaran darah mereka. Diriku dapat berjalan kemanapun sesuai dengan kemauanku dan dengan cara bagaimanapun. Kalau saya mau, dalam sesaatpun bisa. Kemudian Allah berfirman kepadaku:”Engkau dapat melakukan apa saja yang kau minta”. Akhirnya saya merasa senang dan bangga sampai hari kiamat . Sesungguhnya orang yang mengikutiku lebih banyak daripada yang mengikutimu. Sebagian besar anak-cucu Adam akan mengikutiku sampai hari kiamat.

    Saya memiliki anak yang saya beri nama Atamah. Ia akan kencing di telinga seorang hamba ketika ia tidur meninggalkan shalat Isya. Andaikata tidak karenanya tentu ia tidak akan tidur lebih dahulu sebelum menjalankan shalat. Saya juga punya anak yang saya beri nama Mutaqadhi. Apabila ada seorang hamba melakukan ketaatan ibadah dengan rahasia dan ingin menutupinya, maka anak saya tersebut senantiasa membatalkannya dan dipamer-kan ditengah-tengah manusia sehingga semua manusia tahu. Akhirnya Allah membatalkan sembilan puluh sembilan dari seratus pahala-Nya sehingga yang tersisa hanya satu pahala, sebab, setiap ketaatan yang dilakukan secara rahasia akan diberi seratus pahala. Saya punya anak lagi yang bernama Kuhyal. Ia bertugas mengusapi celak mata semua orang yang sedang ada di majlis pengajian dan ketika khatib sedang memberikan khutbah, sehingga, mereka terkantuk dan akhirnya tidur, tidak dapat mendengarkan apa yang dibicarakan para ulama. Bagi mereka yang tertidur tidak akan ditulis pahala sedikitpun untuk selamanya.

    Setiap kali ada perempuan keluar pasti ada syaithan yang duduk di pinggulnya, ada pula yang duduk di daging yang mengelilingi kukunya. Dimana mereka akan menghiasi kepada orang-orang yang melihatnya. Kedua syaithan itu kemudian berkata kepadanya, ‘ keluarkan tanganmu’. Akhirnya ia mengeluarkan tangannya, kemudian kukunya tampak, lalu kelihatan nodanya.

    Wahai Muhammad, sebenarnya saya tidak dapat menyesatkan sedikitpun, akan tetapi saya hanya akan mengganggu dan menghiasi. Andaikata saya memiliki hak dan kemampuan untuk menyesatkan, tentu saya tidak akan membiarkan segelintir manusia-pun di muka bumi ini yang masih sempat mengucapkan”Tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Utusan-Nya”, dan tidak akan ada lagi orang yang shalat dan berpuasa. Sebagaimana engkau wahai Muhammad, tidak berhak memberikan hidayat sedikitpun kepada siapa saja, akan tetapi engkau adalah seorang utusan dan penyampai amanah dari Tuhan. Andaikata engkau memiliki hak dan kemampuan untuk memberi hidayah, tentu engkau tidak akan membiarkan segelintir orang-pun kafir di muka bumi ini. Engkau hanyalah sebagai hujjah [argumentasi] Tuhan terhadap makhluq-Nya. Sementara saya adalah hanyalah menjadi sebab celakanya orang yang sebelumnya sudah dicap oleh Allah menjadi orang celaka. Orang yang bahagia dan beruntung adalah orang yang dijadikan bahagia oleh Allah sejak dalam perut ibunya, sedangkan orang yang celaka adalah orang yang dijadikan celaka oleh Allah sejak dalam perut ibunya.

    Kemudian Rasulullah SAW membacakan firman dalam QS Hud : Jikalau Rabbmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, (QS. 11:118) kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Rabbmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Rabbmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan; sesungguh-nya Aku akan memenuhi neraka jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya. (QS. 11:119) dilanjutkan dengan : Tidak ada suatu keberatanpun atas Nabi tentang apa yang telah ditetapkan Allah baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunnah-Nya pada nabi-nabi yang telah berlalu dahulu. Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku, (QS. 33:38)”.

    Kemudian Rasulullah berkata lagi kepada Iblis :”Wahai Abu Murrah [Iblis], apakah engkau masih mungkin bertaubat dan kembali kepada Allah, sementara saya akan menjamin-mu masuk surga”.

    Ia iblis menjawab :”Wahai Rasulullah, ketentuan telah memutuskan dan Qalam-pun telah kering dengan apa yang terjadi seperti ini hingga hari kiamat nanti. Maka Maha Suci Tuhan, yang telah menjadikanmu sebagai tuan para Nabi dan Khatib para penduduk surga. Dia, telah memilih dan meng-khususkan dirimu. Sementara Dia telah menjadikan saya sebagai tuan orang-orang yang celaka dan khatib para penduduk neraka. Saya adalah makhluq celaka lagi terusir. Ini adalah akhir dari apa yang saya beritahukan kepadamu dan saya mengatakan yang sejujurnya”.

    Segala puji hanya milik Allah SWT , Tuhan Semesta Alam, awal dan akhir, dzahir dan bathin. Semoga shalawat dan salam sejahtera tetap selalu diberikan kepada seorang Nabi yang Ummi dan kepada para keluarga dan sahabatnya serta para Utusan dan Para Nabi.

    Hikmah dari Kisah tersebut di atas Sebagai upaya mencari hikmah dalah kisah di atas, rangkuman ini barangkali berguna untuk direnungkan :

    • Kita perlu semakin menancapkan keyakinan, bahwa syaithan tidak punya kuasa sedikitpun bagi orang-orang yang disucikan-Nya.
    • Jadi upaya kita adalah memohon kepada Allah Ta’Ala agar Dia ridho dan berkenan membersihkan segala dosa baik sengaja maupun tidak untuk mendapatkan ampunan-Nya.
    • Bila kita simak, perbedaan mendasar keyakinan Iblis adalah tidak ada keinginannya untuk bertaubat, walau Rasulullah SAW telah menghimbaunya bahkan dengan menawarkan jaminan untuk mendapatkan ampunan. Dengan tegas Allah berfirman : Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar. (QS. 20:82).
    • Bila kita cermati hadangan dan rintangan yang akan dilakukan oleh Iblis dari kisah tersebut membuat kesadaran bahwa upaya untuk menjalani kehidupan sungguh tidak mudah.
    • Hanya karena Maha Rahman dan Maha Rakhiim-Nya sajalah kita akan selamat dalam menjalani kehidupan ini hingga akan selamat dari jebakan-jebakan syaithan.

    ***

    Naskah ini disarikan dari dua rujukan. Terdapat beberapa perbedaan kecil atas terjemahan, kami mencoba merangkumnya.

    Source -I : Bab-II POHON SEMESTA / Pustaka Progressif / Cetakan-I/Oktober 1999. Dari Kitab Sajaratul Kaun oleh Muhyiddin Ibnu Arabi / Darul ‘Ilmi al-Munawar asy-Syamsiyah, Madinah. Translated by : Nur Mufid, Nur Fu’ad.

    Source-II : Dari Judul Asli : Syajaratul Kaun dan Hikayah Iblis. Risalah Muhyiddin Ibnu al-‘Arabi [Mesir : Mushthafa al-Babi al-Halabi wa Auladuh, 1360/1941 ] Translated By : Wasmukan, Risalah Gusti / Cetakan-II, Mei 2001

     
    • emmy 10:04 pm on 21 April 2011 Permalink

      pernah baca artikel ini..^_^
      patut diketahui oleh kaum muslimin..

      jalan2 ya ke blog ku di
      http://myinspirations-emmy.blogspot.com

    • Rohana 4:32 pm on 10 Mei 2011 Permalink

      Demi masa…………………

    • tiqa 9:29 pm on 11 Juli 2011 Permalink

      mohon share ya..hrap dihalalkan. tima kasih

    • zamir 12:13 pm on 11 Agustus 2011 Permalink

      hadis sahih kah ini??

