Masa Depan Datang Dengan Sendirinya.


masalaluMasa Depan Datang Dengan Sendirinya.

Hari esok itu berasal dari dunia yang tidak terlihat -seperti “jembatan” yang belum kita seberangi- sampai ia muncul dihadapan kita. Banyak orang menangis karena mengira esok hari akan kelaparan. Dicengkeram rasa takut dan cemas, khawatir dunia kan kiamat setahun lagi.

Terperangkap pada khayalan masa depan dapat menggiring kita untuk mencintai dunia secara berlebihan, dan ini adalah suatu ketergantungan yang harus dihindari oleh orang beriman. Janganlah menjadi orang yang terobsesi dengan sesuatu yang akan terjadi nanti di dunia ini.

Siapa yang tahu apa yang akan terjadi esok hari ?. Hari esok belum tentu ada, dan yang akan terjadi pada esok hari itupun belum ada realitasnya pada hari ini. Bisa jadi esok hari “jembatan” impian kita itu justru runtuh sebelum kita mencapainya, atau bisa jadi juga berhasil kita seberangi dengan selamat. Janganlah tergesa-gesa dan terburu-buru untuk mendapatkan apa yang akan datang. Apakah kita kira sudah bijaksana jika memetik buah sebelum matang ?.

“Telah datang ketetapan Allah, maka janganlah kamu meminta disegerakan (datang)nya”. (An-Nahl:1).

Jadi mengapa kita harus repot dengan malapetaka di kemudian hari ?. Mengapa kita harus repot padahal kita sendiri tidak tahu apakah kita dapat bertemu dengan hari esok ?.

“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedangkan Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia-Nya”. (Al-Baqarah:268).

Karena kita disibukkan oleh yang kita kerjakan pada hari ini, maka tinggalkanlah hari esok. Biarkanlah ia datang dengan sendirinya.

“Sungguh luar biasa seorang Mukmin itu. Seluruh perkara dalam hidupnya bernilai positif. Apabila ia mendapatkan kemudahan, maka ia bersyukur. Itu positif (baik) baginya. Apabila ia ditimpa kesulitan, maka ia bersabar. Itupun positif (baik) baginya”. (Hadits).

Disadur dari : Biarkan Masa Depan Datang dengan Sendirinya. Cara hidup positif tanpa pernah sedih & frustasi. DON’T BE SAD.

  1. ‘Aidh Abdullah al-Qarni, MA.

Maghfirah Pustaka.