Yang Diangkat Menjadi Pemimpin


quranYang Diangkat Menjadi Pemimpin

Sahabat Abi Hurairah meriwayatkan:

“Barang siapa mendengarkan bacaan ayat-ayat dari kitabullah (Al-Quran), maka dituliskan untuknya kebaikan yang berlipat ganda. Barang siapa membaca Al-Quran maka ayat-ayat itu akan menjadi cahaya penerang (petunjuk) baginya pada hari Kiamat nanti. ( HR Ahmad)

Sahabat Abu Hurairah pernah meriwayatkan bahwa Rasulullah pernah mengirim suatu utusan yang banyak bilangannya. Lalu beliau meminta kepada mereka agar membaca Al-Quran satu persatu. Kemudian beliau datangi yang paling muda lalu bertanya “Surat apakah yang engkau hafal ?”. Jawabnya, ” Aku hafal surat Al -Baqarah ya Rasulullah. ” Rasulullah bertanya lagi, “Benarkah engkau hafal surat Al-Baqarah?”, jawabnya: “Ya Rasulullah, saya menghafal betul-betul surat AL-Baqarah.” Lalu Rasulullah bersabda: ” Kalau begitu berangkatlah! Dan engkau yang menjadi pimpinan pasukan ini “(HR Tamidzi, termasuk hadith hasan).

Rasulullah telah memprioritaskan orang yang menghafal Al-Quran untuk diangkat menjadi pimpinan. Artinya, adalah orang yang alim Al-Quran, yang hafal dan menguasai isi Al-Quran tidak bakal tersesat dalam setiap melangkah dan kebijaksanaan yang diambilnya.

Ada salah seorang bangsawan dari kalangan sahabat berkata: “Ya Rasululaah, demi Allah. Sebenarnya tidak ada sesuatu yang menghalangiku untuk menghafal surat Al-Baqarah (mengahafal Al-Quran), hanya saja, aku kawatir kalau sampai tidak bisa mengamalkannya”. Lalu Rasulullah bersabda: “Pelajari dan bacalah Al-Quran! Sebab, perumpamaan Al-Quran bagi orang yang memperlajari, membaca dan mengamalkan- nya, adalah ibarat bejana yang berisi minyak wangi. Baunya merebak dan memendar wangi dimanapun ia berada. Sedang orang yang mempelajari Al-Quran, dan belum sempat mengamalkannya, ia terlena, adalah ibarat gereba (tempat air) milik tukang pandai besi (artinya tetap ada manfaatnya). (HR Tarmidzi).

Para ulama salaf, mengerti betul tentang nilai lebih (keutamaan) Al-Quran. Baik nilai lebih (keutamaan) disaat membaca maupun dikala mengamalkan isi kandungannya. Karena itu mereka, para ahli salaf. menjadikan Al-Quran sebagai sumber perundang-undangan, sumber hukum dalam menyelesaikan berbagai masalah.

Al-Quran adalah sebagai penyejuk hati ditengah gersangnya kehidupan, merupakan pelipur lara dan pemberi harapan akan kehidupan di akhirat kelak. Dan ini hanya dipahami bila kita amati oleh mata hati. Karena itulah Allah menjanjikan pahala kepada mereka didunia berupa kedudukan mulia, dan kedudukan luhur di akhirat kelak. Allahu ‘alam bisawab.

***

Disarikan dari “Wirid dan Doa”

oleh Dr Ridhwan Mohammad Ridhwan