Dosa


Taubat 1DOSA

Dosa (Dzanb) ialah meninggalkan sesuatu yang diperintahkan-Nya atau mengerjakan sesuatu yang dilarang-Nya, baik itu berupa ucapan maupun perbuatan, baik yang tampak maupun yang tidak tampak.

Sesuatu yang harus diperhatikan dan sangat mengkhawatirkan ialah sebagian kaum muslimin meremehkan dosa, mereka tidak segan-segan melakukannya, berbuat maksiat kepada Allah SWT baik secra sembunyi-sembunyi maupun secara terang-terangan.

Dalam Islam, dikenal adanya dosa kecil (Shaghair) dan dosa besar (Kabair). Suatu dosa kecil dapat menjadi dosa besar apabila peluang untuk melakukannya sangat kecil dan tidak ada pendorongnya untuk melakukan dosa itu, meremehkan dosa yang telah dilakukannya, serta tidak memperdulikan rasa takutnya kepada Allah SWT. Sesudah itu dia akan mengajukan alasan ini dan itu, perintah Allah SWT diabaikan, tidak memperhatikannya dan perasaannya tidak tegerak oleh ancaman serta siksa Allah SWT. Setiap kali dosa dipandang besar oleh seorang hamba, maka dosa itu dianggap kecil disisi Allah SWT. Setiap kali dosa itu dianggap remeh oleh seorang hamaba, maka dosa itu menjadi besar disisi Allah SWT.

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman dalam sebuah Hadits Qudsi : “Demi ‘Izzah-Ku dan demi ke-Agungan-Ku, Aku tidak mengumpulkan dua rasa takut dan dua rasa aman pada seorang hamba-Ku. Bila ia merasa aman dari-Ku ketika didunia, maka Aku jadikan ia ketakutan pada hari Kiamat. Dan apabila ia takut kepada-Ku ketika didunia, maka Aku jadikan ia aman pada hari Kiamat. Dan Allah memperingatkanmu terhadap-Nya dan Allah Maha Pemurah kepada hamba-hamba-Nya”.

Abu Hurairah ra. mengatakan bahwasanya Rasulullah SAW, bersabda, : “Setiap ummatku akan mendapat ampunan, kecuali muhajirun ‘orang-orang yang melakukannya terang-terangan’ . Diantara yang terhitung muhajirun ialah apabila ada orang berbuat dosa di malam hari dan Allah SWT telah menutupinya, kemudian pada waktu pagi ia berkata, ‘Hai Fulan, tadi malam aku berbuat ini dan itu’. Allah SWT telah menutupi perbuatannya di malam hari, tetapi paginya ia membuka apa yang telah ditutup oleh Allah SWT”. (HR.Bukhari-Muslim).

Ibnu Abil-‘Izz Rahimahullah pernah berkata, ” Bila dosa besar diiringi dengan rasa malu, takut, dan perasaan berat menanggungnya akan menjadi ringan. Sedangkan dosa kecil yang tidak diiringi dengan sedikitpun rasa malu, tidak perduli, tidak takut dan meremehkannya, maka akan menjadi dosa besar”.

Asad bin Musa menyebutkan didalam kitab Az-Zuhd bahwa Abu Ayyub Al-Anshari pernah berkata, “Sungguh ada orang yang berbuat kebaikan, lalu ia percaya akan masuk surga karenanya. Sehingga ia melupakan dosa-dosa yang pernah ia lakukan. Akhirnya ia bertemu Allah SWT dalam keadaan dipenuhi dengan dosa-dosa itu. Sebaliknya, ada orang yang berbuat kesalahan, lalu terus menerus menyesalinya, sampai ia bertemu Allah SWT dalam keadaan bersih”.

Ibnu Mas’ud ra. pernah berkata, “Sesungguhnya orang Mukmin melihat dosa seperti ia berada di lereng gunung dan takut kalau-kalau gunung itu menimpanya. Sedangkan orang jahat melihat dosa seperti melihat seekor lalat yang hinggap dihidungnya. maka ia dengan mudah mengibaskannya begitu saja “.

Anas bin Malik ra. pernah berkata, “Sesungguhnya kalian sekarang melakukan perbuatan yang kalian lihat lebih kecil dari sehelai rambut, Tetapi pada zaman rasulullah SAW kami menganggapnya dosa besar yang membinasakan”.

Sekarang pada zaman ini, bahkan suatu perbuatan dosa sudah dianggap bukan sebagai perbuatan dosa, dengan jumawa kita berani berdalih kepada Allah SWT bahwa kriteria dosa haruslah mengikuti perkembangan zaman. Sesungguhnya segala pahala dan azab hanya dari sisi-Nya, dan ingatlah azab-Nya sungguh sangat pedih. Wallahualambisawab.

***

Kiriman Sahabat: Rifky Pradana