  • erva kurniawan 1:22 am on 10 April 2011 Permalink | Balas  

    7 Langkah Kecil dengan Manfaat Besar Yang Menyehatkan 

    Tubuh langsing, energi prima bahkan hidup lebih lama, semuanya berawal dari sebuah perubahan kecil yang dapat Anda lakukan mulai hari ini juga.

    “Seseorang akan sukses ketika dia memutuskan mengawali segala sesuatu dari sebuah langkah kecil,” ujar Catherine Champagne, Ph.D, seorang professor di Pennington Biomedical Research Center, Louisiana State University System, seperti dikutip detikHealth dari MSN, Senin (6/7/2009).

    Begitu juga halnya dengan kesehatan. Tidak ada seorang pun yang dapat mencapai sehat sempurna tanpa melakukan pola hidup sehat, dan dimulai dari hal yang paling sederhana.

    Mulai sekarang, ubahlah hari Anda menjadi lebih sehat dengan 10 langkah kecil di bawah ini dan perhatikan apa yang Anda rasakan dan dapatkan setelahnya.

    1. Tersenyumlah

    Perubahan kecil: mengurangi 10% berat badan.

    “Kami menemukan bahwa mereka yang hanya menurunkan berat badannya 1% setiap minggunya, dapat menurunkannya hingga 10% dalam dua atau tiga bulan tanpa merasakan bahwa mereka melakukan suatu pengorbanan berat,” ujar Maciej Buchowski, Ph.D., Direktur Energy Balance Core Laboratory pada Vanderbilt University Medical Center.

    Keuntungan besarnya: menurunkan tekanan darah, kolesterol LDL dan trigliserida, mencegah serangan jantung, stroke, dan diabetes.

    Sebuah penelitian di Universitas California, San Fransisco mencatat, wanita obesitas dengan pola makan tidak normal yang dapat mengurangi beratnya kurang dari 10% saja, mengalami penurunan tingkat kebocoran 47% setelah enam bulan.

    2. Ajak keliling binatang piaraan

    Perubahan kecil: meningkatkan aktivitas olahraga 10%. Bahkan jika Anda tidak berlama-lama keliling, tubuh Anda tetap membakar setidaknya 1.000 kalori. Tidak punya hewan piaraan? Cobalah naik turun tangga selama 15 menit.

    Keuntungan besarnya: membakar lebih dari 100 kalori tiap harinya dapat menurunkan 10 pon dalam setahun dan jantung pun menjadi lebih sehat.

    Women’s Health Initiative mengatakan bahwa, bergerak dapat mengurangi risiko kanker payudara. Berjalan selama 75 menit (10 menit tiap harinya) hingga 2 atau 3 jam seminggu dapat mengurangi 18% risiko tersebut.

    3. Sewa Film Komedi

    Perubahan kecil: Tertawa setidaknya 10 menit dapat membakar kalori dan menjadikan jantung sehat. Tontonlah film komedi kesukaan Anda dan ajak teman Anda untuk menonton bersama dapat mengurangi 10-20% kalori ketimbang menonton film drama atau action.

    Keuntungan besar: Tertawa sama saja seperti berolahraga di sofa. Tertawa membuat otot perut menegang, jantung berdetak lebih cepat, dan memicu nafas lebih cepat sehingga lebih banyak oksigen yang masuk tubuh.

    “Semua hal itu dapat membakar energi,” ujar Buchowski, seorang peneliti yang memperkirakan bahwa tertawa dapat membakar 10-40 kalori tiap 10-15 menit seharinya. Artinya, dalam setahun Anda dapat lebih langsing dengan mengurangi 4 pon berat badan, hanya dengan menonton TV!

    4. Ambil buah atau sayuran untuk camilan

    Perubahan kecil: meningkatkan 10% konsumsi sayuran dan buah-buahan. Ganti camilan Anda dengan wortel atau apel untuk memenuhi asupan vitamin yang diperlukan tubuh.

    Keuntungan besar: menambahkan menu sayur dan buah sebagai camilan dapat mengurangi risiko stroke hingga 11% dan serangan jantung hingga 7%.

    5. Kurangi asupan garam

    Perubahan kecil: menurunkan tekanan darah 10%. Sebuah penelitian mengatakan, seseorang yang menghindari garam umumnya lebih memilih mengonsumsi sayuran dan buah-buahan. Ditambah dengan olahraga teratur, Anda akan mendapatkan tubuh langsing yang alami.

    Keuntungan besar: dengan mencegah tekanan darah meningkat, Anda melindungi diri sendiri dan mencegah penyakit ginjal.

    6. Konsumsi lemak yang sehat

    Perubahan kecil : mendapatkan 10% kalori dari makanan-makanan yang mengandung omega 6, seperti kacang, minyak zaitun dan salad dressing. American Heart Association merekomendasikan 5-10% kalori dari omega 6 tiap harinya.

    Keuntungan besar: AHA Science Advisory melaporkan bahwa konsumsi omega 6 dapat mengurangi kolesterol LDL dan mencegah penyakit jantung hingga 24%.

    7. Tutup mata sejenak

    Perubahan kecil: mengistirahatkan pikiran, setidaknya 10 menit. Carilah tempat yang tenang menjelang siang hari, istirahatlah sejenak terutama jika semalam tidak cukup tidur.

    Keuntungan besar: Tidur di siang hari bagus untuk jantung. Peneliti Yunani yang meneliti kematian dari penyakit jantung mengatakan bahwa 37% orang yang melakukan tidur siang secara rutin, hidup lebih lama dibanding mereka yang tidak tidur atau istirahat siang.

    Namun untuk mencegah berkurangnya kesadaran, cukup istirahat selama 10 menit saja. Sebuah studi di Australia menyebutkan bahwa mereka yang tidur siang selama 20-30 menit lebih lambat menjalankan aktivitasnya kembali.

    ***

    Nurul Ulfah – detikHealth

    health.detik.com/read/2009/07/06/144020/1159816/766/7-langkah-kecil-dengan-manfaat-besar-yang-menyehatkan

     
  • erva kurniawan 1:32 am on 9 April 2011 Permalink | Balas  

    Air Mata 

    Air Mata

    Oleh : Umi Nurtri Ratih

    “Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk.” (QS Al-Israa [17]: 109).

    Seringkali, ketika sesuatu terjadi di luar rencana, harapan dan keinginan lewat tak tertangkap barulah manusia mengingat Dia. Sadar dirinya tak mampu berbuat apa-apa, jika Allah sudah berkehendak. Saat itu biasanya manusia menangis atau berkeinginan untuk menangis. Namun, tak lama bila ada harapan dan keinginan yang terwujud, maka tertawalah ia dan lupa lagi kepada Sang Pemberi Harapan.

    Amat biasa, manusia menangis, melelehkan air matanya, ketika merasa hancur, tujuannya gagal, harapannya kabur, dan cita-citanya berantakan. Atau, apabila yang telah diupayakannya mengalami kebuntuan. Menangis adalah cara Allah menunjukkan kekuasaan dan kemahabesaran-Nya. Air mata itu mungkin saja diciptakan untuk menyadarkan manusia agar senantiasa mengingat-Nya. Titik-titik air bening dari kelopak mata itu bisa jadi adalah teguran Allah terhadap riak kenistaan yang kerap mewarnai kehidupan ini.

