Surat Adh Dhuha


One Day One Sirah

78

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

Surat Adh Dhuha

Tiba-tiba, wahyu itu turun: “Demi waktu Dhuha (ketika matahari naik sepenggalah), dan demi malam apabila telah sunyi. Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu, dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang permulaan. Dan sungguh kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu sehingga engkau menjadi puas. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi(mu). Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan. Maka terhadap anak yatim, janganlah engkau berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah engkau menghardik(nya). Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur).”
(Q.S. Adh Dhuha, 93: 1-11)

Sahabat fillahku, rasa cemas dan takut di hati Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam kini hilang sudah. Betapa damainya firman Allah itu terasa di hati beliau. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam harus menjauhi setiap perbuatan mungkar dan membersihkan pakaian. Beliau harus mengajak orang mengingat Allah. Beliau harus tabah menghadapi gangguan, tidak boleh menolak orang yang meminta bantuan, dan berlaku lembut kepada anak yatim.

Allah juga mengingatkan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam yatim, lalu Allah melindunginya lewat asuhan kakeknya, Abdul Muthalib, dan pamannya, Abu Thalib. Dulu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam hidup miskin, lalu Allah memberinya kekayaan. Allah pula yang telah menyandingkan beliau dengan Bunda Khadijah, yang menjadi kawan semasa muda, kawan semasa beliau ber-tahannuts, kawan yang penuh cinta kasih, yang memberi nasihat dengan rasa kasih sayang. Allah telah mendapati Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam tidak tahu jalan, lalu diberi-Nya beliau petunjuk kenabian. Cukuplah semua itu. Hendaklah mulai sekarang, Rasulullah mengajak orang kepada kebenaran, sedapat mungkin, sekuat mungkin.

Lalu Allah mengajarkan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam ibadah yang pertama. Ibadah apakah itu?

Kita lanjutkan besok ya…. In syaa Allah

Kisah ini diambil dari Buku Muhammad Teladanku