Membangun Ka’bah


One Day One Sirah

61

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

Membangun Ka’bah

Sahabat fillahku, oleh Quraisy, pengerjaan Ka’bah dibagi menjadi empat bagian. Setiap kabilah masing masing mendapat satu sudut yang harus dirombak dan dibangun kembali. Pemugaran Ka’bah dimulai dengan memindahkan patung Hubal dan patung kecil lainnya. Setelah itu, pekerjaan dilanjutkan dengan membersihkan pelataran dan membongkar dinding serta fondasi. Muhammad ikut terlibat dalam pekerjaan yang berlangsung berhari-hari itu.

Ada sebuah batu fondasi berwarna hijau yang tidak bisa dibongkar dengan cara apa pun. Karena itu, batu itu mereka biarkan. Selanjutnya, didatangkanlah batu batu granit biru dari bukit sekitar. Sebuah bahan pencampur semen bernama bitumen yang didatangkan dari Syiria pun mulai digunakan. Pemugaran Ka’bah ini sebenarnya lebih menyerupai perbaikan hasil karya Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.

Pondasi Ka’bah ditinggikan sampai empat hasta ditambah satu jengkal atau sekitar dua meter. Ke dalamnya diuruk tanah menjadi lantai yang sulit dicapai air apabila banjir datang kembali. Bersamaan dengan itu, pintu di sisi timur laut pun diangkat setinggi pondasi. Dinding dinaikkan sampai 18 hasta. Saat itulah Ka’bah mulai diberi atap bekas kapal yang kandas itu. Sebuah tangga untuk naik turun juga disiapkan. Kini Ka’bah bebas dari banjir. Isinya terlindungi dari hujan, panas dan tangan jahil pencuri.

Pembangunan berjalan lancar sesuai dengan rencana sampai dinding tembok mencapai tinggi satu setengah meter dan tiba saatnya batu hitam, Hajar Aswad, ditempatkan kembali ke tempatnya semula di sudut timur. Karena ini merupakan upacara suci penuh kehormatan, berebut lah setiap kabilah untuk melaksanakannya. Kabilah Abdu Dar merasa lebih berhak daripada Kabilah lain sehingga kedua kelompok saling beradu mulut sampai suasana menjadi semakin panas.

Di tengah keadaan itu, muncul Abu Umayyah bin Al Mughirah. Ia adalah orang tua yang dihormati dan dipatuhi. Ia pun mengajukan sebuah usul yang disetujui oleh semua pihak, “Serahkanlah putusan ini di tangan orang yang pertama kali memasuki pintu Shafa.”

Orang orang pun menoleh dan menanti. Siapakah yang kiranya akan datang pertama sekali?

Nantikan besok ya…. In syaa Allah

🖋CATATAN TAMBAHAN🖋

Sifat Muhammad

Sahabat fillahku, Muhammad telah mendapat karunia Allah dengan pernikahan ini. Dari seorang pemuda miskin, Allah telah mengangkatnya menjadi laki-laki berkedudukan tinggi dengan harta yang mencukupi.

Kisah ini diambil dari Buku Muhammad Teladanku