    Seperti Allah menurunkan hujan dari gumpalan awan untuk membasahi bumi dari kekeringan hingga tumbuh sayur segar dan buah yang ranum. Seperti itulah barangkali tangis manusia akan membasahi kekeringan hati dan melelehkan kerak kegersangan agar menghadirkan kembali wajah Dia yang mengiringi setiap langkah selanjutnya.

    Semestinya, tangisan meluluhkan bongkah-bongkah keangkuhan dalam dada, hingga timbul kesadaran hanya Dia yang berhak berlaku sombong. Air mata itu akan melelehkan pandangan mata dari meremehkan orang lain dan semakin menjernihkan kacamata untuk lebih bisa melihat kemahabesaran dan kekuasaan Allah. Titik-titik bening itu akan membersihkan debu-debu pengingkaran yang menyesaki kelopak mata yang menjadikan sering kali lupa bersyukur atas nikmat pemberian-Nya.

    Semestinya pula, melelehkan air mata membuat hati tetap basah oleh ke-tawadlu-an, qona’ah, dan juga cinta terhadap sesama. Air mata menjadi penyadar bahwa apa pun yang kita upayakan semua tergantung pada-Nya. Tak ada yang patut disombongkan pada diri di hadapan sesama apalagi di hadapan Dia. Air mata akan mengantarkan kita pada kekhusyukan.

    Bersyukurlah bila masih bisa meneteskan air mata. Namun, air mata menjadi tak ada artinya jika setelah tetes terakhir, tak ada perubahan apa pun dalam langkah kita. Tak akan ada hikmahnya, bila kesombongan masih menjadi baju utama kita.

    Wallahu a’lam bish-shawab.

    ***

    Sumber: Republika.co.id

     
  • erva kurniawan 1:26 am on 8 April 2011 Permalink | Balas
    Tags: , , , , ,   

    Taubatnya Cat Steven 

    Taubatnya Cat Steven

    Aku dilahirkan di London, jantung dunia barat. Aku dilahirkan di era televisi dan penjelajahan angkasa. Era dimana teknologi telah sampai puncaknya, di Britania. Aku berkembang dimasyarakat ini dan belajar di sekolah katolik yang telah memberikan pengajaran kepadaku konsep kristiani tentang Allah, Al Masih, Kepastian baik dan buruk. Mereka banyak bercerita kepadaku tentang Allah, sedikit tentang Al Masih dan lebih sedikit lagi tentang ruh kudus. Kehidupan disekelilingku adalah materialis yang tertumpah dari seluruh sarana informasi. Mereka mengajarkan kepadaku bahwa harta adalah kekayaan yang sebenarnya yang hakiki, sementara kemiskinan adalah kesia siaan yang hakiki, Amerika adalah lambang kekayaan, sementara dunia ketiga adalah symbol kemiskinan, kelaparan, kebodohan dan keterbelakangan.

    Untuk itulah aku harus memilih jalan kekayaan dan menempuh jalurnya, supaya aku dapat hidup bahagia, beruntung dengan kenikmatan dunia. Diatas inilah kubina falsafah kehidupan yang tak ada hubungannya dengan agama. Aku mengambil jalan falsafah ini guna mendapatkan kebahagiaan jiwa.

    Dan akupun mulai mencari sarana yang mengantarkanku mencapai sukses. Dan jalan yang paling mudah ialah dengan cara membeli gitar, mengarang beberapa lagu serta menyanyikanya, kemudian aku bergerak ditengah khalayak ramai. Inilah yang kenyataannya telah kulaklukan dengan nama Cat Stevenz. Dalam waktu yang relative singkat, ketika aku berumur 18 tahun, sudah ada 8 kaset rekamanku. Aku mulai tampil di beberapa pertunjukan yang tidak sedikit sehingga terkumpullah kekayaan yang melimpah dan ketenaran yang memuncak.

    Ketika aku sudah sampai puncak, aku melihat kebawah karena takutr terjatuh. Kegoncangan menghantui diriku, dan akupun mulai meminum segelas arak penuh setiap hari untuk menambah keberanian dalam menyanyi.Aku merasakan bahwa orang orang di sekitarku memakai topeng, tak seorangpun yang membukanya, topeng yang menutupi kenyataan. Aku merasa ini adalah kesesatan. Aku mulai membenci kehidupanku serta menjauhi manusia. Sakitpun tak ayal menimpaku. Aku dipindah ke rumah sakit karena TBC. Namun begitu masa dirumah sakit lebih baik bagiku sebab telah membawaku berfikir.

    Aku memiliki keimanan kepada Allah, namun gereja tidak mengenalkan kepadaku siapakah itu ? Aku tak sanggup menangkap hakekat tuhan yang dibicarakannya. Pemikiran itu sungguh pelik, maka aku berpikir mencari jalan menempuh hidup baru. Kebetulan aku memiliki buku tentang akidah dan ketimuran. Aku sedang mencari kedamaian dan hakekat. Aku dihantui perasaan untuk bertolak ke suatu tujuan tertentu, tapi aku tak tahu hakekat dan konsepnya. Aku tak sanggup duduk dalam keadaan hati yang kosong, sehingga aku mulai berpikir dan mencari kebahagiaan yang tak kudapati dalam kekayaan,. Popularitas dalam puncak kesuksesan ataupun dalam gereja.

    Maka kuketuk Budhisme dan falsafah Cina. Aku mempelajarinya dan ber anggapan bahwa kebahagiaan adalah bila sanggup meramalkan apa yang akan terjadi esok sehingga anda dapat menghindari kejahatannya. Aku jadi percaya bintang serta ramalan yang akan terjadi, namun kudapati semua itu kosong belaka.

    Kuketuk Komunis, kusangka bahwa kebaikan adalah dengan membagi seluruh kekayaan kepada setiap manusia. Namun aku merasa konsep ini tidak sesuai fitrah, karena yang adil adalah anda berhak mendapatkan hasil jerih payah anda dan tidak boleh diberikan kepada orang lain. Kemudian aku beralih menelan Pil untuk memenggal seluruh mata rantai pemikiran dan kebingungan yang menyakitkan. Akhirnya akupn berkesimpulan bahwa tak ada satupun akidah yang sanggup memberikan jawaban dan menjelaskan kepadaku tentang hakekat yang sedang aku cari. Pada saat itu aku belum mengenl islam sedikitpun. Akhirnya aku tetap pada keyakinan dan pemahaman pertama yang aku terima dari gereja. Semua akidah lain hanyalah bualan kosong belaka dan gereja sedikit lebih baik daripadanya.Aku kembali ke pangkuan gereja untuk kedua kalinya dan menekuni musik kembali. Aku merasa dialah agamaku, tak ada agama lain bagiku.

    Pada tahun 1975 terjadi satu mukjizat setelah kakak kandungku menghadiahkan sebuah AL Qur’an kepadaku. Qur’an itu tetap aku simpan sampai aku mengunjungi Al Quds di Palestina. Dari kunjungan itulah aku mulai memperhatikan kitab yang telah dihadiahkan kakakku tersebut, yang tak kuketahui apa didalamnya dan apa yang dibicarakannya.Kemudian aku mencari terjemahan Qur’an dan itulah pertama kali aku berpikir tentang islam. Islam dimata orang barat dianggap sebagai agama rasial, sedang umat islam dianggap sebagai orang orang asing baik dari Arab ataupun dari Turki. Kedua orang tuaku berasal dari Yunani dan orang Yunani membenci muslim Turki karena motivasi warisan. Tapi aku berpendapat untuk melihat terjemahannya dan tak ada salahnya untuk mengetahui isinya.

