Zainab


One Day One Sirah

66

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

Zainab

Zainab adalah putri tertua Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam. Ia menikah dengan sepupunya, Abu Al-Ash bin Rabi. Ibu Abu Al-Ash bernama Halah. Ia adalah kakak perempuan Bunda Khadijah. Pernikahan itu berlangsung jauh sebelum Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam di angkat menjadi seorang Rasulullah.
Sahabat fillahku, kisah cinta Zainab dan Abu Al-Ash masyhur karena gelombang kesulitan yang kemudian mereka hadapi.

Abu Al-Ash adalah orang yang jujur. Bisnisnya sangat maju dan ia berpeluang menjadi seorang yang sangat sukses dalam perdagangan. Namun, ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam mulai memperkenalkan Islam, Abu Al-Ash memilih tetap menyembah berhala. Sementara itu, Zainab bersegera memeluk agama baru itu. Ketika Islam makin menyebar, perlawanan kaum Quraisy semakin kuat. Ummu Jamil, istri Abu Lahab, menyerukan agar Abu Al-Ash menceraikan istrinya. Namun, Abu Al-Ash menolak.

Dalam Perang Badar, Abu Al-Ash menjadi prajurit Quraisy menghadapi pasukan Muslim. Abu Al-Ash tertangkap dan dibawa sebagai tawanan. Zainab yang masih tinggal di Mekah mengirimkan kalung ibunya untuk menebus Abu Al-Ash. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam amat terharu melihat kalung almarhumah Khadijah.

“Kalau kalian berpendapat tawanan ini dibebaskan tanpa uang tebusan, bebaskanlah dia,” kata Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam kepada para sahabat.

Para sahabat terdiam. Uang tebusan biasanya berjumlah sangat besar. Jika Abu Al-Ash di bebaskan tanpa uang tebusan, itu berarti mengurangi jatah uang mereka. Padahal, mereka telah mempertaruhkan nyawa dalam perang. Apalagi saat itu banyak sahabat yang hidup melarat karena kekayaan hidup mereka diambil kaum Quraisy ketika mereka berhijrah ke Madinah. Namun, para sahabat mengerti bahwa uang bukanlah tujuan mereka berperang. Terlebih, mereka tidak ingin melihat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam berduka memikirkan perasaan putrinya. Para sahabat pun segera membebaskan Abu Al Ash.

Allah kemudian melarang pernikahan antara wanita Muslim dengan seorang kafir. Mengetahui hal itu, Zainab pun meninggalkan Abu Al Ash dan pergi ke Madinah untuk bergabung dengan ayahnya. Tentu, Zainab dan Abu Al Ash amat menderita karena harus berpisah. Namun, bagi Zainab, firman Allah berada di atas derita pribadi. Abu Al Ash pun melepas Zainab justru karena ia amat mencintai istrinya itu.

Insya Allah kita lanjutkan besok kisahnya

📝Catatan Tambahan📝

Abu Al Ash Masuk Islam

Suatu ketika, kafilah dagang Abu Al Ash dicegat pasukan Muslim. Abu Al Ash memohon bantuan Zainab di Madinah. Saat itulah Abu Al Ash kemudian masuk Islam. Mereka dikaruniai seorang putra bernama Ali yang wafat ketika bayi dan seorang putri bernama Umamah.

Kisah ini diambil dari Buku Muhammad Teladanku