Kisah Sa’d As Sulami


bendera perangKisah Sa’d As Sulami

“Ya Rasulallah, apakah hitamnya kulit dan jeleknya wajahku dapat menghalangiku masuk surga ?” tanya seseorang kepada Rasulullah SAW.

“Tidak, selama ia yakin kepada Robbnya dan membenarkan Rasul dan risalah yang dibawanya.”

Kemudian orang itu berkata, “Demi Allah, sesungguhnya aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Engkau adalah hamba dan Rasul-Nya”, lalu ia melanjutkan “Namaku Sa’d As-Sulami, Delapan bulan sudah aku coba melamar wanita yang ada disekitar sini dan yang jauh dari sini, tetapi mereka semua menolakku, sebenarnya aku orang yang cukup terpandang dikabilahku bani Sulaim, tetapi karena aku keturunan berkulit hitam maka mereka menolakku.”

Rasulullah bertanya kepada orang itu “Apakah disini ada Amr bin Wahb dari bani Tsaqif ?” maka dijawab “Tidak ada,” Rasulullah bertanya pada orang itu, “Tahukah kamu rumah Amr bin Wahb ?”

Dijawab “Tahu ya Rasul,” Rasulullah berkata “Datanglah pada Amr bin Wahb, ia adalah orang yang baru masuk Islam dan memiliki putri yang pandai dan cantik, ketoklah pintunya dan berikan salam, dan katakan padanya bahwa Rasulullah ingin agar ia menikahkan kamu dengan putrinya”.

Maka dengan gembira berangkatlah Sa’d As-Sulami kerumah Amr bin Wahb, setelah memberi salam dan masuk maka ia berkata “Rasulullah memerintahkan aku menemuimu…”

Keluarga Amr bin Wahb amat senang dan berkata, “Ada gerangan apa Rasulullah mengutusmu kemari ?” dijawab, “Beliau memintamu untuk menikahkan aku dengan putrimu”.

Amr bin Wahb berkata :”Kamu pasti berdusta.”

Mendengar ucapan yang keras dari Amr bin Wahb, Sa’d pergi dengan wajah murung menemui Rasulullah. Sementara itu putri Amr bin Wahb yang mendengar percakapan tadi berkata pada Ayahnya; “Hai ayah, carilah selamat, carilah selamat ! jangan sampai Allah dan Rasul-nya murka dan kau akan dipermalukan dengan turunnya ayat dari langit tentang perbuatanmu ini, Jika Allah dan Rasul-nya rela aku menikah dengan orang itu maka akupun rela menikah dengannya.”

Amr bin Wahb segera pergi mengejar, dan segera menemui Rasulullah. Rasulullah berkata :”Inikah orang yang menolak perintah Rasul ?”

Amr bin Wahb berkata “Benar ya Rasul, tapi aku tidak mengetahui kalau ini adalah perintahmu, aku mengira ia berbohong, jika engkau menginginkan yang demikian, maka aku rela”.

Rasulullah berkata pada Sa’d As-Sulami,”Sekarang ia telah menerimamu, apa yang akan kamu berikan kepada putrinya sebagai mas kawin?”

Sa’d berkata, “Aku tidak memiliki apapun untuk dijadikan mas kawin”.

Rasulullah tersenyum dan berkata, “Pergilah pada beberapa orang Muhajirin, datanglah kepada Abdurrahman bin Auf, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Tholib” (Rodhiyallahu Anhum ajma’in).

Maka Sa’d datang kepada mereka semuanya, Abdurrahman bin Auf memberi bahkan dilebihkan, Utsman memberi serta melebihkan, Ali memberi bahkan melebihkan.

Sa’d telah mendapatkan ratusan dirham, ia pergi ke pasar untuk membeli mas kawin, tetapi mendadak terdengar seruan, ”Hai kuda-kuda Allah, bergeraklah” (maksudnya panggilan jihad).”

Sa’d menatap ke langit dan berkata, “Ya Allah, aku akan memenuhi panggilanmu.” Maka segera ia membeli Baji besi dan kuda serta tameng untuk berperang dan segera dikenakannya. Hingga wajahnya tidak terlihat kecuali hanya kedua matanya.

Ketika tiba didalam barisan, orang-orang saling bertanya tentang penunggang kuda ini, Ali berkata : “Mungkin ia datang dari Negeri Syam untuk mempelajari agamamu dan melindungimu”.

Dan ketika peperangan terjadi, Sa’d maju dengan bersemangat, ia bergerak dengan lincah, menghantam ke kiri dan ke kanan, hingga kudanya kelelahan. Ia pun turun dari kuda dan menyingsingkan lengannya, maka tampaklah tangannya yang hitam, Ali bertanya “Apakah kamu Sa’d As-Sulami ?” dijawab “Ya benar.”

Sa’d terus maju dan maju, hingga akhirnya ada yang berkata “Sa’d telah syahid.”

Rasulullah berjalan menuju jasad Sa’d As-Sulami, diletakkan kepalanya dipangkuan Beliau dan dibersihkannya dari debu dengan kain Beliau. Maka Rasulullah menangis dan tersenyum kemudian memalingkan muka. Ada yang bertanya, ”Ya Rasul, tadi aku lihat engkau menangis dan tersenyum, kemudian berpaling ?”.

Beliau menjawab; “Aku menangis karena rindu dengan Sa’d, Aku tersenyum karena ia sudah berada di tepian Telaga jernih yang tepiannya terbuat dari intan dan permata. Aku memalingkan wajah karena melihat bidadari berkumpul mendekatinya, sedang betisnya tersingkap.”

Usai peperangan, Sa’d telah gugur. Maka Rasulullah mengumpulkan semua milik Sa’d untuk diserahkan kepada putri Amr bin Wahb, seraya berkata : “Sesungguhnya Allah telah menikahkan Sa’d dengan wanita yang lebih baik dari putrimu.”

***

Dari Sahabat