    Dari pertama kali kurasakan, Al Qur’an dimulai dengan Bismillah, dengan nama Allah bukan lainya. Ungkapan Bismillahir rohmanir rahim telah measuk mempengaruhi jiwaku. Kemudian dilanjutkan dengan Al Fatihah, pembukaan AL Kitab, Alhamdulillaahirobbil “alamin, segala puji hanya bagi Allah pencipta alam semesta, penguasa dan pengatur seluruh Makhluk.

    Waktu itu, pemikiranku tentang Tuhan, dangkal sekali. Mereka mengatakan kepadaku Tuhan itu Esa dan terbagi menjadi tiga. Bagaimana ? Aku tak tahu.

    Adapun AL Qur;an telah mulai dengan penyembahan kepada Allah yang Esa, Tuhan seluruh alam, Allah satu satunya pencipta, tiada sekutu baginya. Ini merupakan konsep baru bagiku. Dulu yg aku pahami sebelum mengenal Qur’an, bahwa didalamnya ada konsep persesuaian dan kekuatan yang mampu mendatangkan mukjizat ( disamping tuhan ), adapun sekarang, maka dalam konsep islam, Allahlah satu satunya yang berkuasa atas segala sesuatu.

    Al Quranlah yang telah mengajakku kepada islam, maka aku penuhi ajakannya. Adapun gereja yang telah menghancurkanku serta mendatangkan kesengsaraan dan kepayahan, dialah yang menyuruhku menemui Al Qur’an, ketika ia tak sanggup menjawab pertanyaan jiwa dan ruh.

    Aku benar benar melihat sesuatu yang unik dalam Qur’an. Al Qur’an tidak seperti kitab yang terdiri dari penggalan penggalan dan keterangan keterangan sifat yang banyak terdapat dalam kitab yang saya pelajari sebelumnya. Di sampul Al Qur’an tidak ada nama pengarangnya. Karena itulah aku semakin yakin dengan konsep wahyu yang telah Allah wahyukan kepada nabi Muhammad Saw. Telah menjadi jelas bagiku, perbedaannya dengan injil yang ditulis tangan pengarang yang beraneka ragam dari kisah kisah yang bermacam pula. Kucoba mencari kesalahan kesalahan dalam Qur’an namun tak kudapatkan. Semua selaras dengan paham keesaan yang murni, akupun mulai tahu apa itu islam. Kudapati didalamnya semua Nabi nabi yang dimuliaklan Allah dan tidak dibedakan antara satu dengan yang lainya. Sejak itu aku baru tahu bagaimana misi kerasulan itu bermata rantai sejak adanya permulaan makhluk hidup dan manusia sepanjang sejarahnya ada dua macam, Mukmin dan Kafir. Al Qur’an telah menjawab seluruh pertanyaanku. Ketika selam 1 tahun, saya mempelajari AL Qur’an. Pada saat itu aku merasa bahwa akulah satu satunya orang islam di dunia ini.

    Kemudian aku berpikir, bagaimana caranya menjadi muslim yang sebenarnya. Akhirnya di Masjid di London, aku mengumumkan keislamanku dengan bersyahad, dan meyakini secara toal seluruh ajaran ini. Aku yakin, islam yang aku anut adalah sebuah risalah yang berat, bukan pekerjaan mudah yang selesai hanya dengan membaca dua kalimat syahadad.

    Aku seperti dilahirkan kembali. Sebelumnya aku belum pernah ketemu dengan seorangpun dari mereka. Sekiranya aku bertemu dengan seorang muslim yang berusaha mengajakku ke islam, tentu akan kutolak ajakanya karena melihat kondisi umat islam yang memprihatinkan, dan gambaran buruk yang diberikan oleh sarana informasi barat yang selama ini menjadi rujukan banyak orang.

    Aku telah datang kepada islam dari sumber terbaiknya. Kemudian aku pelajari Siroh Rosulullah, bagaimana beliau berperilaku juga sunnahnya. Aku dapatkan perbendaharaan yang melimpah ruah dalam kehidupan rosul dan sunnahnya. Aku telah lupa dengan musik, dan bertanya apakah aku teruskan? Mereka menasehatiku untuk berhenti, sebab musik itu melalaikan untuk menbgingat Allah dan ini adalah bahaya besar. Akhirnya bergantilah namaku menjadi Yusuf Islam.

    Inilah jalanku. Semua hasil kekayaan yang aku peroleh, semuanya kini telah kuberikan untuk dakwah islam.

    Saudaraku, itulah nukilan kisah Penyanyi terkenal Cat Steven yang telah berganti nama dengan Yusuf Islam. Kita ketahui, kehidupan selanjutnya ialah, betapa penampilannya yang islami menjadikan Amerika geram dan menolaknya ketika mau datang kesana, namun disisi lain jutaan umat ini bangga dengan kehadiran seorang yang telah ber azzam untuk memanfaatkan segenap waktunya untuk berjuang dalam dakwah yang mulia ini.

    Marilah kita bercermin dari kisah ini. Tidak salah juga jika kita bertanya pada diri sendiri, Sudah bersemangatkah kita untuk bergabung dalam barisan dakwah seperti yang telah Allah dan rosulnya perintahkan ? Atau Jangan jangan jangan kita termasuk orang yang loyo? Jika demikian. Mari kita bangkit!!! Karena sesungguhnya dakwah ini tidak akan berhenti ! Semoga bermanfaat.

    Daromi Aks

     
  • erva kurniawan 1:44 am on 7 April 2011 Permalink | Balas  

    Cara Mengukur IQ Bayi 

    Tes IQ biasanya digunakan untuk mengetes tingkat kecerdasan seseorang dan sudah mulai dilakukan pada anak usia sekolah. Tapi ternyata tes IQ juga bisa dilakukan pada bayi. Bagaimana caranya?

    Ada banyak faktor yang dapat menentukan tingginya tingkat kecerdasan atau IQ (Intelligence Quotient) pada anak, antara lain gen, usia ibu saat melahirkan, ASI, mendengarkan musik sejak dalam kandungan dan video pendidikan untuk bayi.

    Dengan melakukan tes IQ sejak bayi, orangtua bisa menilai kemampuan kognitif anak sejak dini. Tapi untuk mengukur tingkat kecerdasan yang sebenarnya, orangtua harus menunggu sampai anak mendekati usia sekolah, sekitar 5 tahun.

    Dilansir dari Livestrong, Rabu (22/9/2010), berikut beberapa tes yang dapat dilakukan untuk mengukur IQ bayi:

    1. Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC)

    Menurut Brainy Child website, Wechsler Intelligence Scale dapat mengukur kecerdasan anak. Tes Wechsler bisa diberikan untuk anak usia 6 bulan ke atas. Tes ini dapat dilakukan tanpa membaca atau menulis.

    Pada tes Wechsler, anak diukur kemampuan pemahaman verbal, penalaran perseptual, pengolahan kecepatan dan memori, antara lain dengan mengumpulkan balok, angka atau gambar dalam pola menurut model atau meminta mengulangi kata-kata yang diucapkan oleh penguji.

    WISC digunakan tidak hanya sebagai tes kecerdasan, tetapi juga sebagai alat klinis. Banyak praktisi kesehatan menggunakannya untuk mendiagnosis gangguan hiperaktif (ADHD) dan ketidakmampuan belajar pada

    2. Tes IQ Fisher-Price

    Perusahaan mainan Fisher-Price mengembangkan tes kecerdasan untuk bayi. Dorothy Einon, komisaris Fisher-Price sekaligus profesor psikologi di University of London mengembangkan tes ini untuk bayi berusia 6 bulan sampai 1 tahun.

    Pada tes ini, diberikan 10 pertanyaan untuk orangtua, yang dapat membantu menentukan bagaimana perkembangan kecerdasan bayinya dibandingkan dengan kecerdasan bayi rata-rata.

    Dalam tes tersebut, orangtua diminta untuk menilai perilaku bayi, seperti bagaimana bayinya bermain dengan boneka beruang, apakah sang bayi dapat memainkan jenis permainan tertentu dan bagaimana bayi menanggapi jika namanya dipanggil.

    3. Bayley Scales of Infant Development (BSID)

    Bayley Scales of Infant Development (BSID) secara luas digunakan untuk menilai perkembangan balita. Menurut Healthline.com, BSID digunakan untuk anak-anak dari usia 1 bulan sampai 42 bulan untuk mengukur kemampuan kognitif, motorik (halus dan kasar), bahasa (reseptif dan ekspresif) dan pengembangan perilaku balita.

    Bagian kognitif dari tes ini menilai kemampuan seperti ketajaman sensori, memori belajar dan pemecahan masalah, serta vokalisasi dan pembentukan konsep-konsep matematika. Tes ini juga membantu mendiagnosa dan mengobati balita dengan cacat pertumbuhan dan keterbelakangan mental.

    Tes ini terdiri dari serangkaian tugas dan permainan yang membutuhkan waktu antara 45-60 menit. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tersebut kemudian akan dikonversi dalam skala nilai dan skor komposit. Skor ini digunakan untuk menentukan kinerja anak. (mer/ir)

    ***

    Merry Wahyuningsih – detikHealth

    health.detik.com/read/2010/09/22/152832/1445881/764/cara-mengukur-iq-bayi?l991101755

     
  • erva kurniawan 1:34 am on 6 April 2011 Permalink | Balas  

    Jenius Itu Benar 99 Persen Keringat 

    “Jenius adalah 1 persen inspirasi dan 99 persen keringat”. Kutipan terkenal itu adalah milik ilmuwan Thomas Alva Edison. Ungkapan itu semakin terbukti dan ternyata ilmuwan-ilmuwan hebat itu muncul bukan karena sekedar pintar.

    Penulis buku-buku ilmiah Andrew Robinson dalam bukunya ‘Sudden Genius?’ menemukan kesamaan baik pada ilmuwan masa kini maupun ilmuwan masa lampau ternyata ilmuwan menjadi jenius tidak terjadi dalam waktu sekejap.

    Bagaimana sampai ilmuwan-ilmuwan itu mempunyai banyak ide di kepalanya, ternyata ada jalan bertahap dalam membuat terobosan-terobosan yang kreatif. Proses kreatifitas inilah yang membuat ilmuwan jenius.

    Menurut Andrew, jenius merupakan hasil dari kerja keras yang konsisten dan sebuah ketekunan. Jadi jika kini banyak orangtua yang ingin mencetak anak jenius menurutnya tidak bisa dengan jalan pintas.

    Andrew menemukan proses kreatif membuat seseorang memiliki ide yang begitu banyak dengan kata lain tidak pernah menyerah untuk mencoba hingga menemukan formula yang tepat.

    Studi ilmiah tentang kreativitas ini meliputi banyak hal seperti bakat, kecerdasan, memori, mimpi, alam bawah sadar, kerja keras dan banyak lagi sehingga menjadi jenius bukan semata-mata karena pintar.

    Pola tersebut ditemukan hampir sama baik pada ilmuwan maupun pada seniman seperti pada bidang arkeologi, arsitektur, seni, biologi, kimia, film, musik, sastra, fotografi dan fisika.

    Masalah kreativitas yang menjadi kunci orang jenius jauh sebelumnya pernah diungkap oleh polymath Prancis terkenal yaitu Henri Poincare pada tahun 1881. Sekitar 30 tahun kemudian, Poincare menerbitkan sebuah analisis proses berpikir sendiri.

    Model Poincare ini melalui empat tahap yaitu pikiran sadar, pikiran tidak sadar (inkubasi), iluminasi (menjelaskan) dan juga verifikasi. Hal ini disimpulkan sejak ia mempelajarinya secara mendalam.

    Ilmuwan seperti Albert Einstein, Hermann von Helmholtz dan Werner Heisenberg pernah menggambarkan proses kreativitasnya mirip dengan model Poincare tersebut. Hingga kini empat tahapan tersebut adalah model kreativitas terbaik yang dimiliki.

    Seperti dikutip dari Medindia, Kamis (16/9/2010) sebuah percobaan menunjukkan bahwa dalam kondisi ketidaksadaran, seseorang dapat mengaktifkan informasi kompleks yang menghambat alam sadarnya. Dan itu baru salah satu faktor.

    Karena itu kejeniusan seseorang tidak bisa didapatkan melalui cara singkat, namun membutuhkan sebuah ketekunan dan kerja keras yang konsisten. (ver/ir)

    ***

    Vera Farah Bararah – detikHealth

    health.detik.com/read/2010/09/16/175138/1441972/763/jenius-itu-benar-99-persen-keringat

     
  • erva kurniawan 1:16 am on 5 April 2011 Permalink | Balas  

    Balasan Setelah Mati di Tanah Suci Makkah 

    Balasan Setelah Mati di Tanah Suci Makkah

    Saat di Tanah Suci, Pak Ismail Saleh melihat sendiri peristiwa dimana : Mayat dalam usungan yang hendak disholatkan di Masjid Al-Haram terombang-ambing di tengah lautan manusia, tanpa bisa mendekati masjid.

    Mayat itu adalah mayat penduduk di Mekah, yang walaupun rumahnya di Mekah, tetapi hatinya tidak tersentuh sama sekali untuk menunaikan Ibadah Haji.

    Betapa mayat itu tersingkir dan tersingkir terus.”Ya Allah….., luar biasa kekuasaan-Mu, membalas perbuatannya setelah ia mati”, puji Pak Ismail kepada Rabb Penguasa Semesta Alam. Semoga ini menjadi pelajaran bagi kita semua. Amin.

    ***

    Sumber : HajiUmroh.Com

     
  • erva kurniawan 1:04 am on 4 April 2011 Permalink | Balas
    Tags: hijab,   

    Ah, yang Penting kan Hatinya! 

    Ah, yang Penting kan Hatinya!

    Banyak syubhat di lontarkan kepada kaum muslimah yang ingin berjilbab. Syubhat yang ‘ngetrend’ dan biasa kita dengar adalah “Buat apa berjilbab kalau hati kita belum siap, belum bersih, masih suka ‘ngerumpi’ berbuat maksiat dan dosa-dosa lainnya, percuma dong pake jilbab! Yang penting kan hati!” lalu tercenunglah saudari kita ini membenarkan pendapat kawannya tadi.

    Syubhat lainnya lagi adalah “Liat tuh kan ada hadits yang berbunyi: Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk(rupa) kalian tapi Allah melihat pada hati kalian..!. Jadi yang wajib adalah hati, menghijabi hati kalau hati kita baik maka baik pula keislaman kita walau kita tidak berkerudung!. Benarkah demikian ya ukhti,, ??

    Saudariku muslimah semoga Allah merahmatimu, siapapun yang berfikiran dan berpendapat demikian maka wajiblah baginya untuk bertaubat kepada Allah Ta’ala memohon ampun atas kejahilannya dalam memahami syariat yang mulia ini. Jika agama hanya berlandaskan pada akal dan perasaan maka rusaklah agama ini. Bila agama hanya didasarkan kepada orang-orang yang hatinya baik dan suci, maka tengoklah disekitar kita ada orang-orang yang beragama Nasrani, Hindu atau Budha dan orang kafir lainnya liatlah dengan seksama ada diantara mereka yang sangat baik hatinya, lemah lembut, dermawan, bijaksana.

    Apakah anda setuju untuk mengatakan mereka adalah muslim? Tentu akal anda akan mengatakan “tentu tidak! karena mereka tidak mengucapkan syahadatain, mereka tidak memeluk islam, perbuatan mereka menunjukkan mereka bukan orang islam. Tentu anda akan sependapat dengan saya bahwa kita menghukumi seseorang berdasarkan perbuatan yang nampak(zahir) dalam diri orang itu.

    Lalu bagaimana pendapatmu ketika anda melihat seorang wanita di jalan berjalan tanpa jilbab, apakah anda bisa menebak wanita itu muslimah ataukah tidak? Sulit untuk menduga jawabannya karena secara lahir (dzahir) ia sama dengan wanita non muslimah lainnya.Ada kaidah ushul fiqih yang mengatakan “alhukmu ala dzawahir amma al bawathin fahukmuhu “ala llah’ artinya hukum itu dilandaskan atas sesuatu yang nampak adapun yang batin hukumnya adalah terserah Allah.

    Rasanya tidak ada yang bisa menyangsikan kesucian hati ummahatul mukminin (istri-istri Rasulullah shalallahu alaihi wassalam) begitupula istri-istri sahabat nabi yang mulia (shahabiyaat). Mereka adalah wanita yang paling baik hatinya, paling bersih, paling suci dan mulia. Tapi mengapa ketika ayat hijab turun agar mereka berjilbab dengan sempurna (lihat QS: 24 ayat 31 dan QS: 33 ayat 59) tak ada satupun riwayat termaktub mereka menolak perintah Allah Ta’ala. Justru yang kita dapati mereka merobek tirai mereka lalu mereka jadikan kerudung sebagai bukti ketaatan mereka.Apa yang ingin anda katakan? Sedangkan mengenai hadits diatas, banyak diantara saudara kita yang tidak mengetahui bahwa hadits diatas ada sambungannya.

    Lengkapnya adalah sebagai berikut: “Dari Abu Hurairah, Abdurrahman bin Sakhr radhiyallahu anhu dia berkata, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk tubuh-tubuh kalian dan tidak juga kepada bentuk rupa-rupa kalian, tetapi Dia melihat hati-hati kalian” (HR. Muslim 2564/33).

    Hadits diatas ada sambungannya yaitu pada nomor hadits 34 sebagai berikut: “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk rupa kalian dan juga harta kalian, tetapi Dia melihat hati dan perbuatan kalian.” (HR.Muslim 2564/34).

    Semua adalah seiring dan sejalan, hati dan amal. Apabila hanya hati yang diutamakan niscaya akan hilanglah sebagian syariat yang mulia ini. Tentu kaum muslimin tidak perlu bersusah payah menunaikan shalat 5 waktu, berpuasa dibulan Ramadhan, membayar dzakat dan sedekah atau bersusah payah menghabiskan harta dan tenaga untuk menunaikan ibadah haji ketanah suci Mekah atau amal ibadah lainnya. Tentu para sahabat tidak akan berlomba-lomba dalam beramal (beribadah) cukup mengandalkan hati saja, toh mereka adalah sebaik-baik manusia diatas muka bumi ini. Akan tetapi justru sebaliknya mereka adalah orang yang sangat giat beramal tengoklah satu kisah indah diantara kisah-kisah indah lainnya.

    Urwah bin Zubair Radhiyallahu anhu misalnya, Ayahnya adalah Zubair bin Awwam, Ibunya adalah Asma binti Abu Bakar, Kakeknya Urwah adalah Abu Bakar Ash-Shidik, bibinya adalah Aisyah Radhiyallahu anha istri Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam. Urwah lahir dari nasab dan keturunan yang mulia jangan ditanya tentang hatinya, ia adalah orang yang paling lembut hatinya toh masih bersusah payah giat beramal, bersedekah dan ketika shalat ia bagaikan sebatang pohon yang tegak tidak bergeming karena lamanya ia berdiri ketika shalat. Aduhai,..betapa lalainya kita ini,..banyak memanjangkan angan-angan dan harapan padahal hati kita tentu sangat jauh suci dan mulianya dibandingkan dengan generasi pendahulu kita. Wallahu’alam bish-shawwab.

    Muraja’ah oleh ust. Eko Hariyanto Lc, Mahasiswa paska sarjana Fakultas Syari’ah Universitas Imam Ibnu Saud, Riyadh,KSA.

    ***

    Dari Sahabat

     
  • erva kurniawan 1:00 am on 3 April 2011 Permalink | Balas
    Tags:   

    Sebab-Sebab Turunnya Rizki 

    Sebab-Sebab Turunnya Rizki

    Sumber: http://www.alsofwah.or.id

    Akhir-akhir ini banyak orang yang mengeluhkan masalah penghasilan atau rizki, entah karena merasa kurang banyak atau karena kurang berkah. Begitu pula berbagai problem kehidupan, mengatur pengeluaran dan kebutuhan serta bermacam-macam tuntutannya. Sehingga masalah penghasilan ini menjadi sesuatu yang menyibukkan, bahkan membuat bingung dan stress sebagian orang. Maka tak jarang di antara mereka ada yang mengambil jalan pintas dengan menempuh segala cara yang penting keinginan tercapai. Akibatnya bermunculanlah koruptor, pencuri, pencopet, perampok, pelaku suap dan sogok, penipuan bahkan pembunuhan, pemutusan silaturrahim dan meninggal kan ibadah kepada Allah untuk mendapatkan uang atau alasan kebutuhan hidup.

    Mereka lupa bahwa Allah telah menjelaskan kepada hamba-hamba-Nya sebab-sebab yang dapat mendatangkan rizki dengan penjelasan yang amat gamblang. Dia menjanjikan keluasan rizki kepada siapa saja yang menempuhnya serta menggunakan cara-cara itu, Allah juga memberikan jaminan bahwa mereka pasti akan sukses serta mendapatkan rizki dengan tanpa disangka-sangka.

    Diantara sebab-sebab yang melapangkan rizki adalah sebagai berikut:

    Takwa Kepada Allah

    Takwa merupakan salah satu sebab yang dapat mendatangkan rizki dan menjadikannya terus bertambah. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman, artinya, “Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tidada disangka-sangkanya.” (At Thalaq 2-3)

    Setiap orang yang bertakwa, menetapi segala yang diridhai Allah dalam segala kondisi maka Allah akan memberikan keteguhan di dunia dan di akhirat. Dan salah satu dari sekian banyak pahala yang dia peroleh adalah Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dalam setiap permasalahan dan problematika hidup, dan Allah akan memberikan kepadanya rizki secara tidak terduga. Imam Ibnu Katsir berkata tentang firman Allah di atas, “Yaitu barang siapa yang bertakwa kepada Allah dalam segala yang diperintahkan dan menjauhi apa saja yang Dia larang maka Allah akan memberikan jalan keluar dalam setiap urusannya, dan Dia akan memberikan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka, yakni dari jalan yang tidak pernah terlintas sama sekali sebelumnya.”

    Allah swt juga berfirman, artinya, “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. 7:96)

    Istighfar dan Taubat

    Termasuk sebab yang mendatang kan rizki adalah istighfar dan taubat, sebagaimana firman Allah yang mengisahkan tentang Nabi Nuh Alaihissalam , “Maka aku katakan kepada mereka:”Mohonlah ampun kepada Rabbmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun” niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. 71:10-12) Al-Qurthubi mengatakan, “Di dalam ayat ini, dan juga dalam surat Hud (ayat 52,red) terdapat petunjuk bahwa istighfar merupakan penyebab turunnya rizki dan hujan.”

    Ada seseorang yang mengadukan kekeringan kepada al-Hasan al-Bashri, maka beliau berkata, “Beristighfarlah kepada Allah”, lalu ada orang lain yang mengadukan kefakirannya, dan beliau menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah”. Ada lagi yang mengatakan, “Mohonlah kepada Allah agar memberikan kepadaku anak!” Maka beliau menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah”. Kemudian ada yang mengeluhkan kebunnya yang kering kerontang, beliau pun juga menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah.” Maka orang-orang pun bertanya, “Banyak orang berdatangan mengadukan berbagai persoalan, namun anda memerintahkan mereka semua agar beristighfar.” Beliau lalu menjawab, “Aku mengatakan itu bukan dari diriku, sesungguhnya Allah swt telah berfirman di dalam surat Nuh, (seperti tersebut diatas, red)

    Istighfar yang dimaksudkan adalah istighfar dengan hati dan lisan lalu berhenti dari segala dosa, karena orang yang beristighfar dengan lisannnya saja sementara dosa-dosa masih terus dia kerjakan dan hati masih senantiasa menyukainya maka ini merupakan istighfar yang dusta. Istighfar yang demikian tidak memberikan faidah dan manfaat sebagaimana yang diharapkan.

    Tawakkal Kepada Allah

    Allah swt berfirman, artinya, “Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. 65:3) Nabi saw telah bersabda, artinya, “Seandainya kalian mau bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya maka pasti Allah akan memberikan rizki kepadamu sebagaimana burung yang diberi rizki, pagi-pagi dia dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang.” (HR Ahmad, at-Tirmidzi dan dishahihkan al-Albani)

    Tawakkal kepada Allah merupakan bentuk memperlihatkan kelemahan diri dan sikap bersandar kepada-Nya saja, lalu mengetahui dengan yakin bahwa hanya Allah yang memberikan pengaruh di dalam kehidupan. Segala yang ada di alam berupa makhluk, rizki, pemberian, madharat dan manfaat, kefakiran dan kekayaan, sakit dan sehat, kematian dan kehidupan dan selainnya adalah dari Allah semata.

    Maka hakikat tawakkal adalah sebagaimana yang di sampaikan oleh al-Imam Ibnu Rajab, yaitu menyandarkan hati dengan sebenarnya kepada Allah Azza wa Jalla di dalam mencari kebaikan (mashlahat) dan menghindari madharat (bahaya) dalam seluruh urusan dunia dan akhirat, menyerahkan seluruh urusan hanya kepada Allah serta merealisasikan keyakinan bahwa tidak ada yang dapat memberi dan menahan, tidak ada yang mendatangkan madharat dan manfaat selain Dia.

    Silaturrahim

    Ada banyak hadits yang menjelaskan bahwa silaturrahim merupakan salah satu sebab terbukanya pintu rizki, di antaranya adalah sebagai berikut: -Sabda Nabi Shalallaahu alaihi wasalam, artinya, ” Dari Abu Hurairah ra berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, “Siapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah menyambung silaturrahim.” (HR Al Bukhari)

    Sabda Nabi saw, artinya, “Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu , Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, ” Ketahuilah orang yang ada hubungan nasab denganmu yang engkau harus menyambung hubungan kekerabatan dengannya. Karena sesungguhnya silaturrahim menumbuhkan kecintaan dalam keluarga, memperbanyak harta dan memperpanjang umur.” (HR. Ahmad dishahihkan al-Albani)

    Yang dimaksudkan dengan kerabat (arham) adalah siapa saja yang ada hubungan nasab antara kita dengan mereka, baik itu ada hubungan waris atau tidak, mahram atau bukan mahram.

    Infaq fi Sabilillah

    Allah swt berfirman, artinya, “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. 34:39)

    Ibnu Katsir berkata, “Yaitu apapun yang kau infakkan di dalam hal yang diperintahkan kepadamu atau yang diperbolehkan, maka Dia (Allah) akan memberikan ganti kepadamu di dunia dan memberikan pahala dan balasan di akhirat kelak.”

    Juga firman Allah yang lain, artinya, “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. 2:267-268)

    Dalam sebuah hadits qudsi Rasulullah saw bersabda, Allah swt berfirman, “Wahai Anak Adam, berinfaklah maka Aku akan berinfak kepadamu.” (HR Muslim)

    Menyambung Haji dengan Umrah

    Berdasarkan pada hadits Nabi Shalallaahu alaihi wasalam dari Ibnu Mas’ud Radhiallaahu anhu dia berkata, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, artinya, “Ikutilah haji dengan umrah karena sesungguhnya keduanya akan menghilangkan kefakiran dan dosa sebagaimana pande besi menghilangkan karat dari besi, emas atau perak, dan haji yang mabrur tidak ada balasannya kecuali surga.” (HR. at-Tirmidzi dan an- Nasai, dishahihkan al-Albani) Maksudnya adalah, jika kita berhaji maka ikuti haji tersebut dengan umrah, dan jika kita melakukan umrah maka ikuti atau sambung umrah tersebut dengan melakukan ibadah haji.

    Berbuat Baik kepada Orang Lemah

    Nabi saw telah menjelaskan bahwa Allah akan memberikan rizki dan pertolongan kepada hamba-Nya dengan sebab ihsan (berbuat baik) kepada orang-orang lemah, beliau bersabda, artinya, “Tidaklah kalian semua diberi pertolongan dan diberikan rizki melainkan karena orang-orang lemah diantara kalian.” (HR. al-Bukhari) Dhu’afa’ (orang-orang lemah) klasifikasinya bermacam-macam, ada fuqara, yatim, miskin, orang sakit, orang asing, wanita yang terlantar, hamba sahaya dan lain sebagainya.

    Serius di dalam Beribadah

    Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, dari Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, “Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman, artinya, “Wahai Anak Adam Bersungguh-sungguhlah engkau beribadah kepada Ku, maka Aku akan memenuhi dadamu dengan kecukupan dan Aku menanggung kefakiranmu. Jika engkau tidak melakukan itu maka Aku akan memenuhi dadamu dengan kesibukan dan Aku tidak menanggung kefakiranmu.”

    Tekun beribadah bukan berarti siang malam duduk di dalam masjid serta tidak bekerja, namun yang dimaksudkan adalah menghadirkan hati dan raga dalam beribadah, tunduk dan khusyu’ hanya kepada Allah, merasa sedang menghadap Pencipta dan Penguasanya, yakin sepenuhnya bahwa dirinya sedang bermunajat, mengadu kepada Dzat Yang menguasai Langit dan Bumi.

    Dan masih banyak lagi pintu-pintu rizki yang lain, seperti hijrah, jihad, bersyukur, menikah, bersandar kepada Allah, meninggalkan kemaksiatan, istiqamah serta melakukan ketaatan, yang tidak dapat di sampaikan secara lebih rinci dalam lembar yang terbatas ini. Mudah-mudahan Allah memberi kan taufik dan bimbingan kepada kita semua. Amin.

    ***

    *( Sumber: Kutaib “Al Asbab al Jalibah lir Rizqi”, al-qism al-ilmi Darul Wathan. )*

    Dari Sahabat

     
  • erva kurniawan 1:30 am on 2 April 2011 Permalink | Balas  

    Orang Populer Lebih Dulu Kena Flu 

    Di kalangan remaja, menjadi orang yang populer merupakan suatu pencapaian hebat. Tapi tahukah Anda, orang yang lebih populer cenderung menderita flu lebih dulu ketimbang lainnya.

    Hal ini berdasarkan studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal PLoS ONE. Dengan hasil studi ini, peneliti menemukan bahwa orang-orang yang populer dan aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial, dua minggu lebih awal terjangkit flu.

    Peneliti juga mengatakan bahwa hal ini bisa menjadi peringatan dini untuk epidemi wabah flu dan penyakit infeksi lainnya.

    Tim peneliti mendasarkan studi pada ‘friendship paradox’, yang mana orang yang lebih aktif, populer dan menjadi pusat perhatian dalam pergaulan akan lebih mudah tertular dan terserang penyakit infeksi.

    Hal ini sangat beralasan, karena orang populer akan lebih mudah bergaul dengan banyak dan beragam orang, yang bisa jadi sedang menderita penyakit infeksi yang mudah menular.

    “Seseorang yang menjadi pusat perhatian akan lebih dulu tertular penyakit flu,” ujar Nicholas Christakis, MD, seorang profesor sosiologi kedokteran di Harvard Medical School, Boston, seperti dilansir dari Health.com, Kamis (16/9/2010).

    Dalam studi tersebut Dr Christakis dan rekannya James Fowler, PhD, seorang profesor genetika medis di University of California, memilih 319 mahasiswa Harvard secara acak dan ditanyai tentang nama-nama temannya.

    Sekitar sepertiga dari partisipan melaporkan menderita flu di musim gugur dan dingin pada tahun 2009. Dan partisipan yang lebih populer ternyata didiagnosis 14 hari lebih awal ketimbang teman-teman lainnya.

    “Ini merupakan temuan yang menjanjikan dan menarik,” tutur Philip Polgreen, MD, asisten profesor kedokteran dan epidemiologi di University of Iowa Iowa City.

    Menurutnya, studi ini akan memberikan cara yang sederhana untuk melacak dan memerangi epidemi, terutama dalam komunitas dengan pengaturan otonom seperti kampus dan pangkalan militer. (mer/ir)

    ***

    Merry Wahyuningsih – detikHealth

    health.detik.com/read/2010/09/16/143052/1441756/763/orang-populer-lebih-dulu-kena-flu

     
  • erva kurniawan 1:44 am on 1 April 2011 Permalink | Balas
    Tags: marah, menanggulangi marah, tips marah   

    Jangan Marah 

    Jangan Marah

    Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi

    Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ada seorang lelaki berkata kepada Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, “Berilah saya nasihat.” Beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan marah.” Lelaki itu terus mengulang-ulang permintaannya dan beliau tetap menjawab, “Jangan marah.” (HR. Bukhari). Imam Nawawi rohimahulloh mengatakan, “Makna jangan marah yaitu janganlah kamu tumpahkan kemarahanmu. Larangan ini bukan tertuju kepada rasa marah itu sendiri. Karena pada hakikatnya marah adalah tabi’at manusia, yang tidak mungkin bisa dihilangkan dari perasaan manusia”.

    Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam juga pernah menasihatkan, “Apabila salah seorang dari kalian marah dalam kondisi berdiri maka hendaknya dia duduk. Kalau marahnya belum juga hilang maka hendaknya dia berbaring.” (HR. Ahmad, Shohih)

    Dahulu ada juga seorang lelaki yang datang menemui Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dan mengatakan, “Wahai Rosululloh, ajarkanlah kepada saya sebuah ilmu yang bisa mendekatkan saya ke surga dan menjauhkan dari neraka.” Maka beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan tumpahkan kemarahanmu. Niscaya surga akan kau dapatkan.” (HR. Thobrani, Shohih)

    Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rohimahulloh juga mengatakan, “Bukanlah maksud beliau adalah melarang memiliki rasa marah. Karena rasa marah itu bagian dari tabi’at manusia yang pasti ada. Akan tetapi maksudnya ialah kuasailah dirimu ketika muncul rasa marah. Supaya kemarahanmu itu tidak menimbulkan dampak yang tidak baik. Sesungguhnya kemarahan adalah bara api yang dilemparkan oleh syaithan ke dalam lubuk hati bani Adam. Oleh sebab itulah anda bisa melihat kalau orang sedang marah maka kedua matanya pun menjadi merah dan urat lehernya menonjol dan menegang. Bahkan terkadang rambutnya ikut rontok dan berjatuhan akibat luapan marah. Dan berbagai hal lain yang tidak terpuji timbul di belakangnya. Sehingga terkadang pelakunya merasa sangat menyesal atas perbuatan yang telah dia lakukan.”

    Tips Menanggulangi Kemarahan

    Syaikh Wahiid Baali hafizhohulloh menyebutkan beberapa tips untuk menanggulangi marah. Diantaranya ialah:

    1. Membaca ta’awudz yaitu, “A’udzubillahi minasy syaithanir rajiim”.

    2. Mengingat besarnya pahala orang yang bisa menahan luapan marahnya.

    3. Mengambil sikap diam, tidak berbicara.

    4. Duduk atau berbaring.

    5. Memikirkan betapa jelek penampilannya apabila sedang dalam keadaan marah.

    6. Mengingat agungnya balasan bagi orang yang mau memaafkan kesalahan orang yang bodoh.

    7. Meninggalkan berbagai bentuk celaan, makian, tuduhan, laknat dan cercaan karena itu semua termasuk perangai orang-orang bodoh.

    Syaikh As Sa’di rohimahulloh mengatakan, “Sebaik-baik orang ialah yang keinginannya tunduk mengikuti ajaran Rasul shollallohu ‘alaihi wa sallam, yang menjadikan murka dan pembelaannya dilakukan demi mempertahankan kebenaran dari rongrongan kebatilan. Sedangkan sejelek-jelek orang ialah yang suka melampiaskan hawa nafsu dan kemarahannya. Laa haula wa laa quwwata illa billaah”

    ***

    Dari Sahabat

     
    • MUH.FAJERI MUCHTAR 9:18 am on 14 April 2011 Permalink

      TERIMA KASIH . SAHABAT ARTIKEL INI..SANGAT BERMANFAAT BUAT DIRI SAYA PRIBADI.
      SAYA AGAK SENDITIF DAN GAMPANG TERSINGGUNG,,,TERKADANG SUKA MARAH ! MUDA2HAN ARTIKEL INI BISA MEMBANTU SAYA UNTUK MENJADI ORANG YANG LEBIH BAIK LAGI .AMIN

c
Compose new post
j
Next post/Next comment
k
Previous post/Previous comment
r
Balas
e
Edit
o
Show/Hide comments
t
Pergi ke atas
l
Go to login
h
Show/Hide help
shift + esc
Batal